***"Akhirnya kamu pulang juga, Len ...."Helena kaget ketika mendapati Mama Desinta dan Kamila berdiri di depan rumahnya. Penampilan keduanya benar-benar berbanding terbalik dengan saat keduanya masih bergantung hidup pada Helena."Mang, buka pagarnya!"Mamang mengangguk patuh. Dibukanya pintu pagar tanpa mempersilahkan dua wanita beda generasi itu untuk masuk."Tutup, Mang!"Mama Desinta terbelalak mendengar ucapan Helena dari halaman rumah. Sontak saja wanita yang hampir menginjak kepala lima itu berlari mencegah pintu pagar agar tidak tertutup."Len, tolong Mama, Len!" teriaknya lantang. "Helena ... tolong biarkan Mama dan Kamila masuk, kami butuh bantuan kamu!""Mama benar, Mbak," sahut Kamila sambil menangis. "Mas Andra sakit keras, dia butuh kamu!"Helena menghentikan langkah. Bukan karena masih peduli dengan keadaan Andra, hanya saja dia merasa janggal dengan ucapan Kamila. Pasalnya, beberapa hari yang lalu Helena datang ke kantor polisi untuk mengabarkan pada Andra bahwa sura
Read more