Home / Romansa / Menikahi Mantan Pacar Teman / 106. Tak Semudah Angan-Angan

Share

106. Tak Semudah Angan-Angan

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2022-10-07 00:40:41
Dokter mengizinkan Juna pulang setelah hampir sebulan menjalani perawatan di rumah sakit. Namun dokter Joe mewanti-wanti agar Juna tetap rutin melakukan kontrol berkala dan terapi fisik untuk mengembalikan fungsi otot dan alat geraknya yang sementara ini masih lumpuh akibat dislokasi dan fraktur tulang kaki.

“Welcome home, Jun.” Mei berkata sambil mendorong kursi roda Juna memasuki rumah mereka yang luas.

Bersamaan dengan itu suara terompet yang ditiup beramai-ramai oleh para pekerja rumah saling bersahutan seperti suasana tahun baru, menyambut sang tuan yang telah kembali pulang. “Selamat datang, Mas Juna ...!” Teriak mereka semua sambil bertepuk tangan meriah. Senyum hangat mewarnai wajah mereka, menatap haru dan rindu kepada sang majikan.

“Semoga lekas sembuh ya, Mas Juna, kami semua siap melayani Anda,” ucap seorang kepala pelayan sambil memberikan sebuah karangan bunga.

Juna tersenyum menerimanya. “Siap melayani Anda, udah kayak polisi aja lu pada,” selorohnya, kemudian Juna m
Indy Shinta

Terima kasih atas dukungan dan VOTE untuk novel ini :) Enjoy reading ....

| 1
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   107. Gengsinya Mana Tahan

    Juna terbangun di tengah malam karena merasakan tekanan di kandung kemihnya alias kebelet pipis. Pria itu menggigit bibir sambil menggeser kakinya yang berat dan kaku dengan susah payah, menahan linu dan nyeri yang merambat. Juna menggunakan otot tangan untuk menumpu tubuhnya. Dia lelaki, tubuhnya gagah atletis, tangannya berotot, pantang takluk oleh kondisi. Pelan-pelan Juna bergerak, sehati-hati mungkin agar tak membangunkan Mei yang sedang terlelap. Juna menghela napas lega karena berhasil menapakkan kakinya ke lantai. Tangannya kemudian menggapai kursi roda. Ditariknya pelan-pelan. Inilah bagian yang tersulit, memindahkan bokongnya ke kursi roda. Sial! Juna melirik Mei, tangannya terulur ingin membangunkan dan minta bantuan. Namun, tiba-tiba saja egonya memprovokasi, ‘Come on, Jun, you are a man!’ ‘I can do it.’ Juna membatin, meniupkan rasa optimis. Juna menggapai lagi kursi rodanya, dan mengangkat tubuhnya sebisa mungkin, sehati-hati mungkin, dan Juna tersenyum saat dia berhas

    Last Updated : 2022-10-07
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   108. Dosa Tak Terungkap

    Mei mengajak Anna menemui Utomo. Kedua orang itupun lekas terlibat perbincangan yang akrab dan juga hangat. Anna tampak luwes dan percaya diri menghadapi Utomo, dan Utomo pun tampak menyayangi Anna. “Maaf, saya tinggal sebentar, saya mau menemui dulu terapis Juna.” Mei berpamitan, memberi kesempatan Utomo dan Anna berbincang hangat. Lalu menuju tempat Juna menjalani terapi fisiknya bersama sang terapis. Mei bersedekap memandangi Juna yang sedang gigih menjalani terapi fisiknya. Dia bisa melihat tekad yang luar biasa dalam diri Juna untuk sembuh. Tekad yang dibungkus ego yang tak kalah tingginya, hingga Juna menganggap perhatian Mei kepadanya sebagai rasa kasihan, dan Juna jenis pria yang pantang dikasihani, terutama oleh Mei, padahal Mei istrinya sendiri. “Bagaimana kemajuannya, Pak?” tanya Mei kepada terapis saat sesi terapi Juna sudah selesai. “Sangat bagus, Bu. Saya lihat ini hasil rontgent tulangnya juga jadi semakin baik. Semangat, Pak Juna! Oya, apa masih ada keluhan linu di

    Last Updated : 2022-10-08
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   109. I Love Her

    Seharian ini Mei disibukkan dengan kegiatan yayasan Pelita Bangsa. Sebagai ketua umum, Mei harus sanggup menjalankan visi dan misi yayasan sesuai anggaran dasar. Sudah menjadi tugasnya mengkoordinasikan program kerja yayasan baik perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun pertanggungjawaban. Mei juga mendelegasikan pengurus harian untuk melakukan hubungan dengan pihak-pihak di luar yayasan, terkait pengganti program beasiswa atlet daerah yang sempat bermasalah beberapa waktu lalu. Kemudian mendengarkan laporan dari mereka dan mendiskusikan beberapa kendala dan masalah. Kesibukan membuat Mei melupakan jadwal makan siang, dia bahkan lupa menelepon Juna dan menanyai kabarnya. Mei buru-buru menelepon begitu teringat suaminya, tetapi sepertinya Juna sedang menerima telepon lain sehingga telepon dari Mei tak juga tersambung. “Kayaknya elu lagi euforia bisa balik ngantor lagi, Jun, makanya semua kerjaan mau elu embat. Dari tadi ditelepon sibuk melulu,” gumam Mei sambil beralih menelepon Mary

    Last Updated : 2022-10-09
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   110. Modus di Tengah Insiden

    Mei menunggu sajian makanan di sebuah restoran padang yang biasa dia kunjungi dengan Maryam. Sambil menunggu, Mei pun menelepon Juna. Setelah menanti beberapa saat, akhirnya Juna mengangkat teleponnya. “Halo, Jun? Lagi ngapain?” sapa Mei dengan senyum terkembang.“Halo,” Juna tertawa lirih, “lagi meeting.”“Ups, sorry. Oke, gue tutup, ntar gue telepon lagi. Bye, Sayang. I love you,” bisik Mei sebelum menutup teleponnya, tak ingin mengganggu Juna yang sedang bekerja.“Kak Mei?”Mei terkejut melihat Aden.“Eh, halo, Den. Sudah makan atau belum?”“Saya baru aja masuk terus ngeliat Kakak di sini. Tumben sendirian?”“Yuk, makan bareng aja. Kamu sendirian?”Aden mengangguk dan duduk di depan Mei. Tentu saja dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini.“Kebetulan saya habis ada pemotretan di satu event, terus lapar. Tadi nggak pengen makan, ternyata sekarang lapar juga, terus mampir ke sini. Restoran padang yang ini memang paling enak, Kak.”“Kamu biasa makan di sini?”“Lumayan, Kak.”Restoran pad

    Last Updated : 2022-10-09
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   111. Just Crying

    Dilla tak henti-hentinya berterima kasih kepada Mei yang telah mendanai acara peringatan 100 hari kematian suaminya. Baik sekali keponakannya ini, padahal jelas-jelas Danu sudah mengaku kalau telah menjadi dalang kesengsaraan hidup orangtua Mei di masa lalu, bahkan Mei juga ikut-ikutan sengsara karenanya. Bahkan Mei kini rutin menyantuninya setiap bulan, sehingga Dilla tak mencemaskan lagi kebutuhan dapurnya. “Sudahlah. Semuanya terjadi atas kehendak Tuhan, Tan. Kebetulan terjadinya lewat Om Danu, kalaupun bukan karena Om Danu, mungkin papi bangkrutnya lewat orang lain, karena skenario kehidupan papi memang harus seperti itu.” Dilla membelai wajah Mei dengan kelembutan seorang ibu, dengan sebelah tangannya yang tidak lumpuh, matanya berkaca-kaca haru menatap kebesaran hati keponakannya ini. “Tante doakan kamu menjalani hidupmu yang sekarang ini dengan banyak kebahagiaan, Mei,” doanya mengalir tulus. Mei tersenyum, dia memang bahagia telah memiliki Juna dalam hidupnya. Pria itu tetap

    Last Updated : 2022-10-10
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   112. You're Mine!

    Mei memejamkan mata dan pura-pura sudah tidur saat mendengar suara langkah Juna dan kruknya memasuki kamar. Biasanya dia akan melompat dari kasur dan menyambut suaminya itu dengan senyum terbaik yang dimilikinya. Tapi sekarang, hatinya masih diremas sakit. Bisa-bisanya Juna membohonginya sedang meeting tapi malah dinner dengan Raya, dan parahnya Mei justru mengetahui hal itu dari instastory Raya yang tampak bangga bisa mengulangi kencan mesranya dengan Juna, padahal mereka sama-sama sudah menikah! Juna tak sengaja menjatuhkan kruknya. Mei menahan kaget sambil mengintip Juna yang sedang susah payah mengambil kruknya yang tergeletak di lantai. Hatinya tak tega ingin menolong, tetapi di sisi lain dia juga marah. Mei mengepalkan tangan, perang batin antara ingin menolong atau membiarkannya saja sebagai pelajaran. “Ahh, sompret ..., elu tuh ye, baru jadi benda mati, baru jadi kruk aja udah sombong ngerjain gue malam-malam gini. Gue capek tau nggak sih ... wahai elu si tuan kruk yang aroga

    Last Updated : 2022-10-10
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   113. Lelah

    Jika pada saat ini kamar Mei dan Juna tengah diselimuti atmosfer yang sarat romantika, berbanding terbalik dengan suasana di dalam kamar milik Raya dan Kevin yang terasa muram. Kevin sudah lebih dulu sampai di rumah. Bahkan sudah memakai piyama tidur dan merebahkan dirinya di kasur, tetapi Raya belum kunjung pulang. Kevin sudah berkali-kali menelepon, tetapi istrinya itu justru menolak panggilannya. “Apa-apaan sih?” Kevin menggumam dongkol. Raya semakin keterlaluan saja, makin tak menghargai dirinya sebagai suami. Pergi tanpa izin, kapan pulang juga sesuka hatinya sendiri. Bukan sekali-dua kali saja Raya menginap berhari-hari di rumah orangtuanya tanpa pamit, tapi dijemput pulang malah merajuk, mengatasnamakan kehamilannya. “Aku nggak bisa tidur kalau di kamar kita. Daripada aku insomnia dan nggak bagus buat perkembangan kandunganku, biarin aku menginap di sini beberapa hari lagi,” rengek Raya di depan orangtuanya, membuat Nila ikut-ikutan mencegah Kevin membawa anaknya pulang, bukan

    Last Updated : 2022-10-11
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   114. I Love Your Daughter

    Genap tujuh bulan pasca operasinya yang lalu, tulang yang patah di area kaki Juna telah menyatu dengan baik sehingga pelepasan pen bisa dilakukan. Setelah pelepasan pen itu Juna tetap melatih otot-otot kakinya yang masih kaku agar kembali normal, dibawah pengawasan terapis dari rumah sakit yang biasa melatihnya, ditambah asupan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya selama proses pemulihan membuat kondisi kaki Juna semakin lama semakin membaik. “Untuk sementara hindari dulu aktivitas berlebih atau angkat beban berlebihan pada area yang patah ini ya, Pak.” Terapis Juna tak pernah bosan mengingatkan pasien yang rajin dilatihnya ini. “Siap, Pak.” Juna mengangguk penuh janji, dia juga ingin cepat sembuh dan kembali gagah seperti dulu tanpa membawa-bawa tongkat besi yang membuatnya jadi seperti kakek-kakek saja, bahkan Opa Tomo saja masih gagah dan tak memakai tongkat di usianya yang sudah 79 tahun. Mei dan Juna mengantar terapis Juna sampai teras rumah. Keduanya melambaik

    Last Updated : 2022-10-12

Latest chapter

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status