“Mas, seharusnya kalau Selina sudah tahu tentang perjodohan kita, ia tak mesti marah padaku. Aku bahkan sudah cerita sebelumnya pada dia. Aku minta pendapat padanya soal aku akan dijodohkan dengan seorang lelaki yang bahkan aku gak pernah lihat. Maaf Mas Aqsa, bukan bermaksud bagaimana. Sebelumnya memang aku gak tahu lelaki itu Mas.Sebagai seorang sahabat aku curhat pada Selina seperti biasa. Aku cerita segalanya. Bahkan aku ceritakan tentang Mas, um, jodohku yang kata Mama seorang pemuda tampan dan tajir. Eh, maaf, Mama seperti itu orangnya.Selina langsung menasehatiku agar menerima perjodohan itu. Tampan, baik dan kaya siapa yang nolak katanya, terima aja,” papar Zahrana dengan wajah sedih yang dibuat-buat.“Oh begitu,” ucap Aqsa merasa sedikit kecewa mendengar cerita Zahrana. Ternyata cara berpikir Selina mulai terlihat, ia tak ubahnya gadis lain yang menilai sosok calon suami itu dari fisik dan harta meskipun ia juga lahir dari keluarga berada. Namun Aqsa tetap mencintainya dan
Baca selengkapnya