"Tolong jangan sumpahi hidup saya lebih menderita dari ini, Pak!""Makanya kalau nggak mau saya lebih murka, kamu jangan lagak-lagak sok suci!" Sepertinya perdebatan kami tidak akan habisnya jika tidak ada yang mau mengalah. Dan rupanya sebanyak apapun aku membela diri, Pak Akhtara tetap pada pendiriannya. Memandang rendah aku. "Pakai acara minta izin segala. Itu kalau kamu masih gadis! Kenyataannya, kamu itu cuma janda murahan!" ucpnya ketus."Pak Akhtara --- ""Diem! Nggak usah mbantah! Berani mbantah omongan saya atau bakal saya bayar murah upah tenagamu jadi babu di rumah! Ngerti!?"Aku urung bersuara jika diancam begitu. Jangan sampai hutangku tidak lunas sebelum mati. Sampai disini, aku sudah bertekad untuk tidak akan menikah lagi. Aku akan memfokuskan diri pada pelunasan uang sebesar satu milyar itu agar hidupku tidak memiliki sangkut paut lagi dengan Pak Akhtara. Kedua mataku memandang Pak Akhtara dengan sorot sedih, hancur, terluka, marah, namun tanpa bisa berbuat apa-apa
Baca selengkapnya