Semua Bab Wanita Hamil di Rumah Mertua: Bab 61 - Bab 70

109 Bab

Bertemu Adinda

***"Maaf sudah menggantung perasaan kamu cukup lama, Hazel.""Aku mengerti. Tidak masalah, Len. Semua orang butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya," sahut Hazel bijak. "Tapi aku yakin sekali kamu mau membuka hati karena memiliki perasaan yang sama sepertiku. Benar kan?"Helena mencebik. Seketika ia mengusap air matanya dengan gerakan kasar dan berkata. "Aku mau marah mendengar tingkat ke-pede-an kamu, tapi ... itu semua benar."Hazel tergelak di seberang sana. Pun dengan Helena, perlahan senyum tipis tergambar di sudut bibirnya. "Tidurlah, besok aku jemput!""Ijinkan aku pulang sendiri, aku ... gak mau ada orang yang tau tentang kedekatan kita sementara waktu sampai Adinda benar-benar merelakan kamu, Hazel."Hazel bergeming. Sambungan telepon mendadak hening karena keduanya yang tengah berkutat dengan pikiran masing-masing."Kalau memang itu yang kamu mau, baiklah, tapi ... pastikan kamu sampai di rumah dengan selamat. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku. Mengerti?""Mengerti sekal
Baca selengkapnya

Manis sekali

*** "E-- eh, Mas, kamu bisa tunggu aku sebentar saja? Ak-- aku ada urusan sama teman lama.""Urusan apa sampai-sampai Mas harus nunggu kamu lebih lama lagi, hem? Din, makanan kita bahkan sudah datang, ayo!"Sudut bibir Helena terangkat. Geli sekali ketika mendengar perempuan yang usianya setara dengannya harus memanggil seorang pria yang lebih tua dengan sebutan 'Mas'."Mas ...." Adinda merengek. "Sebentar saja, please!"Pria yang rambutnya sedikit dihiasi uban itu terdengar menghela napas panjang. "Baiklah. Lima menit, kalau lebih dari itu Mas gak akan menunggu kamu lagi.""Terima kasih," ucap Adinda senang. Sebuah kecupan mendarat di pipi Adinda membuat Helena segera memalingkan muka. Geli, juga mual. Adinda berdiri kikuk, setelah kepergian kekasihnya, dia mencekal bahu Helena dan berbisik. "Kalau sampai kejadian hari ini tersebar, aku gak akan maafkan kamu, Len!""Kalau begitu kita impas," sahut Helena asal. "Kamu gak akan memaafkan aku, dan aku juga menolak untuk memaafkan semua
Baca selengkapnya

Andra Bebas?

***Hazel tergelak sementara Helena mencebik geram. "Kalau mau, sejak awal sudah kunodai kamu, Len.""Hazel!" Helena mengeram. "Cukup! Kamu kesini sebenarnya mau bicara apa?"Hazel mengedikkan bahu. Dia duduk di sofa dan mengeluarkan ponselnya dari saku celana. "Mama mau kamu memakai gaun ini di acara pernikahan nanti."Helena menerima ponsel Hazel dan menatap seksama pada sebuah gambar gaun yang begitu mewah dan indah. "Tapi kita sudah sepakat pakai jasa teman lamaku, Hazel.""Tidak masalah, kita selipkan gaun pilihan Mama juga. Kamu bisa berganti gaun tiga kali, itu masalah buatmu?"Helena nampak berpikir sebelum akhirnya dia mengangguk pasrah. "Baiklah, demi Mama," ucapnya tegas. "Kapan kita mulai fitting bajunya?""Besok siang, Mama sudah membuat janji jadi mau gak mau kita harus ikut."Helena mengangguk paham. "Urusan kantor biar ....""Biar aku yang urus. Kamu keberatan aku mengelola Perusahaan orang tuamu?"Helena menunduk. Kilas masa lalu kembali menguasai pikirannya. Ketika A
Baca selengkapnya

Berseteru

***Andra tertawa mengejek bahkan tanpa segan mantan suami Helena itu menepuk-nepuk bahu Hazel sok simpati. "Jangan berbohong di depanku, kau pikir selama ini penjara aku tidak update berita tentang kalian, hah?" Andra memainkan kedua alisnya. "Kau sebentar lagi akan menikah, Hazel, jadi jangan bersikap sok pahlawan untuk Helena.""Dia ... mantan istriku tidak butuh kamu melainkan aku. Aku yang akan menjaganya untuk menebus rasa bersalah atas semua yang sudah aku lakukan padanya dulu. Jadi ... menyingkir lah!"Helena mencebik. Dia membuang muka ketika Andra dengan sengaja mencondongkan tubuh ke arahnya. "Kamu mau kan, Len, memulai semuanya dari awal lagi?"Tubuh Hazel menegang geram. Helena bisa merasakan dari cengkeraman tangan Hazel pada bahunya. Dari belakang, lengan Helena melingkar di pinggang Hazel sambil sesekali memberi usapan lembut sebagai isyarat agar Hazel tidak terpancing emosi."Berhenti memainkan drama murahan di depanku, Lena. Sejak dulu, kamu bahkan tidak pernah menc
Baca selengkapnya

Pernikahan dimajukan

***"Kamu yakin, Len?" Bu Nela nampak tidak percaya dengan ucapan Helena. "Dua ... dua minggu lagi, iya?"Helena mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Boleh ya, Ma?""Bilang apa kamu ini, Len!" jawab Bu Nela cepat. "Ya jelas boleh, Sayang. Sangat boleh, bahkan kalau kalian mau menikah besok, Mama dengan senang hati ....""Ck, Mama pikir menikah gak butuh persiapan matang? Kemarin saja gaun sudah dua kali ganti designer. Kalau tiba-tiba menikah besok, itu para perancang gaun bakalan lupa tidur gara-gara pesanan Mama," gerutu Hazel panjang lebar. "Mama sih enak tinggal bilang, ganti Hazel, jangan gaun yang itu, gak cocok sama Lena." Hazel berbicara mengikuti gaya bicara Bu Nela. Helena dan Bu Nela tertawa lebar mendengar Hazel menggerutu sementara Pak Prabu hanya geleng-geleng melihat keributan kecil yang diciptakan anak dan istrinya."Kalau begitu, mulai besok orang-orang Papa yang akan menyebarkan undangan pernikahan kalian," kata Pak Prabu menengahi. "Kalian berd
Baca selengkapnya

Serangan tidak Terduga

***Seminggu berlalu, semua persiapan pernikahan sudah diatur sempurna oleh Hazel. Minggu ini keduanya ada janji dengan designer pilihan Bu Nela, mau tidak mau Helena meninggalkan Perusahaan di jam makan siang. "Hati-hati di jalan ya, Bu," kata Vinara ramah. Helena mengangguk sambil tersenyum. "Makasih ya, Ra. Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa langsung telepon. Oke?""Baik, Bu!"Helena berjalan anggun sambil sesekali membalas pesan Hazel. Pria itu sengaja menunggu di dalam mobil atas permintaan Helena. Dia tidak mau para staf heboh karena keduanya berjalan beriringan. "Len, kita perlu bicara!" Tiba-tiba saja pergelangan tangan Helena ditarik kasar oleh seorang pria. Tubuh Lena dihentakkan ke tembok hingga bibir berlapis lip tint berwarna peach itu mengaduh kesakitan. "Aw!""Jangan berusaha membodohiku, Helena. Kamu ... kamu masih mencintaiku, iya kan?"Helena menarik tangannya kasar. Matanya menatap nyalang pada sosok pria di depannya. Andra. Mantan suaminya itu terlampau berani mun
Baca selengkapnya

Masuk Bui Lagi?

***"Kau yang memanggil semua security itu, hah? Banci!" Andra mencibir sinis. "Takut babak belur kamu, brengsek?"Hazel sedikit mundur. Tangannya bersedekap dada dan berkata, "Bukan aku, mungkin saja calon istriku yang memanggilnya. Dia tidak mau aku terluka apalagi minggu depan kita menikah. Tidak lucu bukan kalau ada berita yang mengatakan 'Hazel dihajar oleh mantan suami Helena yang gagal move on'. Tidak tau diri.""Brengsek!"Keamanan Perusahaan segera mengepung Andra dan mengunci pergerakan mantan suami Helena. "Lepaskan aku!" Andra berteriak marah. "Akan aku hajar pria brengsek itu, minggir kalian semua!"Melihat Andra tidak bisa berkutik, Helena keluar dari dalam mobil dan langsung berlari mendekati Hazel. Tanpa sadar, perempuan itu meraba wajah Hazel dengan panik. Helena menghela napas lega ketika melihat wajah calon suaminya baik-baik saja. "Kamu baik-baik saja?" tanya Helena lemah. Kepalanya dia rebahkan pada dada Hazel yang sempat bergemuruh menahan emosi karena menghadapi
Baca selengkapnya

Ujian belum berhenti

***"Len, melepaskan Andra bukan keputusan yang tepat," kata Hazel setengah dongkol. "Kalau kita biarkan dia bebas, yang ada dia akan selalu mengusik kamu. Mengganggu kita!""Mas ...." Helena memanggil. "Kalau kita lanjutkan laporan ini, Mas yakin kalau Andra akan mendekam di penjara sesuai dengan hukumannya, hah? Hukuman atas kasus kedua orang tuaku saja dengan mudah dia beli apalagi yang hanya kasus seperti ini." Helena berbicara benar. Jika hukuman untuk perbuatan yang paling fatal saja bisa Andra lewati, lalu bagaimana dengan hukuman untuk perbuatan yang hanya mengganggu ketenangan hidup orang lain? "Kita hanya akan membuang-buang waktu, Mas. Pernikahan kita kurang satu minggu lagi, akan sangat melelahkan kalau kita fokus sama Andra."Hazel nampak berpikir. Keduanya sedang dalam perjalanan pulang setelah fitting gaun pengantin pada seorang designer kenalan Mama Nela. "Bagaimana kalau dia menggangu lagi?" tanya Hazel cemas. "Bagaimana kalau dia nekat mengganggu kamu sementara aku
Baca selengkapnya

Adinda bertamu

***"Ada apa, Mas?"Hazel menghela napas panjang. "Adinda," jawabnya jengah. "Dia mengirim pesan?"Helena menerima ponsel dari tangan Hazel. Benar saja, sebuah pesan datang dari nomor tidak dikenal. "Sepertinya memang Adinda," sahut Helena tenang. "Pesan-pesan teror seperti ini tidak mempan buatku, Mas. Apa yang kamu pikirkan?""Aku bukan perempuan kemarin sore, Mas," kata Helena lagi. "Sekalipun jika yang Adinda katakan itu benar, itu juga bukan urusanku. Itu adalah bagian masa lalu kalian. Sama seperti kamu yang tidak mempermasalahkan masa laluku dengan Mas Andra.""Kamu bukan bekas, Len.""Aku tau, Mas," sahut Helena lembut. "Aku tau kalau kamu tidak akan menganggapku seperti itu, Mas. Tenanglah!"Hazel mengembuskan napas lega. Mama Nela tersenyum melihat kedewasaan pada diri Helena dan Hazel."Kalau ada masalah apapun itu, kamu harus terbuka pada Hazel, Len. Begitupun sebaliknya," kata Mama Nela menasehati. "Membangun rumah tangga itu artinya kalian berdua siap berbagi suka dan du
Baca selengkapnya

Mengalahkan Adinda

***Rahang Adinda mengetat. Tanpa sadar, kedua tangannya mengepal kuat dan tiba-tiba salah satu tangannya sudah mencengkeram rahang Helena membuat calon istri Hazel itu kesulitan berbicara. "Kau benar-benar murahan!" desis Adinda geram. "Kau tau dengan baik siapa aku dan siapa Hazel. Pernikahan kami hampir berlangsung kalau saja ...."Helena menghempaskan tangan Adinda kasar. "Kalau saja kamu tidak ketahuan sedang hamil. Benar kan?""Aku hamil anak Hazel!" teriaknya. "Tau apa kamu tentang panasnya hubungan kami, hah?"Helena tertawa lagi. Dia bersedekap dada sembari memindai tubuh Adinda dari bawah hingga atas. Seketika senyum sinisnya terlempar di depan Adinda. "Apa ketika menyebutku murahan, kamu seperti sedang melihat dirimu sendiri, Din? Kamu sedang berkaca?""Apa maksudmu?""Ah, tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya mencoba mengingatkan padamu, Din. Kamu tidak lupa kan pertemuan kita d Restoran kapan hari? Dengan siapa kamu datang, seperti apa pria yang bersamamu dan ....""Hentik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status