Beranda / Romansa / Bukan Aku Tak Setia / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab Bukan Aku Tak Setia : Bab 171 - Bab 180

215 Bab

Perhatian Lain

Choi segera meluncur ke apartemen Cahaya setelah mendapatkan kabar dari Adrian dan Andri, kalau gadis yang diam-diam telah mengisi hatinya itu sakit. Dia juga sudah curiga ada yang tidak beres dengan cahaya, saat melewati tempat kerja Cahaya, gadis itu tidak ada. Kecurigaannya berubah jadi kekhawatiran, saat kedua sahabat Cahaya mengatakan tentang kondisi yang sebenarnya. Choi sesekali menggerutu, saat kepadatan lalu lintas menjelang siang itu sedikit tersendat, hingga waktu yang diharapkan bisa cepat mengantarnya sampai ditujuan, ternyata harus lebih lama di jalan. Begitu selesai memarkirkan kendaraannya, Choi setengah berlari menuju lantai dua di mana unit apartemen Cahaya berada. Dengan hati yang semakin diliputi rasa khawatir, Choi menunggu Cahaya membuka pintu setelah beberapa kali menekan bel. Dia juga kesal dan heran, kenapa karyawan lain yang katanya akan datang menyusul, belum juga bisa datang? Setidaknya saat ada teman satu apartemen, Cahaya akan ada yang menemani di saat
Baca selengkapnya

Rumah Sakit

Choi sesekali menoleh pada Cahaya, gadis yang beberapa saat lalu ada dalam rengkuhannya terlihat lemah, namun wajahnya yang tampak pucat tidak mengurangi pesona yang dimilikinya, Cahaya masih saja cantik seperti biasanya di mata Choi. Walaupun dia sudah mendengar dari Anh kalau Cahaya punya pasangan, selama pasangan yang dimaksud adalah pacar, Choi masih berharap bisa memiliki hati gadis itu. Tidak ada salahnya mencoba bukan? Cahaya memilih memejamkan mata, denyutan di kepala yang terasa menyiksa, membuatnya tak sanggup untuk mengetahui kemana Choi membawanya. Bahkan niat untuk menghubungi Raja saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, tidak bisa dilakukannya. Dia yakin Raja pasti sudah menghubungi Adrian dan Andri untuk mengetahui keadaannya sekarang, dan lagi-lagi kedua sahabatnya itu dibuat repot olehnya. Mobil Choi berbelok memasuki area rumah sakit dua puluh menit kemudian, setelah memarkirkan kendaraannya, Choi menoleh pada Cahaya yang masih memejamkan mata. Keinginan untuk
Baca selengkapnya

kembali Melihatnya

Cahaya bersandar dengan nyaman, sakit kepalanya sedikit berkurang, efek obat yang diminumnya tadi pagi sepertinya sudah bereaksi, badannya terasa lebih nyaman sekarang. Teringat belum menghubungi Raja, Cahaya segera mengambil ponselnya. Jam sebelas waktu Korea, jam sembilan di Indonesia. Kalau dia menelepon tentunya akan mengganggu Raja yang sedang kerja, pilihannya tentu mengirimkan pesan pada lelaki tercinta. Mengusap layar ponselnya, senyumannya dengan Raja langsung menghiasi layar benda pipih itu, Cahaya kembali didera rindu, entah kapan dia akan bisa melihat langsung senyuman, dan wajah tampan kekasih hatinya lagi. Dia merindu. [Maaf, Sayang, kalau semalam aku mematikan hp. Aku hanya merasa sendiri di sini sedang kalian, orang yang aku sayang berkumpul penuh suka cita, entah kenapa setelah melihat photo yang kamu kirimkan, aku jadi sedih.] [Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Ini baru pulang dari rumah sakit, kata dokter hanya kecapean dan kurang istirahat, juga kemarin terla
Baca selengkapnya

Mencari Jejak

Matanya terus menatap ke depan, berharap dan semoga ada mobil yang dia hafal dengan baik plat nomornya sekarang. Dia akan mencari siapa pemilik mobil itu, segala cara akan dia lakukan untuk mengetahui keberadaan Cahaya. Namun hingga dia berkendara tiga puluh menit kemudian, tak ada lagi petunjuk yang didapatkan. Menepikan mobilnya, Kim mengusap wajahnya pelan. Jelas rasa yang dia pendam sekian lama semakin menyiksa saja. "Honey … kamu di mana?" Kim harus menelan lagi kekecewaannya, gadis yang diharapkan bisa ditemui dan mendengar semua penjelasan nya, ternyata sangat sulit untuk diraih. Padahal tadi kembali mereka berhadapan, dekat … sangat dekat. Hanya kaca yang memisahkan mereka, tapi lagi-lagi permainan takdir membuatnya mengusap dada. ***"Terima kasih, Oppa. Maaf saya sudah merepotkan." Cahaya kembali mengucapkan rasa terima kasihnya saat Choi akan pergi. "Never mind, Cahaya. Sudah tugas aku. Boleh aku minta nomor hp kamu? Jadi nanti aku bisa menanyakan tentang kondisi kamu.
Baca selengkapnya

Ujung Penantian

"Kamu baik-baik saja, Sayang?" Cahaya tersenyum saat Raja menghubunginya saat jam istirahat, badannya sudah semakin nyaman setelah tidur, dan tepat selesai dia menikmati burger yang tadi dibelikan Choi, suaminya itu menghubunginya. "Iya, Sayang, aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Maaf kalau kemarin Sudah membuatmu khawatir," ujar Cahaya mengakui kesalahannya. Raja tersenyum penuh kelegaan, kekhawatiran sejak semalam hingga tadi sebelum dia melihat Cahaya, menguap begitu saja begitu senyuman manis istrinya tercinta, tersaji di depan mata. "Syukurlah, aku senang mendengarnya. Apa kamu sudah makan? Dokter bilang apa saja tadi? Apa Choi memperlakukanmu dengan baik?" tanya Raja beruntun. Sebenarnya Raja cemas dengan seseorang yang ditunjuk perusahaan untuk mengurus kepentingan para karyawan dari Indonesia, ada ketakutan kalau kejadian empat tahun lalu akan kembali terulang, kisah cinta yang membuat dia limbung hingga enggan membuka hati pada gadis lain. Justru sekarang ini ketakuta
Baca selengkapnya

Menemukannya

Salju pertama sudah turun semalam, hamparan putih dengan cantik menutup permukaan tanah sejauh mata memandang. Gigil yang semalam begitu menggigit tulang, sedikit menghangat dengan munculnya sang raja siang. Seperti mengulang waktu yang telah lewat, Cahaya, Adrian dan Andri memilih taman di dekat apartemen mereka, untuk menikmati lembutnya salju. Tak hanya mereka, banyak penghuni apartemen lain ikut serta. Seakan salju adalah hal yang baru untuk mereka juga. Menghalau dingin, Cahaya menggunakan dua lapis sweater juga jaket untuk melindungi tubuhnya. Dia tak ingin kehilangan kesempatan dengan Andri dan Adrian, untuk ikut serta membuat boneka salju. Ketiganya begitu menikmati hari libur, dengan bermain seperti anak kecil saja. Bahan tanpa ragu, mereka juga mendekati anak-anak kecil yang sedang membuat benteng, untuk bersembunyi dari lemparan bola salju temannya. Mobil itu mendekat, ini adalah gedung apartemen baru keempat yang dikunjungi pemiliknya, untuk mencari keberadaan seseorang
Baca selengkapnya

Tak Bisa Sembunyi

"Hyong!" Andri mematung melihat seseorang yang pernah dikenalnya dengan baik, seseorang yang membuat sahabat dari istrinya, menunggu tanpa pernah mendapat kepastian tentang akhir cinta mereka. Dia melihat pada Cahaya yang kini berjongkok dengan membelakangi Kim, yang semakin pelan berjalan. Apa yang akan Cahaya lakukan saat dia melihat lelaki itu? Sedang untuk mencegah pertemuan sepasang kekasih di masa lalu itu pun rasanya sudah terlambat, Kim pasti sudah bisa menebak kalau salah satu dari mereka adalah cahaya. Ah, apa yang harus dilakukannya? Memberitahu Cahaya atau justru menyembunyikan gadis itu dari pertemuan yang tak terduga? Adrian!"Yan! Tolong berdiri!" Andri memanggil Adrian yang langsung mendongak begitu namanya dipanggil. Dengan isyarat mata, Andri melirik pada Kim yang semakin mendekat dengan senyuman di bibirnya, jelas sekali kalau lelaki itu tengah merasa bahagia yang sangat. Mengikuti arah pandang Andri, Adrian sontak berdiri begitu melihat Kim berjarak semakin
Baca selengkapnya

Memberikan Penjelasan

Adrian menatap Kim penuh kebencian. Apalagi imbas dari kelakuan lelaki itu, membuat pihak keamanan apartemen menghampiri mereka, dan meminta mereka untuk berbicara baik-baik di unit apartemennya. Tentu saja Adrian tidak bisa menghalangi lagi, karena Kim bisa mengatakan apa saja pada petugas itu tanpa dia pahami apa maksudnya. Si*lan!Mereka memang tidak meninggalkan Cahaya, apalagi Andri yang terus Cahaya peluk tangannya meminta perlindungan, seolah berada dekat Kim adalah satu ancaman, yang harus segera dia hindarkan. Kim sudah pasrah melihat tingkah Cahaya yang seakan merasa terancam oleh kehadirannya. Hanya saja Kim kembali ragu dengan pikirannya sendiri, kalau memang Cahaya ada hubungan spesial dengan Adrian, kenapa pada Andri dia meminta perlindungan? Atau memang sebenarnya dengan Andri-lah Cahaya ada hubungan? 'Terserah! Dengan siapapun Cahaya mempunyai hubungan dengan salah satu lelaki itu, keduanya bukanlah ancaman untuknya. Dia akan berusaha meyakinkan Cahaya gara bisa kem
Baca selengkapnya

Haruskah Percaya?

"Aku juga tak mengerti kenapa Su Ni menginginkan nama itu untuk anak kami, hingga semuanya terjawab saat aku membaca curahan hatinya dalam buku, setelah sekian bulan dia pergi, ternyata … malam itu, di mana Su Ni memperdaya, tanpa sadar aku menyebut namamu, Honey … namamu! Dari sana Su Ni tahu, kalau itu yang menyebabkan aku tidak bisa membuka hati untuknya. Karena kamu."Kim menatap Cahaya yang kini memandangnya tak percaya, deraian air mata dari mata indah pemilik hatinya, turut menjadi saksi kalau Cahaya pun terluka mendengar cerita jalan hidupnya. "Kembali aku jalani hidup dengan hanya fokus mengurus A Ya, bahkan semua impian yang tersisa pun sudah kuhapus habis, aku sudah tidak ingin merangkai masa depanku sendiri. Untuk sekedar memimpikan kamu pun aku tak sanggup lagi, aku tahu kalau aku sudah terlalu jauh mengkhianati, walau semua jelas diluar kehendakku. Hingga entah bagaimana caranya, mama bisa meyakinkan appa dan memintaku pergi ke Indonesia untuk menjemputmu sebagai menant
Baca selengkapnya

Menyusun Rencana

Ada yang terangkat dari pundak Kim begitu semuanya sudah dia katakan pada Cahaya. Dia merasa lega, apalagi Cahaya setuju untuk kembali memulai hubungan mereka dengan dalih persahabatan. Bukankah semua memang dimulai dengan pertemanan dulu bukan? Setelahnya, dia bisa kembali perlahan tapi pasti membuat Cahaya kembali mencintainya, dan memutuskan hubungannya dengan kekasihnya. Ah, Adrian bukan kekasih Cahaya? Iya, Kim yakin itu, karena tadi hanya Andri yang terus menempel Cahaya tak menjauh sama sekali. Dia juga bisa melihat sorot mata Adrian padanya, tidak segarang di awal saat sebelum lelaki itu mendengar semua penjelasannya, Adrian terlihat sedikit bersimpati padanya. Biarlah dia dianggap menjual kisah sedih hidupnya, hanya untuk meraih perhatian juga simpati dari ketiga orang itu. Setidaknya dia tidak berbohong bukan? Semua itu memang terjadi padanya, walau kini seakan dijadikan senjata olehnya untuk mencapai satu tujuan, memiliki Cahaya kembali. Untuk selanjutnya, Kim harus mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status