Share

Bab 30

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa kamu tidak perlu ke rumah sakit?” sepertinya dia masih khawatir. Aku gegas menggeleng.

“Tidak, kakiku sudah membaik.”

“Ok, aku akan berikan kamarku buat kamu. Aku diberikan kamar paling bagus, semoga membuatmu lebih baik,” katanya.

“Tidak usah Kak Jeff. Aku bukan tamu di sini. Mungkin aku akan pulang saja.” Aku memotong kalimatnya. Namun, Kak Jeff menggeleng kuat.

“No, no. kamu harus istirahat malam ini. Aku bisa tidur di sini. Aku sudah terbiasa jika menginap di shelter. Kamu yang lebih membutuhkannya. Ayo, aku antar.” Dia mengulurkan tangannya.

“Aku sangat merepotkan,” ucapku tak enak hati.

“No, of course not. Aku berikan itu sebagai hadian pertemuan kita. Ayo,” ajaknya lagi. Aku mencoba bangkit dan KAk Jeff gegas membantuku. Dr.Radit juga gegas mendekat tapi aku tak menghiraukannya.

Hatiku sudah terlanjur kebas dengan semua sikap dinginnya selama ini. bukan hanya dia, akupun bisa berlaku sama.

“Biar aku saja,” kata dr.Radit.

Kak Jeff melempar tatapan heran pada lelaki itu.

“Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 31

    “Bisakah kamu ceritakan bagaimana kamu memutuskan untuk menikah?” tanya Jeff. Kini dia duduk di kursi samping ranjang di mana Yasmin berbaring. Wajahnya tampak begitu penasaran. Gerakan tangannya bahkan terbaca jika dia ingin menggenggam jemari sang wanita.“Ini cerita yang panjang dan lucu,” jawab Yasmin menerawang. “Sebelumnya aku menikah dengan lelaki yang buruk. Mas Agus namanya. Bahkan di hari pertama pernikahanku, aku diceraikannya hanya karena make up.”“What the hell?” pekik Jeff marah mendengar wanita pujannya disakiti. “Kalian bahkan belum?” Jeff membentuk tanda kutip dengan jarinya.Yasmin tertawa kecil sambil menggeleng. “Oh, thanks God,!” ucap Jeff.“Lalu dengan dr.Radit, bagaimana ceritanya kalian menikah dan lalu kamu bilang jika pernikahan kalian hanya pura-pura?” telisik Jeff lagi.“Dia yang menyelamatkan aku dari kejahatan Mas Agus. Dia menikah hanya untuk melindungiku. Dengan kata lain, kami menikah tanpa cinta.” Bola mata Yasmin bergerak dan menatap Jeff yang seda

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 32

    “Aku tahu jika kamu masih mencintaiku, Adit. Jujur saja,” tebak Vira dengan kekehan mengejek.“Jangan terlalu percaya diri, Vir. Aku bahkan sudah melupakanmu. Aku hanya ingin tahu, bayi siapa yang kemarin kamu kandung?” tanyanya sinis.Bayi itu sudah tidak ada di perut Vira sekarang, karena dia sudah menggugurkannya seminggu ya lalu.Vira tertawa nyaring dan diam-diam difoto oleh Lina dari jarak yang cukup jauh. Foto yang seolah menunjukan jika kedua orang itu sedang mengobrol dengan akrab. Lalu dia mengirimkannya pada Yasmin.“Apa pedulimu?” tanya Vira angkuh.“Kau hampir menjebakku dengan bayi itu, Vir. Kau berpura-pura ingin menikah denganku, padahal kamu sedang hamil saat itu. Tega sekali kamu. kenapa kamu ingin aku yang tanggungjawab? Ke mana ayahnya?” cecar Radit.Vira tersenyum miris tanpa menjawab.“Jangan bilang kalau kamu terjebak cinta semalam dan membuatmu hamil,” lanjut Radit.Vira tersenyum malas kemudian duduk di kursi rotan tak jauh darinya.“Aku kalut setelah benar-b

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 33

    “Kamu mau ikut jalan-jalan ke gunung?” tanya Radit di pagi hari. Yasmin masih saja malas-malasan di kasur karena sedang tidak salat.“Ngapain?” tanya Yasmin malas.“Ya jalan, biar sehat,” balas Radit yang sudah siap dengan celana PDL dan jaket tebal. Sebuah ransel dengan peralatan camping teronggok di sudut kamar. Mereka akhirnya tidur di kamar Radit, sedangkan kamar sebelumnya Yasmin serahkan kembali pada Jeff.“Aku nggak bawa peralatan camping,” sahut Yasmin ketika melihat peralatan yang dibawa sang suami.“Nggak apa-apa. Kita nggak akan camping, kok. Hanya jalan aja.” Radit kembali jelaskan.Yasmin menggeliat lalu turun dari ranjang. “Ya sudah, aku mandi dulu,” katanya.Di luar sudah ramai orang-orang berkumpul. Jeff juga sudah siap dengan stelan yang membuatnya semakin gagah. Kacamata hitamnya bertengger di atas kepala, sementara dia asik mengotak-atik ponselnya.Radit bergegas menggenggam tangan Yasmin ketika melihat Jeff mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Yasmin.“Hai, goo

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 34

    Radit mandi duluan untuk mengejar salat berjamaah dengan yang lain. Saking capenya dia tanpa sadar tertidur setelah membuka bergonya.Radit yang kembali ke kamar selesai melaksanakan salat dzuhur, tersenyum ketika melihat Yasmin yang terlelap tanpa penutup kepala. Wanita itu tampak sangat cantik tanpa jilbabnya. Rambutnya yang hitam legam, terurai sebagian ke pipinya. Radit menyibak lembaran hitam itu hingga wajah Yasmin terpampang jelas.Memang kali ini bukan kali pertama dia melihat Yasmin tanpa jilbab, tetapi entah kenapa kali ini terlihat semakin cantik. Apakah karena rasa takut kehilangan? Apakah karena rasa cemburu yang menggebu? Ataukah memang cinta itu kini telah mekar sempurna?Perlahan Radit mendekatkan wajahnya pada Yasmin. Tercium bau keringat yang sudah mengering, namun baginya tak masalah. Sebuah kecupan mendarat di kening Yasmin hingga wanita itu terbangun dari tidurnya.Dia tersentak kaget saat melihat Radit yang begitu dekat dengannya. Yasmin gegas bangkit dan mencari

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 35

    “Katanya si Yasmin sama si Adit lagi ga ada di kampung ini,Bu.” Agus yang baru saja kembali ke rumahnya tampak begitu tak terawat. Kumis dan cambang membuatnya terlihat lebih tua.“Iya, katanya mereka lagi ke Garut. Kata si Sri yang sekarang bantu-bantu di rumah si Adit. Pokoknya, sekarang dia jadi mata-mata Ibu buat tahu soal mereka,” ujar Maemunah.“Bersihin kumis kamu, Agus. Kayak kakek-kakek aja. Mana ada perempuan yang bakalan mau. Ibu pengen, kamu nyari perempuan buat dijadiin istri. kita hajatan lagi. Kita kalahin hajatannya si Adit itu. Ibu nggak rela orang-orang terus saja muji-muji si Adit sama si Yasmin.” Biji mata Maemunah seakan mau lompat ke luar.“Halah, aku nggak mikirin itu sekarang, Bu. Aku pengen si Yasmin cerai dari si Adit. Aku mau ambil lagi dia jadi istriku.” Agus bangkit dengan tangan mengusap-usap jambangnya yang sudah lebat.“Kayak gak ada perempuan lain saja kamu ini, Gus! Sudah, Ibu jodohin saja kamu sama si Lilis anak juragan Kardun. Walaupun cuman juragan

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 36

    “Iya, kamu kan, dulu cinta mati sama Agus. Eh, dianya malah dipelet sama si Yasmin. Mumpung sekarang peletnya udah gak mempan, makanya si Agus sadar kalau nggak ada yang lebih baik daripada Lilis. Cuman, dia malu buat bilangnya. Agus nyuruh saya buat sampein salam ke kamu, Lis.” Mae nyerocos seperti beo.“Masa, iya, Bu Mae? Beneran Mas Agus titip salam buat saya?” mata Lilis berbinar. “Etapi … sekarang Lilis cintanya sama dokter Radit,” ucapnya sambil cemberut.“Halah, si Adit, kan, udah kawin. Mending sama Agus. Dia itu manajer di Jakarta. Gajinya gede. Rumahnya bagus,” cerocosnya lagi.“Lah, kata orang-orang Mas Agus kemarin pulang naik ojek ke sini. Emang ke mana mobilnya, Bu Mae?” tanya Lilis.“Oh, itu. Lagi diservis. Biasa, ganti cat, biar tambah bagus,” jawab Maemunah terdengar gugup.“Ooh,” sahut Lilis juga Yani berbarengan.“Nggak taulah, Bu Mae. Lilis udah ilang rasa sama Mas Agus. Soalnya Dokter Radit lebih menggoda. Dia udah buktiin bisa bangun rumah segede aula. Mana mobil

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 37

    POV Maemunah Sial. Kenapa si Yasmin datang ke sini segala sih? Pas banget lagi, saat aku bilang soal dia tukang teluh.“Siapa yang bilang tukang teluh? Aku bilang kamu tukang ngeluh. Kuping kamu aja yang budeg,” kataku sambil melihat tentengan tangannya. Sepertinya dia mau ngasih sesuatu sama Bu Kardun. Bu Kardun melirik padaku dengan sinis. Semoga saja dia tidak bongkar rahasia. Kalau tidak, bisa runyam dunia persilatan. Kebohonganku bisa terbongkar. “Waalaikumsalam, Neng Yasmin? Ada apa, Neng?” jawab Bu Kardun sambil nyamperin mantan menantuku itu. Selamat, selamaat. Aku mengusap dada yang masih berdebar. Si Yasmin masih menatapku dengan wajah penasaran, sepertinya tadi dia mendengar dengan jelas apa yang aku katakan. Masa bodo, lah. “Ah, ini ada sedikit oleh-oleh buat Ibu,” katanya. Aku langsung menajamkan pandangan, menilik dari jauh, apa yang dikasihin si Yasmin sama Bu Kardun. “Wah, dodol. Kayaknya enak, nih. Emang dapet dari mana dodol sebanyak ini?” ujar Bu Kardun, sok

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 38

    “Heh kamu timbang disuruh begitu aja kagak mau! Dasar ya. Saya ini orang terpandang di sini. Mana mungkin saya nggak bayar! Udah sana, awas jangan ngalangin jalan saya!” aku menyenggolnya sampai si Sri oleng dan hampir jatuh. Tau rasa dia. Begitu kalau nolak keinginan Mae.“Lah, sama Bu Badru aja katanya Ibu nggak bayar,” ucapnya pelan dengan logatnya yang lemah.Sialan si Badru, rupanya dia omong-omong ke orang kalau aku belum bayar. Nggak akan kubayar sekalian. Duit hasil penjualan burung habis buat urus-urus si Agus. Bukannya aku nggak mau bayar.Ah, jadi dapat ide. Apa aku curi aja ya burung Pak Didi barang satu ekor. Pak Didi kayaknya lagi nggak ada. Bagus juga ideku ini. Dasar Mae orang pinter. Selalu saja dapat ide yang cemerlang.Aku lalu mengendap masuk ke pekarangan Pak Didi yang pagarnya nggak dikunci. Semoga Pak Didi lagi keluar atau lagi tidur. Celingak-celinguk. Sepi. Kayaknya Pak Didi emang nggak ada. Rejeki nomplok ini. Burung yang mana yang kira-kira paling mahal, y

Bab terbaru

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status