Share

Bab 124

“Bapak ngapain lari nggak pakai baju?” tanya Radit menilik sang ayah mertua dengan heran.

Narto tampak kikuk, bingung untuk menjawab. “Emmh, itu, Nak Adit. Bapak … Bapak … lagi … lari pagi. Biar sehat,” jawabnya yang tiba-tiba mendapat ide karena melihat setelan yang dikenakan Radit juga tubuh sang menantu yang dibasahi keringat.

“Oh, begitu. Tapi kenapa nggak pake baju, Pak?”

“Eh, itu … soalnya Bapak kegerahan, Nak Adit. Jadi buka baju,” jawabnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada dada.

“Ooh, begitu. Ya, sudah. Silakan Bapak lanjutkan saja lari paginya. Saya mau bersiap-siap dulu. Permisi.” Radit hendak pergi saat dia mendengar teriakan dari arah belakangnya. Suara yang dihapalnya sebagai suara Narsih sang ibu mertua.

“Hei, tunggu! Ketangkep kau sekarang. Mau lari ke mana?!” teriaknya dengan suara yang terengah-engah.

Radit lantas menoleh ke belakang dan memang ada Narsih di sana yang juga berlari dengan napas tersengal. Keningnya langsung mengerut karena mendengar ucapan wanit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status