***Helena masih terpaku di depan rumah dengan senyum yang masih mengembang. Melihat Sang Majikan bersemu sambil senyum-senyum tidak jelas, Bik Asih mengulum bibirnya menahan tawa. Jarang, atau bahkan hampir tidak pernah Helena terlihat sebahagia ini."Non, mobilnya sudah pergi. Sudah dong senyumnya," goda Bik Asih.Helena terperanjat. Alih-alih marah, wanita cantik itu justru bergelayut manja di lengan Bik Asih dan berkata. "Terima kasih banyak ya, Bik.""Saya gak melakukan apa-apa, Non. Terima kasih untuk apa?""Tanpa Bibi, mungkin sekarang aku tidak sebahagia ini."Bik Asih mengangguk samar. "Bibi minta maaf ya, Non. Maaf sekali karena sudah lancang memberitahukan keberadaan Non Lena. Tapi ... Bibi hanya ingin Non Lena mendapatkan seseorang yang benar-benar tulus menyayangi Non.""Apa Bibi melihat ketulusan itu pada keluarga Hazel?""Saya rasa Non Lena pun tahu jawabannya," sahut Bik Asih seraya tersenyum. "Bu Nela, Pak Prabu dan Pak Hazel terlihat sangat tulus, Non."Helena mengan
Baca selengkapnya