Home / Romansa / Bukan Aku Tak Setia / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Bukan Aku Tak Setia : Chapter 191 - Chapter 200

215 Chapters

Semakin Sayang

"Cepatlah datang, A Ya terbangun!" kata Cahaya begitu panggilannya untuk Kim mendapatkan jawaban. Ternyata A Ya terus menangis, saat bangun ada di tempat asing dan hanya ada Cahaya bersamanya. Bocah itu terus memanggil-manggil Kim dengan mata yang terus bergerak mencari keberadaan ayahnya. "Cup-cup, Sayang. Sebentar lagi, Appa datang. A Ya jangan nangis, ya. Tunggu sebentar." "Appa!" "Iya, sebentar ya, Sayang. Tante baru saja menghubungi appa, sekarang pastinya appa sedang menuju kemari." "Appa, Mama … appa!" Deg!Lagi, anak kecil yang tak pernah merasakan kasih sayang ibu kandungnya itu, memanggil dirinya mama, Cahaya merasakan sesak dalam dadanya, betapa A Ya sangat butuh figur seorang ibu. "Iya, Sayang. Sekarang A Ya pakai jaketnya dulu, ya. Jadi saat Appa datang, A Ya sudah siap untuk pulang," bujuk Cahaya yang untungnya A Ya mau menurut. Beberapa kali dia menoleh pada pintu yang tertutup, menunggu ada suara bel atau panggilan atas namanya dari Kim. Dia juga heran, di mana
Read more

Semakin Terikat

Ternyata sebentar yang mereka rencanakan di awal, tidak terbukti. Apalagi keadaan seakan mendukung, dengan salju yang terus berhenti, dan membuat A Ya semakin larut dalam permainan. Meski dia hanya menjadi penonton, saat capit raksasa yang dikendalikan oleh Kim mencoba mengangkat boneka pilihannya. Gadis kecil itu bersorak dan bertepuk tangan, begitu capit itu berhasil menaikkan boneka yang diharapkan, namun segera tergelak hingga matanya menyipit dan hanya meninggalkan garis lurus, saat boneka itu kembali terjatuh.Ya, Kim tidak pernah mengajarkan pada A Ya untuk bersedih saat boneka itu tidak berhasil didapatkan, mereka akan langsung tertawa bersama saat kegagalan justru menghampiri.Cahaya turut larut dalam keceriaan bapak dan anak itu, dia juga ikut tertawa lepas melihat tingkah menggemaskan anak dari mantan kekasihnya itu. Ternyata Kim dan Hana memang berhasil membuat si kecil A Ya menjadi anak yang ceria, meski tidak mengenal kasih sayang ibu kandungnya."Mama, oba …," celetuk A
Read more

Memberikan Alasan

Cahaya terus melangkah melewati unit apartemennya, dia akan mendatangi Adrian dan Andri yang sangat disadari olehnya, telah kecewa dengan semua tindakannya tadi pada kedua sahabatnya itu, dia ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi pada mereka, apalagi saat mengingat bagaimana perkataan Adrian, setelah dia berbicara yang setidaknya menyinggung perasaan lelaki itu.Adrian yang selalu menjaganya, juga menjalankan amanat Raja yang sudah menitipkannya pada mereka, hingga terkesan begitu protektif. Namun dengan tega, dia membuka perasaan yang lagi sempat Adrian katakan padanya, di depan Andri. Sudah bisa dipastikan, kalau Adrian pasti sangat malu oleh Andri karena sikapnya tadi."Nugu?" terdengar suara Andri setelah Cahaya menekan bel."Aku, dri."Dan suara kunci diputar pun terdengar, begitu Cahaya menyebutkan diri."Aya?! Dari mana? Kok, bawa payung?" tanya Andri begitu pintu terbuka dan menampakkan sosok Cahaya dengan jelas."Masuk dulu, boleh? Dingin.""Ah, iya, masuklah. Maaf."A
Read more

Perasaan Tersembunyi

Cahaya senang masalahnya dengan Adrian berhasil diselesaikan, sahabatnya itu sudah kembali bersikap biasa dan juga menunjukkan rasa peduli seperti sebelumnya, bahkan seperti tidak pernah ada masalah di antara mereka. Hanya saja, semalam Cahaya dibuat kesal oleh Raja, karena suaminya itu mendadak tidak bisa dihubungi, hanya pesannya saja yang dibalas Raja. Itu pun hanya menjelaskan alasan, kenapa dia tidak mengangkat telepon darinya. Dan tadi sebelum berangkat kerja, Cahaya sudah meninggalkan lagi pesan untuk Raja, dan lagi hingga waktu makan siang, Cahaya kembali tidak mendapatkan telepon balasan atas beberapa panggilannya. Entah sedang apa Raja sekarang? Hingga dia tidak bisa menyempatkan waktu walau sekejap, untuk mengobati rasa rindu Cahaya akan wajah dan juga suara pangeran hatinya. Meski begitu Cahaya tetap mencoba berpikir positif. Mungkin saja Raja terlalu sibuk di awal minggu, belum lagi perbedaan waktu yang membuat jadwal istirahat mereka tidak sama. Raja juga belum mengeta
Read more

Seseorang Yang Beruntung

Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari bibir Choi. Dengan jantung berdegup kencang, Choi menunggu jawaban Cahaya yang mungkin akan membuatnya senang, atau bahkan kalah sebelum berperang. "Bukannya waktu pertama kali datang Mr. Han sudah mengatakan hal itu?" Cahaya sengaja menggantung jawaban. Dia ingin tahu, sejauh mana Choi akan bersikap seolah tidak tahu, atau bahkan memang jujur tidak tahu tentang statusnya. "Jadi apa yang dikatakan oleh Han itu benar adanya? Kalau kamu sudah punya pacar?" ada kecewa dalam suara Choi, namun tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa, dengan kebenaran yang tersemat dalam diri Cahaya. "Iya, aku sudah punya pacar." suami tepatnya. Lanjut Cahaya dalam hati.Dia bukan ingin menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya, hanya saja cukuplah sudah status itu dia akui pada Choi, yang akan dia kenal hanya untuk sesaat saja. "Adrian atau Andri?" "Apa?" "Adrian atau Andri salah satu dari mereka yang menjadi kekasihmu?" Cahaya tertawa lirih saat menden
Read more

Menyusun Kejutan

Raja baru bisa santai saat mendekati waktu istirahat, dari pagi dia terus disibukkan oleh semua urusan tentang keberangkatannya bersama dua orang karyawan, yang sudah dipilih perusahaan untuk pergi ke Korea nanti malam. Dia sengaja mengabaikan panggilan telepon dari istrinya, seakan memang ingin memantik kemarahan Cahaya yang dengan sadar diabaikannya. Bukan itu saja, bahkan Alya sengaja Raja minta untuk tidak mengatakan pada Andri, mengenai rencana keberangkatan karyawan susulan malam ini, dan untungnya Alya bisa diajak kerja sama dengan mengikuti permintaan Raja. Tapi tentu saja itu tidak gratis, Alya meminta Raja membawakan titipan oleh-oleh untuk Andri. Dan Bumil yang tengah menantikan kelahiran anaknya itu tertawa puas, saat Raja melotot melihat titipan yang harus diberikannya untuk suami dari sahabat istrinya itu. "Nggak salah ini, Al? Banyak amat! Belum lagi titipan bapak sama ummi buat Cahaya. Kelebihan ini mah bawaan aku!" protes Raja. "Aa titipin aja sama Indah dan Rita n
Read more

Akhirnya Tiba

Cahaya baru sampai ke apartemen begitu penunjuk waktu menunjuk diangkat setengah sembilan. Raga yang lelah karena kerja seharian juga harus lembur sampai jam setengah delapan, bertambah penatnya saat hanya menemukan pesan dari Raja, tanpa ada bukti kalau lelaki itu mencoba menghubunginya. Padahal dia beberapa kali mencoba menelepon Raja, tapi Raja seakan tidak peduli dengannya dengan tak balik menghubungi. Bolehkah kalau dia marah dengan suaminya itu? Setelah mandi, Cahaya merebahkan badannya di ruang TV. Sisa dingin dari mandi, perlahan menguap saat tubuhnya dipeluk hangat selimut. Berbaring miring dengan tangan yang terus menggenggam ponsel, Cahaya menahan diri untuk menghubungi Raja. Menghitung perbedaan waktu yang ada di antara mereka, Cahaya tentunya berharap Raja akan segera menghubunginya di sela-sela kesibukan yang tidak diketahuinya. Hingga suara bel terdengar, disusul suara seseorang yang sudah sangat dikenalnya kemudian. Suara Andri. "Kamu tidur terus seharian ini, Ya?"
Read more

Sekutu

"Terima kasih." Raja tersenyum hangat menyambut uluran tangan Choi. Indah dan Rita saling sikut saat melihat wajah manis Choi. Keduanya saling lempar senyum penuh kekaguman, pada lelaki yang kini tengah berbincang dengan Raja juga Jang. Ternyata benar apa yang dilihat mereka di layar TV, kalau lelaki Korea enak dipandang mata. Dan sayangnya, Choi seperti tidak seantusias bertemu dengan Cahaya saat melihat Indah dan Rita. Lelaki itu terlihat biasa saja saat berkenalan dengan kedua gadis itu. "Lewat sini, Mr. Rajendra," ujar choi, melangkah lebih dulu begitu selesai mereka bercakap seperlunya. "Panggil saja Raja, Mr. Choi." Raja meralat panggilan Choi untuknya. "Oh, kalau begitu panggil saya Choi juga biar lebih akrab." Choi tertawa pelan"Oh, tentu," balas Raja dengan senyuman menawan. Sementara Jang terlihat sibuk dengan ponselnya, mengabarkan pada keluarganya kalau dia sudah mendarat dengan selamat. Raja merasakan dejavu. Sikap Choi benar-benar mengingatkan dia pada Kim dulu d
Read more

Kebenaran Status Cahaya.

Dua jam kemudian mereka sudah sampai di apartemen, terlihat Indah dan Rita sangat senang melihat bangunan yang berdiri kokoh di depannya, gedung yang salah satu unitnya akan menjadi tempat berlindung selama beberapa bulan ke depan. Begitu juga Raja, dia senang mendapati kalau istrinya tinggal di tempat yang sangat nyaman, berbeda dengan gedung apartemen yang dulu saat mereka pertama bertemu. Hanya sayangnya, dia harus masih menyimpan kerinduan untuk bertemu dengan sang pujaan, hingga sore atau bahkan malam menjelang. Menggunakan lift, mereka naik ke lantai dua tempat unit apartemen Cahaya berada, tadi Choi sudah meminta izin kepada pengelola gedung untuk meminta kunci cadangan unit Cahaya, karena tidak mungkin menunggu Cahaya pulang yang entah akan pulang jam berapa. Dengan dibantu Choi dan Raja, Rita dan Indah memasukkan koper mereka ke dalam apartemen, yang selama tiga bulan ini ditinggal sendirian oleh cahaya. Sengaja mereka tidak membuka kamar Cahaya, menyimpan semua barang bawa
Read more

Perhatian Choi

Melihat hal itu Adrian terkekeh, apalagi Raja yang selalu terlihat berwibawa di matanya, kini justru salah tingkah dengan wajah merona. "Ah, bagus juga usulnya, boleh lah nanti aku minta bantuanmu, Choi." Raja terkekeh menanggapi. Choi mengangguk, mereka pun bercakap sebentar, lalu pergi meninggalkan Adrian yang tentunya butuh istirahat setelah semalam kerja. Choi pun lalu mengantar Raja ke hotel terdekat sebelum kembali ke perusahaan, Choi sudah meyakinkan diri, kalau semua rasanya untuk Cahaya tidak akan menemukan muara. Rasa yang hadir tanpa bisa dia biarkan berkembang, dengan status Cahaya yang ternyata adalah istri orang. Apalagi melihat bagaimana rupa Raja yang rupawan, tentunya Cahaya sangat mencintai lelaki itu. Setelah membantu Raja check-in, dan meminta petugas hotel untuk menyiapkan kamar untuk mereka berbulan madu, Choi kembali ke perusahaan dengan menggunakan taksi, karena memang dia tidak membawa mobil dan dijemput oleh supir ke apartemennya tadi subuh. Choi melihat
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status