Seminggu telah berlalu. Ucapan Rossi ternyata tidak main-main. Kasus tabrak lari yang menimpa Darren ia laporkan kepada pihak berwenang dan menyerahkan semua kepada kuasa hukumnya. "Ge, kita sarapan, Nak," ajak Rossi sambil mengetuk pintu kamar Darren.Hening. Tidak ada jawaban dari Darren. Lagi, Rossi memanggil dan mengetuk pintu. Hasilnya nihil. Tidak ada jawaban dari dalam. Rossi memegang tuas pintu dan mendorongnya. Beruntung, Darren tidak menguncinya dan dengan leluasa Rossi bisa masuk. "Loh, belum bangun ternyata," gumamnya sambil menghampiri. "Ge, bang-" Rossi tidak melanjutkan ucapannya karena tangannya merasakan panas saat memegang tangan Darren. "Astaga! Kamu demam, Nak?"Tampak keringat di kening Darren. Samar terdengar Darren menyebut nama Thalita. Rossi menepuk pelan pipi sang putra. "Ge, bangun, Nak."Tanpa sadar, Darren menggenggam tangan Rossi. "Thalita, jangan tinggalin Kakak."Rossi menghela napas dan terus mencoba membangunkan Darren. Tidak berselang lama, a
Baca selengkapnya