“Mana, sini kartu ATM-nya.” Narsih memaksa suaminya.Narto terlihat gugup. “I-itu ….”“Mana, sini!” bentak Narsih makin emosi.Narto malah garuk-garuk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Dia bingung harus bagaimana.“Mana, sini. aku mau ambil uang bagianku. Aku juga mau pegang uang kamu, biar nggak kecentilan lagi maen perempuan di belakang. Ayo sini!” Narsih menadahkan tangannya.Narto semakin tegang.“Kalau nggak dikasih, aku sunat kamu, Pak!” teriak Narsih dan membuat Narto terlonjak seketika sambil memegangi area sensitifnya.“Ja-jangan, dong, Bu. sadis amat,” pekik Narto ketakutan.“Kalau gitu, siniin cepaattt!” Narsih semakin geram melihat sikap suaminya.“I-iya, Bu. Sabar, sabar,” kata Narto lalu mengambil dompet di saku celananya. Kemudian mengeluarkan kartu itu dan memberikannya pada sang istri dengan takut.Narsih langsung menyambarnya. “Tau bakalan selingkuh, aku ambil dari awal. Jangan-jangan kamu sudah ngambil uang buat ngasih si Mimin itu, hah?” tuduh Narsih dan Narto
Baca selengkapnya