Semua menu sarapan akhirnya berhasil terhidang. Olivia bergegas menyendok nasi, serta lauk-pauk untuk Bagas, kemudian ia simpan di atas nampan. "Bagas, buka pintunya!" seru Olivia. Tidak berselang lama, Bagas membuka pintu. "Kenapa gak sama pembantu aja, sih, Mi?"Olivia masuk, kemudian menyimpan nampan itu di atas meja. "Di sini tidak ada pembantu. Kalau pun kamu sehat, tidak akan Mami bawakan meskipun kamu merengek minta diantar ke kamar!""Makanlah," lanjutnya. "Ck! Suapinlah, Mi. Tangan Bagas'kan lagi sakit.""Tangan kananmu, kan, bisa, Gas!""Lagi maen HP!"Olivia melotot. "Simpan dulu! Dan makanlah!"Bagas melempar ponselnya ke atas kasur. Laki-laki itu merasa sikap sang Mami berubah total."Mami kenapa, sih? Gak suka Bagas di sini?""Biasa saja! Habiskan sarapannya dan jangan lupa obatnya diminum. Mami mau siap-siap ke kantor."Olivia meninggalkan kamar Bagas. Akan tetapi, baru saja akan menutup pintu, wanita paruh baya itu berbalik dan kembali menghampiri Bagas. "Mami mau
Baca selengkapnya