Selina dari sekolah langsung mengajak Winda dan Hanum untuk pergi ke Bandung karena tak mungkin ia pergi ke sana sendirian. Pasti takkan mendapat restu.Winda dan Hanum senang berpergian alias hang out. Tentu senang sekali jika Selina mengajak mereka. Ia akan menyetir sendiri ditemani ditemani mereka.“Ummi, please, boleh ‘kan?”Selina merajuk.“Ya, boleh. Hem, untung Abah sedang keluar. Abah pulangnya malem. Hati-hati bawa mobilnya. Eh gak, kamu gak boleh nyetir, ajak Mamang santri,”“Iya, Ummi,”Selina yang notabene keras kepala, kukuh memilih menyetir mobilnya sendiri dan melajukan mobil abahnya dengan sangat hati-hati.“Asik, besuk mamer,” ucap Winda yang duduk di sebelah Selina.“Apaan sih,” ucap Selina nyengir, tanpa menoleh, fokus berkendara.Tak disangka Selina yang anggun dengan pakaian syari-nya ternyata lihai membawa mobil. Winda semakin kagum pada Selina. “Kok apaan?” cicit Hanum yang berada di kursi belakang. Seperti biasa ia sedang mengemil.“Aku belum siap nikah jadi a
Read more