“Iya, kamu kan, dulu cinta mati sama Agus. Eh, dianya malah dipelet sama si Yasmin. Mumpung sekarang peletnya udah gak mempan, makanya si Agus sadar kalau nggak ada yang lebih baik daripada Lilis. Cuman, dia malu buat bilangnya. Agus nyuruh saya buat sampein salam ke kamu, Lis.” Mae nyerocos seperti beo.“Masa, iya, Bu Mae? Beneran Mas Agus titip salam buat saya?” mata Lilis berbinar. “Etapi … sekarang Lilis cintanya sama dokter Radit,” ucapnya sambil cemberut.“Halah, si Adit, kan, udah kawin. Mending sama Agus. Dia itu manajer di Jakarta. Gajinya gede. Rumahnya bagus,” cerocosnya lagi.“Lah, kata orang-orang Mas Agus kemarin pulang naik ojek ke sini. Emang ke mana mobilnya, Bu Mae?” tanya Lilis.“Oh, itu. Lagi diservis. Biasa, ganti cat, biar tambah bagus,” jawab Maemunah terdengar gugup.“Ooh,” sahut Lilis juga Yani berbarengan.“Nggak taulah, Bu Mae. Lilis udah ilang rasa sama Mas Agus. Soalnya Dokter Radit lebih menggoda. Dia udah buktiin bisa bangun rumah segede aula. Mana mobil
Baca selengkapnya