Share

111. Just Crying

Dilla tak henti-hentinya berterima kasih kepada Mei yang telah mendanai acara peringatan 100 hari kematian suaminya. Baik sekali keponakannya ini, padahal jelas-jelas Danu sudah mengaku kalau telah menjadi dalang kesengsaraan hidup orangtua Mei di masa lalu, bahkan Mei juga ikut-ikutan sengsara karenanya. Bahkan Mei kini rutin menyantuninya setiap bulan, sehingga Dilla tak mencemaskan lagi kebutuhan dapurnya.

“Sudahlah. Semuanya terjadi atas kehendak Tuhan, Tan. Kebetulan terjadinya lewat Om Danu, kalaupun bukan karena Om Danu, mungkin papi bangkrutnya lewat orang lain, karena skenario kehidupan papi memang harus seperti itu.”

Dilla membelai wajah Mei dengan kelembutan seorang ibu, dengan sebelah tangannya yang tidak lumpuh, matanya berkaca-kaca haru menatap kebesaran hati keponakannya ini. “Tante doakan kamu menjalani hidupmu yang sekarang ini dengan banyak kebahagiaan, Mei,” doanya mengalir tulus.

Mei tersenyum, dia memang bahagia telah memiliki Juna dalam hidupnya. Pria itu tetap
Indy Shinta

Terima kasih atas dukungan dan VOTE untuk novel ini. Happy reading ....

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status