All Chapters of Sibunian Tongga - Kitab 2: Teratai Abadi: Chapter 261 - Chapter 270

341 Chapters

Bersultan di Jantung

Tentu saja, Puti Bungo Satangkai dan Antaguna menyadari hal ini.Padahal mereka semua masih bertelanjang, tapi seolah mendapatkan satu perintah secara tak langsung yang tak bisa mereka tolak, mereka jadi tidak memikirkan tubuh mereka sendiri. Para pengikut si Gagak Api tak ubahnya patung bernyawa, terlihat kaku tapi dengan hawa membunuh yang kuat dari diri masing-masing.Bungo menyikut pelan tangan Antaguna, lalu menggerak-gerakkan tangannya sedemikian rupa.‘Jangan menyakiti orang-orang ini. Kurasa, mereka hanya terpedaya saja.’“Aku tahu,” balas Antaguna, lalu mengawasi semua orang yang mengelilingi mereka. “Sesuatu telah membuat mereka menjadi jasad yang tak memiliki kehendak.”Melihat ternyata gadis di hadapannya tak mampu berbicara, si Gagak Api semakin terbahak-bahak.“Oh, Dewa Kegelapan,” ucapnya dengan lantang, “apakah engkau sengaja mengirimkan gadis berparas cantik dan bisu ini untukku?”Aslan juga berpikir demikian. Terlebih lagi, sejak kemunculan dua tamu tak diundang itu
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Kegilaan Anak Manusia

Sang gadis sendiri cukup terkesiap mendapati kemampuannya yang tidak ia sangka-sangkakan sama sekali.Semenjak meninggalkan Lembah Anai beberapa hari yang lalu, Puti Bungo Satangkai belum mendapat kesempatan lagi untuk ‘memamerkan’ kesaktiannya. Dan yang barusan itu, bukanlah sesuatu yang pernah ia miliki sebelumnya.‘Tidak mungkin! Jangan bilang padaku bahwa dua sesepuh itu menambahkan sesuatu ke dalam diriku saat pengobatan itu berlangsung?’Apa pun itu, Bungo merasa sangat senang, suasana hatinya berubah dalam sekejap meski keadaan di sekitar tetap saja membuatnya merasa jijik. Tapi setidaknya, dia merasa harus lebih berhati-hati dalam menggunakan tenaga dalamnya kini, sebab dia tak hendak menyakiti lebih jauh lagi orang-orang itu, apalagi sampai membunuh mereka.Lagi pula, akan ada waktu untuk memikirkan hal ini nanti, tidak dengan sekarang.Sementara di sisi kirinya, Antaguna kembali mengebutkan sabuk merah di tangannya untuk kesekian kalinya, dan setengah lusin pengikut si Gagak
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Menguak Masa Lalu

“Apa lagi yang kalian tunggu?”Ucapan si Gagak Api itu laksana sebuah undangan untuk menyerangnya. Tapi Antaguna tetap hening di pijakannya seraya membaca keadaan di sekitar lebih jauh.Begitu pula dengan Puti Bungo Satangkai. Meskipun dia menilai bahwa si Gagak Api adalah seorang tua yang gila, tapi tentu saja, pria itu tidak bisa dianggap remeh. Bila tidak, tentulah sudah sejak lama orang-orang istana telah dapat meringkusnya.Terlebih lagi, dengan si Gagak Api yang mengepalai banyak penjahat gunung dan bandit-bandit hutan, ini bukanlah satu keterampilan yang sepele.Setidaknya, meskipun baru selusin dua saja para bandit dan penjahat itu yang dilihat oleh Bungo sendiri dan Antaguna ketika hendak menaiki puncak gunung ini, tapi dia cukup yakin bahwa penjahat-penjahat itu masih banyak bertebaran di titik lain di bawah sana.“Ayo, berlututlah sekarang juga di hadapanku!” ucap Datuak Ambisar. “Dan buka pakaian kalian hingga telanjang!”“Kau pikir kau bisa memerintahkan kami dengan hal m
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Berganti Peran

Antaguna tidak sanggup lagi mendengar kata-kata buruk dari mulut si Gagak Api, sehingga dalam kemarahannya itu, dia melesat ke arah pria paruh baya tersebut sembari memutar-mutar Jaring Jerat Naga di tangannya.Whuuk! Whuuk!Si Gagak Api menanggapi serangan pria berbadan tinggi besar itu dengan seringai tipis di sudut bibirnya.Whuuk!Blarr!Sabetan jaring hanya mengenai tanah kosong, beberapa jengkal saja dari kaki si Gagak Api yang dengan lebih cepat menghindari serangan. Bekas seperti dihantam batangan besi terukir memanjang di permukaan tanah.Antaguna tidak kehilangan akal, meskipun ia menggunakan jaring itu laksana sebuah gada dan hanya mengenai permukaan tanah, tapi dia juga cukup gesit, dalam keadaan masih mengambang di udara, dia melesatkan tendangan kaki kanannya.Si Gagak Api menekuk tangan kiri ke atas.Desg!Dia tersenyum lagi sebab tendangan Antaguna dapat ia tahan dengan mudah, lalu melancarkan serangan dengan cakar tangan kanannya ke arah perut Antaguna yang terbuka.A
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Api dan Air

“Bagaimana menurutmu?” Si Gagak Api menjulurkan lidah dan menjilat bibirnya sedemikian rupa. “Daripada kau memberikan waktu dan tubuhmu pada si pecundang itu,” ujarnya seraya menunjuk Antaguna, “bukankah lebih baik kau memberikan kesenangan padaku yang seorang titisan Dewa Kegelapan ini, humm?”Sorot mata Bungo membersitkan kilatan kebiru-biruan, bersamaan dengan itu, tubuhnya telah menghilang.Swoosh!Si Gagak Api sempat terkesiap untuk sesaat. Dia tidak menyangka sama sekali bahwa si gadis bisu justru dapat bergerak dengan sangat-sangat cepat.“Kabut Kahyangan?!”Dan tahu-tahu, Bungo telah berada di hadapan si Gagak Api dalam keadaan mengambang di udara, serta tinju tangan kanan yang menderu, mengincar wajah si Gagak Api.Karena sudah tidak sempat lagi untuk menghindar, si Gagak Api merundukkan sedikit tubuhnya, sekaligus menyilangkan tangannya di depan wajah.Desg!Tinju berhawa dingin itu tertahan, begitu juga gerakan sang gadis yang untuk sepersekian detik mengambang di udara.Si
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Naga Air

Tapi sang gadis tetap tetang, dia bahkan tersenyum tipis menanggapi serangan yang akan mengenainya kurang dari sedetik lagi itu.Seringai di sudut bibir si Gagak Api menghilang. Untuk sesaat itu, dia berpikir bahwa tidak mungkin gadis itu sengaja menunggu kematiannya.Menunggu serangan ganas ini mengenainya? Yang benar saja!Dari berbentuk kepalan, dua tangan sang gadis kini menampilkan jurus telapak yang diputar sedemikian rupa dengan menghadap ke bawah.Dan ketika si Gagak Api datang dengan serangan dua cakar ganasnya itu, hawa dingin berputar kencang di sekitar Puti Bungo Satangkai yang berpusat dari tenaga dalam di tubuhnya. Lalu dengan cepat sang gadis menghantamkan dua tangannya ke atas, menyongsong serangan si Gagak Api, cakar dibalas cakar.Si Gagak Api membelalak. Untuk sepersekian detik sebelum dua cakarnya beradu dengan dua cakar si gadis bisu, dia seolah melihat bayangan seekor ular besar, berkaki, dan bersirip tajam di bagian punggung, bergerak cepat, bergulung-gulung di
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Dua Lawan Satu

Sampai di satu kesempatan, ketika keduanya baku hantam di udara, si Gagak Api berhasil mencuri serangan dengan menendang Puti Bungo Satangkai di bagian perut. Dan itu membuat sang gadis terlempar lebih tinggi.Bungo melenguh pendek dengan tubuh berputar tak terkendali. Dan bersamaan itu, si Gagak Api mengeluarkan kepingan Teratai Abadi, dia hendak menghabisi gadis tersebut sebagaimana dia menghabisi nyawa Aslan sebelumnya.Sang gadis dapat melihat gelagat tak baik itu meski dia dalam keadaan berputar-putar ke atas.Dengan berteriak kencang dan merentangkan dua tangan dan kakinya, gerakan memutar itu terhenti dengan dia yang menghadap ke bawah, pada si Gagak Api yang sesaat lagi akan menjejak tanah.Antaguna yang melihat gelagat si Gagak Api lantas mengabaikan kondisinya yang belum sepenuhnya sembuh. Sekali ia menepuk tanah, tubuhnya melesat, dan kemudian menyabetkan Jaring Jerat Naga sedemikian rupa.Whuuk!Si Gagak Api menggeram sebab jaring merah itu melilit pinggang dan tangan kana
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Tarian Sang Naga di Puncak Amarah

Puti Bungo Satangkai tidak ingin kehilangan ketenangannya, sebab itulah dia mengabaikan saja Antaguna yang diserang oleh si Gagak Api dengan kepingan Teratai Abadi.“Jangan berlagak di depanku!” teriak si Gagak Api dengan suara menggelegar bersamaan dengan dia yang menghantamkan dua cakar dalam ajian Gagak Setan-nya ke arah sang gadis.Bungo datang dan menyambut serangan itu dengan cua cakar dalam Tarian Sang Naga.Teph! Teph!Dhumm!Empat cakar saling beradu, satu dentuman yang bahkan lebih keras daripada sebelumnya tercipta dari beradunya dua tenaga dalam mereka.Untuk kedua kalinya mereka kembali terpental. Bungo berputar-putar kencang ke belakang, lalu menjejak tanah dengan keadaan setengah berlutut, dan satu tangan yang meremas dada kirinya sebab berdebar-debar tak terkendali. Lalu lelehan darah muncul dari salah satu sudut bibirnya.Sementara si Gagak Api bersurut cepat seolah ditarik kekuatan besar ke belakang, lalu terguling-guling, dan lantas melentingkan tubuhnya ke udara se
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Sama Tubuh Beda Jiwa

Kurang lebih sepenanak nasi sebelum terjadinya perkelahian di antara si Gagak Api melawan Puti Bungo Satangkai dan Antaguna.Si Kumbang Janti sedang berlari kencang dalam ajian meringankan tubuhnya, mendaki lereng Gunung Kerinci dari sisi timur.Sebelumnya, setelah berpamit diri pada Gadih Cimpago, dan berniat tidak akan kembali lagi ke Istana Minanga, pria yang telah meninggalkan gelar Hulubalang Kerajaan-nya itu mencari tahu di mana keberadaan Puti Bungo Satangkai.Si Kumbang Janti tidak menemukan Bungo ketika dia memeriksa kawasan Danau Maninjau sebelumnya, kecuali beberapa kuburan yang berisi jasad beberapa orang, di antaranya adalah Datuak Sani.Meski tidak tertulis langsung pada setiap nisan yang ia jumpai, namun dia dapat menduga bahwa yang membunuh Datuak Sani dan yang lainnya di sana adalah Bungo, dan besar kemungkinan pula gadis itu telah mendapatkan kepingan ketiga Teratai Abadi.Satu-satunya tempat yang kini terpikirkan oleh si Kumbang Janti adalah Gunung Kerinci, kawasan
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Sosok yang Berbeda

“Cakar Emas, hah!” ucap Lunaya dan dia mulai merasa bergidik. “Jadi kau si Kumbang Janti?”“Entahlah.” Si Kumbang Janti menyeringai sembari menarik kembali cakar tangan kanannya, lalu mengendikkan bahu. “Kau sendiri yang putuskan!”“Sombong!” Lagi-lagi Lunaya meludah ke tanah. “Tidak,” ucapnya lagi. “Kau bukan si Kumbang Janti sebab si Kumbang Janti bukan pria sepertimu!”“Oh, tahu apa kau tentang diriku?”Lunaya tiba-tiba merunduk rendah, lalu berputar dengan melakukan tendangan untuk menyapu kaki lawannya.Si Kumbang Janti menyeringai saja. Begitu kaki sang gadis akan mengenai kakinya, dia mengangkat satu kaki, lalu mengentakkan kakinya itu dengan keras.Krakk!Lunaya menjerit setinggi langit. Dalam satu entakan saja, si Kumbang Janti telah mematahkan kaki kanannya, tepat sejengkal di atas mata kaki.Sang gadis menjerit dan berguling-guling.Tapi sepertinya si mantan Datuk Hulubalang Kerajaan itu tak hendak memberi hati. Dia dengan cepat mencekal leher Lunaya, lalu memaksanya berdir
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
35
DMCA.com Protection Status