Home / Pernikahan / Ketika Hati Lelaki Mendua / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Ketika Hati Lelaki Mendua : Chapter 1 - Chapter 10

65 Chapters

Part 1 Perempuan yang Dirahasiakan

"Apa enaknya jadi perempuan simpanan?" tanya seorang perempuan bernama Tati pada sahabat karib yang duduk di depannya. Mereka sedang menikmati makan siang di sebuah kantin kantor. Dua porsi soto Lamongan dan dua gelas minuman."Nggak ada yang enak," jawab wanita berhijab biru itu sambil tersenyum getir."Dia juga bukan bos pemilik perusahaan yang bisa membuatmu hidup mewah."Wanita bernama Inaya menyesap teh hangatnya. Memang, pria bernama Andra yang menikahinya secara siri setahun yang lalu bukanlah seorang pengusaha kaya raya yang hidupnya bak sultan. Dia hanyalah seorang chief engineer yang bekerja pada perusahaan manufaktur di kota kecil mereka. Pria berusia tiga puluh tujuh tahun yang sangat bersahaja dan membuatnya nyaman di sisinya. Cinta yang berbicara, bukan harta.Dia pria pernyayang yang sangat bertanggung jawab. Pria dua anak yang hidup terpisah dari istri pertamanya. Istrinya anak seorang tuan tanah dan pemilik ruko yang menyebar di ibu kota itu tidak mau diajak hidup di
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Part 2 Harga Diri

Inaya memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Tanpa memedulikan benda itu kembali bergetar. Dia harus segera berangkat kerja, takut juga kalau telat. Apalagi dia belum juga sarapan. Jilbab warna biru dipakainya dengan cepat.Entahlah, siapapun yang menelepon, Inaya tidak peduli. Tidak penting baginya. Selagi Andra belum kembali, dia tidak akan menerima telepon dari siapapun itu."Kamu nggak sarapan dulu, Naya?" tanya ibunya yang menyiapkan sarapan di meja."Nggak, Buk. Nanti Naya telat."Wanita itu menyalami ibu dan bapaknya, mengucap salam kemudian tergesa keluar rumah. Motor sudah di panasi oleh bapaknya tadi. Pikirannya tidak sekacau hari ini. Tapi bukankah selama ini dia tidak pernah bisa tenang, kekhawatiran, kecemasan, juga rasa takut yang berlebihan sangat mengganggunya. Entah kapan, pernikahannya ini pasti akan diketahui oleh istri suaminya. Dan ketika itu terjadi, akan ada dua kemungkinan. Dia dipertahankan atau di buang.Inaya memacu kendaraannya lebih cepat. Berkendara di antar
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Part 3 Marahnya Seorang Ibu

"Siapa gadis itu, Andra?" Bu Safitri bertanya lagi.Dengan dada berdebar Andra menegakkan duduknya. Bahkan hanya untuk menelan air liur saja rasanya susah. Sang mama duduk di sofa dekatnya. "Namanya Inaya, Ma," jawab Andra sambil menahan napas."Siapa dia? Selingkuhanmu?"Andra diam sejenak. Kemudian memandang tatapan tajam mamanya. Pria itu tahu kalau mamanya menahan amarah. "Dia istriku, Ma."Bu Safitri terkejut, debar di dadanya berdentum hebat. Seperti gunung berapi yang akan memuntahkan laharnya atau seperti badai yang bisa memporak-porandakan apa yang ada di dekatnya. Jemarinya yang bertumpu di tangan sofa gemetar. "Apa maksudmu, Andra?"Andra menjatuhkan diri di lantai dan meraih tangan mamanya untuk di ciumi. "Maafkan Andra, Ma. Maafkan!"Wajah wanita itu menunjukkan rasa kecewa yang teramat dalam. Bukan anaknya yang diduakan, tapi justru sedang menduakan wanita yang sudah sepuluh tahun ini menjadi menantunya. Netra Bu Safitri berkaca-kaca. Dulu beliau sudah berpikir bahwa ha
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Part 4 Rindu yang Terbayar

Setelah dua jam perjalanan naik pesawat, Andra sampai di bandara dan langsung menuju tempat parkir mobil. Jarum jam menunjukkan pukul dua sore. Inaya pasti sudah sampai di rumah satu jam lagi. Bisa jadi mereka akan tiba bersamaan.Andra langsung masuk pintu tol agar mempercepat perjalanannya. Mobilnya melaju dengan kecepatan 100km/jam. Tepat satu jam kemudian, dirinya sudah turun dari gerbang tol terakhir. Jarak dari sana ke rumah hanya butuh waktu sepuluh menit. Biasanya dia akan membawakan oleh-oleh untuk Inaya, tapi kali ini dia tidak sempat membelikan apa-apa karena pikirannya sedang kalut.Sampai rumah di kawasan sebuah perumahan yang lumayan elit di kota itu, Andra sudah melihat motor Inaya terparkir di depan garasi. Dia segera turun untuk membuka pintu pagar. Tepat saat mobilnya masuk garasi, Inaya muncul dari pintu masih memakai mukena. Wajah wanita itu berbinar senang melihat kedatangan suaminya."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Dia di sambut dengan pelukan hangat setel
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Part 5

"Mas tidak pernah melarangmu untuk hamil, Naya. Setiap perempuan mengimpikan untuk menjadi seorang ibu. Mas akan berusaha adil untuk anak kita dan anak-anak Mas sebelumnya."Inaya diam, dia memperhatikan jalanan yang diguyur hujan. Setahun mengenal Andra dan setahun menjadi istrinya, Inaya cukup mengenal lelaki itu bagaimana. Dia pria yang berusaha selalu bertanggung jawab dengan pasangannya.Mobil berhenti di depan sebuah apotek. Inaya berlari kecil menerobos hujan. Kebetulan apotek dalam keadaan sepi, jadi dirinya langsung bisa dilayani.Sesampainya di rumah, Andra membantu Inaya memasukkan belanjaan ke dalam kulkas. Kemudian mereka salat Isya berjamaah. Selesai salat, Inaya ganti baju. Seperti yang selalu di minta Andra, baju seksi itu yang dipakainya. Wanita itu termangu di depan meja rias, bimbang antara mau minum pil kontrasepsi itu atau tidak. Belum sempat membuat keputusan, Andra sudah mengangkat tubuhnya ke pembaringan mereka.Hujan menjadi saksi menyatunya dua raga yang meme
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Part 6 Hati Seorang Perempuan

"Andra sudah balik, ya?" tanya Lia pada Marina, ketika wanita itu bertemu saat menjemput anak-anak pulang sekolah. Mereka duduk di halte depan sekolahan."Sudah.""Kapan?""Kemarin.""Kamu ini bisanya anteng begini jauhan sama suami. Nggak takut suami nyabang sama yang lain? Yang ditunggui aja bisa belok arah apalagi yang berjauhan."Marina menggeleng sambil tersenyum. "Nggak mungkin Mas Andra melakukan itu. Dia mau nyari yang kayak gimana lagi.""Jangan ngremehin laki-laki. Sejelek apapun dia, pasti laku. Apalagi kayak Andra. Tampan, gagah, dan karirnya juga bagus. Kalau aku jadi kamu, kuikuti terus ke mana dia pergi."Marina termenung. Ada yang membuat hatinya tersentil. Hati kecilnya mulai risau mendengar ucapan temannya. Selama ini dia tidak kepikiran sampai ke situ. Bahkan nasehat mertuanya juga di abaikan. Dia percaya diri bahwa semua akan baik-baik saja. Dia cantik, kaya, dan Andra mesti berpikir berulang kali untuk mendua. Apa tidak takut, jika label menjadi menantu orang kaya
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Part 7

Matahari sudah tergelincir ke barat saat Andra keluar dari ruang meeting. Banyak yang harus di cover setelah ditinggal hampir sepuluh hari. Satu asistennya sedang sakit pula, membuatnya harus meng-handle pekerjaan dobel.Di ambilnya ponsel dari saku celana. Ada pesan dari Inaya yang menanyakan apakah dirinya sudah makan siang? Andra melihat arlojinya, sudah pukul dua. Pasti istrinya itu sudah kembali masuk kerja. Di balasnya pesan itu, bahwa dia tadi break makan bersama-sama dengan peserta meeting.Andra masuk ke ruangannya. Membuka lagi laptop dan hasil evaluasi meeting tadi. Sebagai Chief Engineer sudah semestinya dia melakukan kerjasama dengan bagian Engineering, Quantity Surveyor dan Bar Bending Schedule untuk dapat mencapai sasaran dan target proyek yang sedang dikerjakan. Dan itu sangat menguras pikiran. Belum lagi membicarakan lagi program kerja dengan beberapa asistennya, membuat perencanaan kegiatan operasional, dan membuat dokumen kontrak. Sementara ini dia tidak ingin memi
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Part 8 Pertemuan

Andra gelisah duduk di ruang tunggu. Pesawat mamanya delay tiga puluh menit dari jadwal semula. Hari ini dia juga mendapatkan kabar kalau Amel juara tiga lomba lari di sekolahnya. Gadis kecilnya sangat antusias memberitahunya saat Andra masih di perjalanan tadi. Dia juga mengirimkan pesan pada Inaya kalau akan telat sampai di rumah. Sambil menunggu, Andra memantau perkerjaannya dengan menelepon Tony. Dengan begini rasa cemasnya sedikit teralihkan. Padahal kalau cuti tidak perlu ngurusi pekerjaan di kantor, bukankah ada asistennya yang di percaya?"Andra," panggilan itu membuat Andra kaget dan mendongak. Wanita berjilbab lebar warna cokelat itu tersenyum padanya."Mama. Aduh sorry, Ma. Andra tidak tahu Mama sudah datang." Pria itu tidak menyadari kalau waktu sangat pantas berlalu karena dia terlalu asyik dengan ponselnya. Di salami dan diciumnya tangan Bu Safitri. Kemudian meraih travel bag mini dari tangan sang mama."Kalau mama tinggal begini, siapa yang jagain Amy, Ma?" tanya Andr
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Part 9

"Waktu Mas tinggal tadi apa Mama memarahimu?" tanya Andra pada Inaya yang tidur di lengannya malam itu."Nggak, Mas. Ibu sangat baik, beliau hanya menasehatiku.""Mama bilang apa?""Wanita yang akan selalu dirugikan dalam sebuah pernikahan bawah tangan."Andra merapatkan dekapan. Mencium aroma wangi rambut tebal Inaya. Dia yang telah membawa Inaya dalam hidupnya, maka dari itu dia akan bertanggung jawab sepenuhnya."Ibu benar, Mas. Kita harus jujur pada Mbak Marina. Aku akan meminta maaf, walaupun mungkin nggak akan pernah dimaafkan. Kita cari waktu yang tepat, ya." Inaya berkata sambil mendongak, memandang wajah suaminya. Andra mengangguk kemudian mendekap lagi. Dia sangat paham apa yang bakalan terjadi setelah ini. Hanya satu yang ditakutkan Andra, papanya Marina bisa menempuh banyak cara untuk menyingkirkan Inaya.Pria itu ingat bagaimana rapinya orang suruhannya saat menyingkirkan saingan bisnisnya. Juga menyingkirkan jauh-jauh perempuan simpanannya sebelum di ketahui mamanya Mari
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Part 10 Peristiwa Minggu Pagi

Andra baru saja berdiskusi dengan Tony siang itu. Dia merasa tidak enak hati kalau harus izin pulang lagi di hari ulang tahunnya Amel, sedangkan itu jatahnya Tony untuk cuti. Namun rupanya lelaki itu telah sepakat dengan istrinya kalau tidak akan pulang kali ini. Nanti saja pas sekalian anaknya sudah libur sekolah. "Kamu tinggal pulang saja nggak apa-apa, Ndra. Pasti Amel kecewa kalau kamu nggak pulang," saran Tony tadi.Setelah ulang tahun putrinya, dia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kemarahan Marina dan segala kemungkinan buruk yang bakal terjadi saat dia jujur nanti. Bahkan berhadapan dengan mertua yang bisa nekat berbuat apa saja.Di raihnya ponsel di atas meja. Ada pesan dari Inaya yang menawarinya makan siang. Tidak ada pesan masuk dari Marina. Dia hanya menghubunginya jika sedang butuh membicarakan sesuatu. Kalau Andra tak memulai, Marina tidak akan berinisiatif untuk mengirimkan pesan lebih dulu.Di sentuhnya nomer Marina. Cukup lama menunggu agar panggilannya
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status