Home / Romansa / KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI: Chapter 121 - Chapter 130

134 Chapters

Bab 124

KSIBP 124 Harun berjalan ke arah wanita yang didatangkan Tuan Yu dari sebuah pondok. Wanita salihah yang sempurna dengan sikap juga kepribadiannya. Bahkan, wanita ini tidak pernah berpacaran dan dekat dengan pria. Makanya Tuan Yu meminta Harun untuk segera membiarkan dia pergi kalau sifat buruk dalam dirinya sendiri muncul. Tuan Yu tidak mau Harun mengotori apalagi sampai menyakiti hati dan perasaan murid kesayangan dari keluarga gurunya. Wanita ini yang paling patuh dan mengajar sambil belajar juga. "Sudah lama menunggu?" tanya Harun. Dia berusaha untuk mengenal calon istrinya dengan lebih baik. Harun juga memang sengaja mengundangnya sendirian ke sini. Bukan karena ingin membuatnya tidak tenang, tapi Tuan Yu sudah memberitahu kalau di rumah Harun ada banyak orang, jadi mereka tidak akan berduaan. "Tidak begitu lama." Wanita itu menjawab dengan suara yang lembut. "Kau pasti tahu kalau saat ini aku belum siap menikah karena aku tidak ingin bahagia lebih awal dari istri pertama
Read more

Bab 125

KSIBP 125 "Kenapa kau ke sini? Aku tidak butuh dikunjungi oleh bocah tengik seperti dirimu?" Bapaknya Yasa menatap tajam ke arah Diko. Setelah tidak ada kabar selama dua bulan, Diko, Qiera, dan Yasa mengatur waktu untuk mengunjungi Pak Hasan. "Pak, berhenti bicara seperti itu!" Yasa ikut menampakkan dirinya. "Kenapa kalian datang bersamaan? Bukankah di sini aturannya hanya boleh satu orang saja yang jenguk?" tanya Pak Hasan tanpa rasa malu sedikit pun karena sudah memakai topeng di depan anaknya sendiri. "Ada aku. Apa yang tidak bisa terjadi, maka akan terjadi." Diko tersenyum bangga. "Sekarang kau boleh bangga, tapi lihatlah nanti. Aku akan melakukan hal yang lebih menyakitkan!" ancamnya. "Memangnya apa yang bisa anda lakukan lagi? Tidak ada. Jangan pernah berharap akan ada orang yang menolong karena anda terkena pasal perencanaan pembunuhan dan akan dipenjara seumur hidup," jelas Diko. Namun, Pak Hasan malah tertawa. "Lihat saja, aku akan keluar tidak lama lagi," ucapnya
Read more

Bab 126

KSIBP 126 Melihat kedua anaknya bermain dengan riang bersama para maid dan mamanya, Diko menatap Qiera lekat, dan membawanya ke kamar. "Sekarang kita sudah bisa bernapas lega, Sayang. Apa hadiah yang akan kamu berikan?" tanya Diko dengan tatapan menggoda. "Belum." Qiera melipat tangan di dada. "Aku tidak akan bahagia kalau Harun sudah punya pasangan sementara Mala belum menetapkan pilihan." Diko mengelus dadanya pelan. "Kenapa kamu lebih mengutamakan sahabat daripada suamimu sendiri?" tanyanya frustasi. "Karena di saat orang lain tidak ada di sampingku, dia yang selalu ada untukku. Katakan padaku, apa ada sahabat yang lebih baik daripada Mala?" tanyanya dan Diko hanya bisa memberikan pelukan terbaiknya. "Aku akan selalu ada di sini, di sisimu dalam suka ataupun duka. Kalau ada yang ingin kamu inginkan atau lakukan, jangan segan untuk mengatakannya langsung padaku." Diko berbisik pelan membuat wajah Qiera memerah. Qiera menjauhkan dirinya dari Diko. "Aku harus melihat anak-anak,
Read more

Bab 127

KSIBP 127 "Rasanya tenang kalau begini." Mala bersandar pada sofa besar di rumah Qiera. Berhubung Zayyan selalu ingin bertemu dengan Ziron dan Zihan, Mala terpaksa membawanya ke mari. "Iya. Kamu tenang saja, selama ada suamiku, insyaAllah semuanya akan baik-baik saja," ucap Qiera. Disatu sisi Diko merasa bahagia dengan perkataan istrinya, tapi di sisi lain dia merasa terancam karena takut jika nanti terjadi masalah baru, dan dia tidak bisa melakukan apapun. Diko pun bersandar di balik dinding kamarnya sambil mendengarkan percakapan istrinya dengan Mala. Mala memang sahabat Diko, tapi dengan Qiera, selama ini dia memang hanya memperhatikan dari jauh. Ada rasa yang tidak biasa ketika menatap bola matanya yang kecil seperti orang luar dan hidungnya yang mancung tapi tidak terlalu tinggi. Menurut Diko, Qiera adalah wanita yang sempurna. Baik dari sifat ataupun fisik. Melihat Qiera untuk pertama kalinya, dia langsung jatuh hati. Sayangnya Yasa malah menyia-nyiakan istri yang menurut
Read more

Bab 128

"Wah, itu adalah pilihan yang tepat. Sini masuk!" Kakeknya Diko langsung mengajak Harun dengan ramah. Diko hanya menggenggam tangan Qiera erat. Bahkan, dia tidak rela melepaskan tangan istrinya itu meski hanya untuk bersalaman dengan pihak keluarga yang lain. "Istrimu belum salaman sama Tante!" Seorang wanita dengan tangan penuh emas berbicara menyindir, tapi Diko malah tertawa kecil. "Istri saya tidak berhak bersalaman dengan orang yang dia tidak suka. Kalau mau disalami, mendekatlah ke sini." Diko melempar tatapan tajam ke arah adik dari ayahnya itu. "Kurang ajar!" Tante merasa tidak terima dan menghampiri Qiera dengan jelas minuman di tangannya, tapi ia batal melakukan hal memalukan yang ada di pikirannya ketika melihat Harun. "Wah, kamu juga datang?" tanyanya sok ramah. "Iya. Saya diundang oleh Diko dan Qiera, mereka memang sahabat yang paling baik juga peduli sama saya," ucap Harun penuh penekanan karena dia juga tidak mau Qiera selalu diganggu dan dianggap rendah oleh kelu
Read more

129

Hari pertama yang datang ke rumah Harun adalah adik ayahnya Leo. Wanita yang disebut Tante dan mengatakan kebenciannya terus terang kepada Qiera. Wanita itu datang dengan penampilan yang cetar membahana. Sungguh jauh daripada penampilan sebelumnya atau penampilan yang disukai Harun. Bahkan bertolak belakang. "Kamu yakin suka wanita seperti itu?" bisik kepala maid yang selama ini selalu ada di sampingnya sudah seperti keluarga. "Mana ada. Aku hanya ingin menjadikan dia sebagai alat saja." Harun menjawab cepat. Sekarang dia hanya memperhatikan wanita itu dari jauh, tapi perutnya sudah terasa mual, dan ingin muntah. "Terus apa yang harus kita perintahkan padanya?" tanya kepala maid dan saat ini tidak memakai pakaian pekerja, karena menyamar sebagai saudaranya Harun. "Pinta dia memasak, sama seperti yang aku perintahkan pada Mala dulu. Lalu, minta dia untuk mengantarkan makanan untuk Laras. Aku sungguh tidak sabar ingin segera tahu apa yang akan terjadi kalau mereka berdua bertemu
Read more

Bab 130

Setelah mendapatkan penjelasan dari Diko, Qiera segera meminta pamannya itu untuk datang ke rumah. "Ada apa? Sepertinya ada yang penting." Om Dion memasang wajah datar. "Aku ada informasi penting yang harus Om ketahui." Qiera mulai meluruskan duduknya. Sementara Diko hanya melihat tingkah istrinya dari jauh. Dia sudah tahu kalau Qiera akan memanggil pamannya ke sini. "Apa itu?" Om Dion masih bertanya dengan wajah datarnya. "Tentang Mala." Wajah datar itu langsung berubah lesu ketika mendengar nama yang selalu dia rindukan. Sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Kini Qiera yang terdiam. Dia ingin mengulur waktu agar wajah Om Dion tidak ditekuk seperti itu lagi. "Apa yang ingin dibicarakan tentang dia?" Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Om Dion bertanah karena sudah tidak sabar untuk mendengarkan kabar yang akan diceritakan keponakannya itu. "Coba Om tebak aku akan bicara apa." Qiera malah mengajaknya bermain-main. "Ayolah, Qiera, ada banyak hal yang harus aku kerjakan.
Read more

Bab 131

KSIBP 131 Laras tidak berhenti berteriak semenjak di rumah itu ada tantenya Diko. Awalnya Harun tidak setuju jika perempuan yang usianya lebih tua tiga tahun darinya itu menginap, tapi ketika mengingat Laras mulai kehilangan kendali, dia mendadak setuju. "Usir wanita itu dari rumah ini, hanya aku yang pantas menjadi istrinya Harun, dan hanya aku yang boleh ada di dalam hatinya!" teriak Laras tidak terima dan hal ini membuat kepala penjaga semakin bahagia. "Kalau kau tidak rela ada wanita lain di rumah ini, maka kau harus menjadi kuat!" Kepala penjaga mulai melancarkan aksinya. "Kuat?" Laras terdiam. "Iya. Kau harus makan setiap makanan yang dia berikan agar punya tenaga untuk membalasnya. Kemungkinan besar dia akan tinggal di rumah ini dalam waktu yang lama. Jadi, kalau kamu tidak mau kalah, kamu harus lebih unggul," jelas kepala penjaga yang sedang berusaha menjadi kompor. Harun memang hanya ingin Laras merasakan apa yang Mala rasakan dulu. Dalam artian dia ingin Laras diperlak
Read more

Bab 132

KSIBP 132 "Kenapa tadi kamu begitu cemburu?" tanya Mama Diko heran ketika sang anak memang sengaja menemuinya. "Bukankah seorang suami memang harus punya cemburu ketika istrinya ditatap oleh wanita lain?" Diko malah kembali memberikan pertanyaan. Sang mama menghela napas panjang. Sungguh tidak menyangka anaknya menjadi pencemburu semenjak menikah, terutama dengan wanita yang dari dulu sudah diinginkannya. "Iya, Mama paham." "Kalau paham, kenapa Mama banyak bertanya?" Diko mengerutkan keningnya. "Aku ke sini untuk membicarakan beberapa hal penting. Lagi pula dia sudah banyak aku bantu, masa iya masih berani menatap istriku." Kecemburuan Diko ternyata belum reda sampai membuat mamanya angkat tangan. "Kamu ke sini mau dibujuk Mama atau sedang cari perhatian istrimu?" tanyanya heran. "Tentu saja untuk mengabarkan kalau anakmu ini sangat hebat. Semua rencana berada di bawah kendaliku," ucap Diki mulai bangga diri. "Alhamdulillah. Jangan lupa bersyukur untuk setiap kejadian karena
Read more

Bab 133

KSIBP 133 "Aku serius. Dia kenapa tidak pernah cemburu ketika aku sibuk dengan karyawan wanita, kenapa juga dia tidak pernah menelepon ketika aku sedang di kantor? Padahal, selama ini aku selalu menunggunya," jelas Diko panjang lebar. Diko ingin seperti beberapa karyawannya yang selalu diperhatikan oleh istri. Menelepon ketika makan siang atau mengantarkan bekal. Pak Malik menatapnya datar. "Serius kau datang hanya untuk mengatakan ini?" "Tentu saja. Memangnya apa lagi? Bagiku masalah ini lebih penting daripada apapun. Aku bisa menyelesaikan semua masalah dengan mudah, kecuali ini." Diko merespon cepat. Pak Malik berusaha menahan tawanya, lalu menceritakan bagaimana sifat istrinya. Qiera sama seperti mamanya yang terlihat seolah tidak peduli dengan apa yang dilakukan suami, padahal aslinya dia gelisah setengah mati. Namun, dia tidak berani melakukan hal-hal yang ada di pikirannya karena takut mengganggu pekerjaan Diko. "Padahal, aku suka diganggu." Diko kembali mengacak rambutny
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status