"Kamu yakin, Naya?"Inaya mengangguk yakin, meski debar di dadanya berdentum-dentum hebat. Untuk apa di tunda, sekarang atau pun nanti mereka akan tetap bertemu juga. Jika ini kesempatan yang baik, kenapa harus di hindari."Kamu ingat nggak apa yang pernah kita impikan saat remaja dulu? Waktu kita masih SMA." Tati bertanya dengan tatapan menerawang."Ingat kan saat semua siswi mengidolakan guru Fisika yang keren itu?""Iya, aku ingat," jawab Inaya sambil memandang Tati. Ingatannya terbang jauh menembus waktu bertahun-tahun lalu. Ingat saat guru yang masih bujangan itu sering mencuri pandang padanya di sela jam mengajar."Pak Hisyam sering memandangimu diam-diam. Dia jatuh cinta padamu. Karena kamu pegang komitmen nggak ingin pacaran selagi masih belajar, akhirnya perhatian beliau bertepuk sebelah tangan."Inaya tersenyum lebar. "Tapi dulu kamu sempat bilang, pria seperti Pak Hisyam itu yang kamu impikan menjadi pendamping hidup. Kamu nyadar nggak, kalau sosok Pak Hisyam itu juga mele
Last Updated : 2022-06-16 Read more