"Oh iya, terima kasih. Maaf merepotkan." "Iya, masuk saja." Cahaya mengusap pipi A Ya yang terasa dingin. "Duh, kasian banget. Dingin, ya?!" Melangkah lebih dulu masuk, Cahaya membiarkan Kim mengekorinya setelah menutup pintu. "Sini duduk," kata Cahaya begitu mereka sudah di ruang TV. Kim menyusul kemudian, dan duduk berjarak dengan Cahaya, sambil meletakkan kantong plastik yang dibawanya. "Sebentar aku buatkan teh hangat, kasian A Ya, atau kamu bawa susunya, Oppa? Biar aku buatkan agar dia tidak kedinginan." "Air teh hangat saja, Honey. A Ya suka itu," pinta Kim dengan hati yang berbunga, rencananya berjalan sukses. "Baiklah. A Ya tunggu, ya, Tante buatkan teh hangat dulu, A Ya mau?" tanya Cahaya pada A Ya yang langsung mengangguk setuju. "Okay, tunggu, ya." Cahaya beranjak ke dapur tanpa menoleh pada Kim. Namun meski begitu, Kim merasakan hatinya meluap dengan kebahagiaan. Perhatian Cahaya membuatnya membayangkan, kalau posisi mereka saat ini adalah sebuah keluarga yang berb
Baca selengkapnya