“Ngapain lu cengar-cengir gitu, Jon? Lagi senang, lu?” tegur Maryam saat berpapasan dengan rekan kerjanya di teras samping. Maryam baru saja memarkir mobil. Jonathan bersul-siul seraya memutar-mutar sesuatu di tangannya. “Porche, dari Bos,” sahutnya sambil memainkan alis matanya naik-turun. Lalu memencet kunci remote di tangannya dan sebuah sedan silver menyala dan berkedip-kedip di garasi sana. Maryam terbelalak. “Ah, gila! Jojooon!” panggilnya dengan kepala berdenyut-denyut frustrasi, jiwa iri-dengkinya meronta-ronta melihat keberuntungan Jonathan, rekannya sesama asisten pribadi. Jonathan melambaikan tangan kepada Maryam seraya memasuki sedan mewah itu, menghidupkan mesin, lalu meninggalkan garasi. Sukses membuat Maryam cemberut. “Hmm padahal kan si bos lagi ‘kambuh’, biasanya bakal bikin orang-orang sekitarnya ketiban apes, tapi kok Jojon malah ketiban Porche sih? Ada apaan, ya?” guman Maryam sambil berpikir keras. Bosnya memang aneh, absurd, dan sulit ditebak. Baru juga Maryam
Read more