Mei menunggu sajian makanan di sebuah restoran padang yang biasa dia kunjungi dengan Maryam. Sambil menunggu, Mei pun menelepon Juna. Setelah menanti beberapa saat, akhirnya Juna mengangkat teleponnya. “Halo, Jun? Lagi ngapain?” sapa Mei dengan senyum terkembang.“Halo,” Juna tertawa lirih, “lagi meeting.”“Ups, sorry. Oke, gue tutup, ntar gue telepon lagi. Bye, Sayang. I love you,” bisik Mei sebelum menutup teleponnya, tak ingin mengganggu Juna yang sedang bekerja.“Kak Mei?”Mei terkejut melihat Aden.“Eh, halo, Den. Sudah makan atau belum?”“Saya baru aja masuk terus ngeliat Kakak di sini. Tumben sendirian?”“Yuk, makan bareng aja. Kamu sendirian?”Aden mengangguk dan duduk di depan Mei. Tentu saja dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini.“Kebetulan saya habis ada pemotretan di satu event, terus lapar. Tadi nggak pengen makan, ternyata sekarang lapar juga, terus mampir ke sini. Restoran padang yang ini memang paling enak, Kak.”“Kamu biasa makan di sini?”“Lumayan, Kak.”Restoran pad
Baca selengkapnya