Share

Bab 125

“Kamu bisa diam nggak, sih?” teriak Yuni sambil mengentakan kakinya seperti anak kecil. Dia tak terima dikatain seperti itu.

“Terserah kamu sajalah.” Amanda mengedikan bahu lalu pergi ke belakang.

Setelah selesai dari toilet, Amanda pun lantas ke dapur untuk membuat sarapan. Hanya akan membuat nasi goreng dengan sayuran.

Di ruang TV masih terjadi keributan antara Narsih dan Narto.

“Sekarang aku nggak mau peduli lagi sama kamu, Pak. Terserah kamu mau pacaran ato sampe kawin sama si Mimin itu juga. yang penting sekarang aku minta duit bagianku,” teriak Narsih.

“Duit apaan?”

“Duit mas kawin buat si Yuni. Bukannya kita udah sepakat kalau duit itu mau kita bagi tiga kalau kita setuju si Yuni kawin sama Fery.” Narsih begitu polosnya sampai keceplosan kalau uang mas kawin itu akan dibagi-bagi.

Amanda yang mendengar hal itu di dapur hanya tersenyum miris sambil geleng-geleng kepala.

“Mana bagianku yang seratus juta?” Narsih menadahkan tangannya.

“Apaan seratus juta? Apanan kemarin jadinya du
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status