“Kalau mau ngundang ustaz kondang nggak bisa asal undang, Bu. Harus hubungi manajernya dari jauh-jauh hari. Jadwal mereka sibuk,” timpal Agus. Duh, ternyata susah mau ngundang ustadz artis. Ngundang siapa, ya? aku memutar otak.“Sudah saja ustadz kampung sini aja, Bu. Biar nggak susah,” timpal Bu Kardun, tapi aku langsung menolaknya. Enak saja. Aku nggak mau kalau sampai Agus kalah sama si Adit.“Ya sudah, saya serahkan saja sama Bu Mae. Saya ikut saja apa yang Bu Mae inginkan,” ucap Bu Kardun akhirnya. Aku kembali bersorak.“Nah, begitu, dong. Pokoknya Bu Kardun tau beres saja. Yang penting, uangnya jangan lupa kasih ke saya,” ucapku mengedipkan sebelah mata.Bu Kardun melongo. “Lho, kirain karena semua sesuai rencana sesuai keinginan Bu Mae, maka dari itu semua biaya Bu Mae sama Agus yang nanggung,” ujar Bu Kardun seenaknya. Duit dari mana aku?“Ya sudah gini saja, biayanya setengah-setengah saja,” timpal Agus dan membuatku melotot.“Setuju,” sahut Bu Kardun dan aku kembali melongo
Baca selengkapnya