***"Hentikan omong kosongmu, Helena!" sentak Adinda sengit. "Kebohongan apa lagi yang sedang kamu mainkan, hah?"Aku bersedekap dada menatap Adinda yang terlihat sangat panik. "Din, ini memang rekaman CCTV di ruang tamu, Helena. Aku yang membantu memasangnya," ucap Hazel. "Aku nggak nyangka kalau kamu ....""Mas!" pekik Adinda, "Tega ya kamu nuduh aku seperti itu. Semua ini akal-akalan Helena!"Adinda menangis. Dia meremas dada sambil menatap lekat ke arahku yang tengah duduk tenang di sisi Tante Nela dan Om Prabu."Aku ... mana mungkin aku datang ke rumah wanita lain dan memintanya untuk menikah denganmu. Apa kau pikir aku sebodoh itu, Mas?""Nyatanya kamu memang bodoh, Din," selaku. Wajah Adinda memerah. Kedua matanya yang sudah bersimbah air mata menatap nyalang ke arahku. "Kau pasti tidak menyangka jika ada CCTV di rumahku, iya kan?""Aku tidak tau apa sebenarnya yang sedang kamu rencanakan, Adinda. Tapi, ketika kamu berani menyeret namaku, maka kupastikan semua kebusukanmu akan
Read more