All Chapters of DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT: Chapter 21 - Chapter 30

263 Chapters

Bab 21

“Iya, Bu Badru. Ini saya, Bu Mae. Ada gamis yang bagus, ga?” tanyaku.“Gamis? Oh, ada. Kebetulan saya baru pulang dari Pasar Baru ini. Stok masih baru semua belum ada yang nyentuh. Bu Mae mau?” tawarnya.Iyes! Bagus.“Ya sudah, saya ke sana sekarang ya, Bu.”Klik. Aku menutup telepon tanpa menunggu dia menjawab.Sambil mengendap-endap, aku ke rumahnya Bu Badru yang tak begitu jauh dari rumahku. Hanya 100 meter. Demi gamis baru, harus berjuang walaupun hari lagi panas-panasnya.“Samlikum, Bu Badru.” AKu mengetuk pintunya sambil larak-lirik ke kiri dan ke kanan takut ada yang melihat. Tak lama pintu terbuka dan menunjukan wajah Bu Badru yang masih keringetan.“Ayo masuk Bu Mae. Saya baru aja pulang belanja stok,” katanya. Aku mengangguk dan segera masuk.“Pintunya tutup aja Bu Badru, biar gak silau.” AKu beralasan, paadahal takut ada yang mergoki. Wanita bertubuh gempal itu menuruti keinginanku.Wah, ternyata memang benar. Ada banyak baju baru di tas besar dagangannya Bu BAdru. Aku lang
Read more

Bab 22

“Eh, Bu Badru, enak aja kalau ngomong. Kamu salah lihat, kali, atau lupa. Kapan aku ambil baju dari kamu?” ibunya Mas Agus langsung marah saat ditegur oleh ibu-ibu yang disebut Bu Badru. Namun, Bu Badru tak mau kalah. Dia semakin berani menarik baju yang sedang dikenakan oleh mantan ibu mertuaku.“Salah lihat? Lupa? Apanya yang lupa? Bu Mae, kan, baru tadi siang datang ke rumah saya buat ngambil baju. Nggak mau pake DP. Mana langsung dipake segala. Nggak malu apa? Bilangnya aja banyak duit, buat uang DP aja kagak sanggup.” Bu Badru mendongak dengan wajah menantang.Aku dan dr.Radit salling melempar pandang. Aneh rasanya di hajatan orang mereka malah bertengkar. Dan kini mereka malah saling menarik jilbab masing-masing. Bu Mae mendorong kuat tubuh Bu Badru yang gempal hingga mau terjengkang. Namun, Bu Badru mempertahankan keseimbangannya dengan memegang pada baju Bu Mae. Kain brokat itu rupanya tidak kuat menahan beban tubuh Bu Badru yang besar hingga ….Sreettt.Baju yang sedang mer
Read more

Bab 23

“Emmh, sebenernya, sih, saya nggak berani. Tapi … buat Bu Mae saya tawar 2 juta setengah. Gimana?” tawarnya lagi.Waah, lumayan ini bisa naik 500 ribu. “Ok, lah. DP-in dulu sini, 500 ribu. Nanti saya bawa burungnya ke sini.” Aku berbisik lagi.“Ok.” Pak Didi merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet yang tebal. Wuiihh, terlihat deretan duit merah berjejal di sana. Keren juga Pak Didi, nggak kayak suamiku yang ngasih duit jarang-jarang.Aku bergegas pulang setelah mendapat lima lembar berwarna merah dari Pak Didi. Saat tiba di rumah, ternyata burung itu sedang siap-siap dimasukan ke dalam rumah oleh suamiku.“Jam segini masih saja ngurusin burung. Si Minul aja dimandiin, yang punyanya masih dekil,” sindirku. Suamiku langsung menoleh.“Kenapa bajumu sobek begitu, Bu?” tanyanya heran.“Digigit anjing gila,” jawabku ketus. “Udah sana, mandi. Kagak usah ngurusin aku.” Aku mengusirnya.“Iya, bentar, masukin dulu si Minul,” katanya.“Halah, ntar aja. Aku pengen lihat secantik apa si Min
Read more

Bab 24

POV Maemunah“Bu, Bu.” Terdengar suara Mas Undang sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. Emangnya aku kenapa tadi?Aku mengerjapkan mata sambil mengingat-ingat kejadian sebelum pingsan.Si Minul. Astaga. Aku berasa pengen kembali pingsan tapi tidak bisa. Pokoknya aku harus ambil lagi itu burung, bagaimanapun caranya. Enak saja si Pak Didi beli burung itu dengan setengah harga. Pantesan dia ijo saat aku bilang si Minul mau dijual.“Ibu kenapa pingsan segala?” tanya Mas Undang. Harus jawab apa coba?“Aku … aku kaget waktu kamu bilang soal harganya si Minul, sementara dia sudah hilang,” jawabku setengah berbohong.Mas Undang mengambilkanku segelas air dan aku langsung menghabiskannya. Haus juga tadi abis makan Lemonilo belum minum, langsung pingsan.Pokoknya aku harus menyusun rencana agar si Minul balik lagi ke tanganku. Apapun caranya. Malam ini, aku mau ambil lagi itu si Minul. Soal uangnya, nanti saja aku balikin kalau si Minul udah beneran laku 5 juta. Atau … aku bikin aja drama seol
Read more

Bab 25

“Bu, usahakan biar aku secepatnya keluar dari sini. Nggak enak banget hidup di penjara,” katanya terdengar marah.“Ya, mau keluarin kamu pake apa? Ibu udah gak punya duit. Perhiasan juga habis.”“Jual apa, kek. Bapak, kan, masih ada tanah di belakang rumah. Jual aja itu,” katanya dengan enteng.“Kenapa kamu nggak jual mobil atau rumah kamu aja, Gus?”“Rumah yang mana? Selama ini, kan, aku cuman ngontrak. Mobil juga masih cicilan. Gimana mau dijual?” ungkapnya kesal.“Pokoknya, aku minta Ibu sama Bapak keluarkan aku secepatnya dari sini!” Agus berteriak sebelum sambungan telepon akhirnya ditutup.Gus … Gus, ada-ada aja hidupmu itu, Gus. Bukannya bikin bangga orangtua, ini malah bikin malu.**POV Yasmin.Aku melirik pada dr.Radit setelah wanita itu pergi. Apa benar yang dia katakan jika dr.Radit meninggalkannya dalam keadaan hamil? Sulit rasanya untuk percaya, mengingat dia begitu baik padaku selama ini.Ataukah karena ada satu hal yang membuat mereka tidak bisa menikah? Lalu, haruska
Read more

Bab 26

POV Vira“Bagus ya pemandangannya. Pasti cocok untuk berbulan madu nanti,” bisik Adit yang memelukku dari belakang. Aku ikut acara yang diadakan oleh teman-temannya Adit. Mereka menyewa vila di Bali. Pemandangannya indah, dengan kolam renang yang seperti berada di lereng bukit dengan pemandangan hutan yang hijau.“Nanti malam mereka mau ngadain acara api ungun di tepi pantai sambil barbeque-an,” katanya lagi. Aku menjawab dengan gumaman.“Hidup di kampung itu senyaman ini. Udaranya sejuk dan masih segar. Cocok untuk hidup di masa tua nanti dengan anak-anak kita.” Dia kembali berceloteh. Aku tahu ke mana arah pembicaraannya itu. Merayuku agar mau pindah ke kampungnya.“Aku kira kamu ngajak aku pindah ke Bali,” sindirku sambil tertawa kecil. Dia pun ikut tertawa.“Aku punya sebuah mimpi di masa depan. Membuat sebuah klinik di desa, membawamu ke sana dan kita hidup dengan ibuku dan anak-anak kita.”“Tak bisakah kau tidak menyangkutpautkan ibumu dengan masa depan kita?” potongku cepat.
Read more

Bab 27

“Hamil? Hah, yang benar saja. Aku yakin jika kamu pasti melakukannya bukan hanya denganku saja. Please, Vira. Jangan menganggapku seperti orang bodoh. Aku tahu wanita-wanita seperti kamu ini. menjebakku untuk sebuah pernikahan. Shit! Jangan pernah bermimpi,” cecarnya membuatku hancur seketika.Lelaki sempurna yang kuharapkan menjadi suami di masa depan. Dia berasal dari keluarga kaya dengan sebuah yayasan yang bergerak menyantuni anak yatim dan anak terlantar. Membangun sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu. Keluarganya banyak yang menjadi dokter, termasuk Jeff. Hanya saja dia adalah seorang dokter hewan.Aku tak pedulikan itu, yang jelas Jeff dan keluarganya memiliki usaha lain sebagai penghasil pundi-pundi uangnya. Usaha property juga tambang. Fix. Dia seorang lelaki sempurna untuk kujadikan suami.“Jeff, aku bersumpah kalau ini anakmu!” Aku berteriak di depan mukanya. Namun, dia hanya tersenyum malas.“Please don’t think that I’m stupid. Aku bahkan bisa menduganya, setelah aku
Read more

Bab 28

“Yasmin,” panggilnya ketika aku sedang membereskan pakainnya ke lemari. Aku menolehnya.“Sabtu besok aku ada acara di Garut. Teman-teman mau ngadain acara amal, sekalian berlibur,” katanya. “Apa kamu mau ikut atau di sini saja nemenin Ibu?”Hmm, sebetulnya dia lagi mengajak atau cuman basa-basi aja? Kalau aku sih, nagkapnya dia cuman berpamitan dan mengharap aku tidak ikut. Ok, baiklah. Akan aku ikuti ke mana keinginannya.“Aku di sini saja nemenin Ibu. Kasian,” jawabku mencoba memahami keinginannya.“Katakan saja, apa yang mau dibawa. Biar nanti aku siapkan.”Dr.Radit mengangguk dan menyebutkan barang apa saja yang mau dibawa.Hingga hari itu tiba dr.Radit pergi ke Garut tanpa kutemani. Bu Wati awalnya menegur dan memintaku untuk ikut. Akan tetapi, aku bilang jika aku sedang kurang enak badan jadi tak bisa ikut.Namun, sebuah kabar membuatku terluka. Mbak Lina, pacar dari temannya dr.Radit mengirimkan sebuah foto yang membuatku tercengang dan jantungku seakan berhenti berdetak.Di sa
Read more

Bab 29

Suara rem yang diinjak tiba-tiba dan aku jatuh terpelanting.Seorang lelaki turun dari mobil dan langsung mengecek kondisiku.“Hei, kamu tidak berhati-hati.” Dia berteriak. “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya sambil memeriksa kaki yang kupegangi. Kurasakan sakit. Sepertinya kakiku terkilir.Bersamaan dengan itu dr.Radit juga sampai di tempatku berada.“Yasmin, kamu tidak apa-apa?” tanyanya dan sama seperti laki-laki itu memeriksa keadaanku. Namun, aku menepis tangannya cepat.“Yasmin? Hell yea, it’s you!” pekik lelaki berkacamata hitam yang tadi menabrakku. Atau justru aku yang menabrak mobilnya, karena dia menjalankan mobilnya pelan saat memasuki area vila ini.Aku langsung menoleh padanya. Perasaan aku tidak mengenal suaranya.“Yes, those eyes,” ucapnya penuh kagum. “Akhirnya aku menemukanmu.”“Hey, adakah dokter yang bisa mengobatinya?” Dia berteriak seraya mengangkat tubuhku tanpa ragu. Sedangkan dr.Radit menatapnya heran.Aku masih bingung dengan lelaki yang membopongku ini? Siapa d
Read more

Bab 30

“Apa kamu tidak perlu ke rumah sakit?” sepertinya dia masih khawatir. Aku gegas menggeleng.“Tidak, kakiku sudah membaik.”“Ok, aku akan berikan kamarku buat kamu. Aku diberikan kamar paling bagus, semoga membuatmu lebih baik,” katanya.“Tidak usah Kak Jeff. Aku bukan tamu di sini. Mungkin aku akan pulang saja.” Aku memotong kalimatnya. Namun, Kak Jeff menggeleng kuat.“No, no. kamu harus istirahat malam ini. Aku bisa tidur di sini. Aku sudah terbiasa jika menginap di shelter. Kamu yang lebih membutuhkannya. Ayo, aku antar.” Dia mengulurkan tangannya.“Aku sangat merepotkan,” ucapku tak enak hati.“No, of course not. Aku berikan itu sebagai hadian pertemuan kita. Ayo,” ajaknya lagi. Aku mencoba bangkit dan KAk Jeff gegas membantuku. Dr.Radit juga gegas mendekat tapi aku tak menghiraukannya.Hatiku sudah terlanjur kebas dengan semua sikap dinginnya selama ini. bukan hanya dia, akupun bisa berlaku sama.“Biar aku saja,” kata dr.Radit.Kak Jeff melempar tatapan heran pada lelaki itu.“Ak
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status