Share

Bab 43

POV Maemunah

Tok, tok, tok.

Siapa, ya, pagi-pagi begini udah bertamu? Nggak punya etika sama sekali. Aku lekas mengelap tangan yang basah karena lagi cuci piring dan gegas menuju pintu. Si Agus masih molor jam segini, begitu juga sama Mas Undang. Dua lakik gak ada guna. Pengen rasanya kutumbalkan saja pada siluman buaya, kali aja aku jadi mendadak kaya seperti yang pernah ditawarkan oleh Mbah Jamrong.

Eh, tunggu, dari sosoknya rasanya itu Bu Kardun. Mau apa dia pagi-pagi begini? Mana larak-lirik ke kiri dan ke kanan pula, kayak yang takut ketahuan orang.

“Eh, Bu Kardun. Ada apa pagi-pagi begini?” sapaku ramah, walaupun dalam hati masih ada mangkel juga dengan sikap Bu Kardun yang terakhir kali. Tapi … aku ingin tahu apakah jampi-jampi dari Mbah Jamrong itu bener-bener mempan? Baru saja kemarin aku dari dukun tua itu, dan sekarang sepertinya sudah menunjukan hasil yang memuaskan.

“Ada yang ingin saya bicarakan dengan Bu Mae juga Agus,” katanya dengan mata masih saja larak-lirik ke kiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status