Pagi hari saat sarapan, Audrey memandangi putrinya yang begitu lahap memakan masakannya, walaupun sederhana. "Enak, Sayang?" tanya Audrey."Iya, enak banget, Ma!" sahut Dianti, antusias.Mamanya tersenyum. "Nambah, dong, kalau gitu."Dianti menggeleng. "Enggak, Ma. Udah kenyang.""Minum susu dulu, kalau nggak nambah," saran Edwin, yang sedang memakai kaus kaki dan sepatu, karena tadi sarapan terlebih dahulu, saat putrinya sedang mandi."Iya, Pa."Beberapa detik kemudian, Dianti selesai minum. Ratmi datang, lalu mengambil piring kotor untuk dicuci di wastafel.Audrey merasa tak nyaman, lalu melirik ke arah suaminya. "Nak, tolong kamu tunggu Papa di depan dulu, ya? Baca-baca buku cerita yang ada di meja pojok ruang tamu. Mama mau bicara masalah penting dulu sama Papa.""Oh. Masalah orang dewasa, ya, Ma? Oke! Tadi malam juga lupa belum dibacakan dongeng sama Mama. Hehe," jawab Dianti, mengembangkan senyum."Maaf, Mama lupa, Sayang." Audrey mengelus rambut anaknya dengan lembut.Dianti me
Last Updated : 2023-01-23 Read more