Home / Romansa / Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan / Mengganti Kaca Pecah Dengan Yang Baru

Share

Mengganti Kaca Pecah Dengan Yang Baru

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2024-07-09 08:35:57
Aku tidak menjawab pertanyaan Mama. Lalu memilih menuju teras dan meletakkan ketiga kotak seserahan lamaran itu di meja.

"Aku nggak akan nahan kamu untuk tetep disisiku kalau kamu emang bukan untukku. Aku tahu, sekuat apapun aku nahan kamu, kalau Allah nggak menggariskan kamu jadi milikku, pasti semuanya akan terlepas," ucapku dengan menatap ketiga kotak seserahan itu.

Aku sudah memantapkan hati untuk membawa ketiga kotak seserahan itu. Aku hanya tidak mau bolak balik ke rumah untuk mengambil barang yang makin melukai hati dan kedua orang tua.

Bukan untuk mendahului takdir, namun ... keluarga sholeh mana yang sudi membiarkan putra mereka tetap menikah dengan perempuan 'terfitnah' sepertiku?

Aku bukan Aisyah yang mendapat pembelaan dari Allah ketika dia dituduh melakukan hubungan gelap dibelakang Rasulullah.

Aku hanya seorang Jihan yang memiliki masa lalu buruk dan kini sedang menjalani masa pembalasan.

"Han, kenapa kamu bawa kotak seserahan itu?" Tanya Papa dengan menepuk pundakku l
Juniarth

:-0 habis gelap, masih ada hujan.

| 6
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
yups,sama,posisiku juga jadi jihan,walau emosi juga dg jihan
goodnovel comment avatar
La-La Reyhana
habis gelap, masih ada hujan? ah kejutan apa lg kira2 thor?? bagus jihan.. km harus kuat & tangguh.. jgn lupa itu Rumah dijual aja, trs uangnya balikin ke Akhtara biar dia puas..!! biar Akhtara melek matanya.. klo km bneran udah berubah & bukan cewek matre.. semangat jihan...!!
goodnovel comment avatar
Juniarth
aku mencoba di posisi jihan kak. Tertekan, sedih, tapi nyadar sama kelakuan masa lalu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Hanya Lima Belas Menit

    “Aku pengen nyelesein urusanku sama Pak Akhtara, Pa.”Kemudian Papa menatapku lekat dengan menyentuh kedua pundakku.“Han, jangan membalas api dengan api. Jangan membalas keburukan dengan keburukan, Nak.”Kepalaku menggeleng lalu mengambil tangan Papa dan menggenggamnya. Meyakinkan Papa jika aku yang sekarang sudah bukanlah aku yang dulu.“Aku nggak akan membalas keburukan dengan keburukan, Pa. Aku nggak akan membalas fitnah yang Pak Akhtara lakukan dengan fitnah dariku.”“Lalu? Kamu mau apa ketemuan sama Akhtara?”“Mau bicara baik-baik. Apa keinginan beliau biar bisa maafin aku setulus hati.”“Han, menurut Papa, kamu nggak usah ketemuan sama Akhtara. Papa takut dia kembali kurang ajar sama kamu. Kemarin di parkiran aja dia berani kurang ajar sama kamu! Main peluk dan cium seenaknya!”Terlihat wajah cemas dan tidak terima Papa karena sikap Pak Akhtara kemarin.“Pa, kalau aku nggak nyelesein masalah ini, besar kemungkinan hidupku bakal terus dibayang-bayangi kesialan. Aku gagal nikah sa

    Last Updated : 2024-07-09
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Menawarkan Tubumu Pada Saya?

    [Pesan dari Pak Akhtara : Saya baru bisa datang jam delapan.]Aku mengerutkan kening membaca sebaris kalimat pesan darinya. Jika sekarang saja pukul lima sore, bukankah aku masih harus menunggu beliau tiga jam lagi?Dan keterlambatannya itu tidak disertai dengan kata 'maaf'. "Kayaknya aku harus punya pabrik kesabaran untuk ngadepin Pak Akhtara." Gumamku.Pesan itu terkirim sepuluh menit sebelum taksi yang kutumpangi tiba di restaurant ini. Entah beliau sengaja mengirim pesannya terlambat atau memang memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Aku tidak mau memikirkannya dan hanya mau fokus pada tujuan awalku, yaitu meminta maaf. Lalu tanpa membalas pesan darinya, aku berjalan ke arah Papa yang sudah duduk dengan khidmat di pojok restaurant. "Kenapa, Han?""Pak Akhtara baru bisa datang jam delapan, Pa."Papa mengangkat kedua alisnya mendengar ucapanku. "Kok mbeleset dari janji?"Aku mengendikkan kedua bahu lalu kembali berkata ..."Mending kita nyari masjid aja, Pa. Kita tunggu s

    Last Updated : 2024-07-10
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Hanya Tidur Dengan Pak Akhtara

    Dengan alis berkerut dan perasaan meragu, aku memandang Pak Akhtara sambil kembali bertanya ..."Apa maksud Pak Akhtara?"Beliau kini tertawa lirih dengan nada mengejek. Jauh berbeda dengan Pak Akhtara dua tahun silam yang ... berwibawa. "Kamu tanya, apa yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan maaf dari saya, benar kan?"Kepalaku mengangguk pelan dengan perasaan tidak nyaman. Apakah ucapanku memiliki nada ambigu yang menimbulkan spekulasi ganda di benak Pak Akhtara?"Kalau saya suruh kamu mati, apa kamu bakal bunuh diri untuk mendapatkan maaf saya?"Reflek aku menggeleng tegas. "Saya tidak mau bunuh diri!""Itu artinya kamu nggak bisa melakukan apa yang saya mau untuk memberimu maaf. Jelas sampai sini?"Kemudian aku mengangguk. Benar jika beliau menganggap ambigu ucapanku. Padahal maksudku tidak begitu."Iya, Pak.""Sekarang konteksnya saya ganti, karena saya nggak mungkin nyuruh kamu mati atau saya yang bisa masuk penjara. Cuma gara-gara nyuruh perempuan mu-ra-han kayak kamu mati!"

    Last Updated : 2024-07-11
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Istana Di Dalam Neraka

    "Tolong jangan sumpahi hidup saya lebih menderita dari ini, Pak!""Makanya kalau nggak mau saya lebih murka, kamu jangan lagak-lagak sok suci!" Sepertinya perdebatan kami tidak akan habisnya jika tidak ada yang mau mengalah. Dan rupanya sebanyak apapun aku membela diri, Pak Akhtara tetap pada pendiriannya. Memandang rendah aku. "Pakai acara minta izin segala. Itu kalau kamu masih gadis! Kenyataannya, kamu itu cuma janda murahan!" ucpnya ketus."Pak Akhtara --- ""Diem! Nggak usah mbantah! Berani mbantah omongan saya atau bakal saya bayar murah upah tenagamu jadi babu di rumah! Ngerti!?"Aku urung bersuara jika diancam begitu. Jangan sampai hutangku tidak lunas sebelum mati. Sampai disini, aku sudah bertekad untuk tidak akan menikah lagi. Aku akan memfokuskan diri pada pelunasan uang sebesar satu milyar itu agar hidupku tidak memiliki sangkut paut lagi dengan Pak Akhtara. Kedua mataku memandang Pak Akhtara dengan sorot sedih, hancur, terluka, marah, namun tanpa bisa berbuat apa-apa

    Last Updated : 2024-07-12
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Seperti Raja Vs Babu!

    Setelah menekan bel di dinding kokoh itu, pagar terbuka otomatis dan menampilkan seorang satpam. "Cari siapa, Mbak?""Pak Akhtara ada?"Lalu satpam itu menelisik penampilanku dari atas hingga bawah. Dan berakhir di koper yang berada di sampingku."Mbak siapa ya?""Saya .... eh .... yang mau kerja disini," ucapku jujur. "Oh ... yang gantiin Mbak Mini sama Rosanti?"Mbak Mini dan Rosanti? Siapa mereka?"Eh .... saya kurang paham. Tapi .... saya kemari mau kerja."Satpam itu mengangguk lalu kembali menelisik penampilanku. "Tapi .... masak iya pembantu secantik Mbak?"Mendapat pujian bukannya merasa senang, aku langsung memundurkan langkah untuk berjaga-jaga manakala satpam itu ingin melecehkanku seperti majikannya. "Jangan kurang ajar!" Seruku. Satpam itu langsung mengatupkan tangan dengan ekspresi bingung. "Maaf, Mbak. Bukannya mau bersikap buruk. Cuma, mana ada perempuan secantik Mbak mau jadi pembantu.""Itu bukan urusan anda! Dan saya mau bertemu Pak Akhtara! Kami udah bikin ja

    Last Updated : 2024-07-13
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Melihatku Tanpa Hijab

    Kamar khusus pembantu yang kutempati mengapa berantakan sekali?Kasurnya keluar dari dipan. Sepreinya tergulung tak beraturan di pojok. Pintu lemari kayu yang berbentuk kupu tarung itu terbuka satu dan satunya tertutup. Tirainya pun terlepas sebagian dari gantungannya.Dan .... ada sampah plastik berserakan di lantai kamar berukuran tiga kali dua meter itu.Mengapa rumah semegah ini masih saja memiliki kamar yang kotor seperti ini?Lalu apa tugas kedua pembantu sebelumnya yang bekerja disini?Apa mereka hanya makan dan minum saja tanpa bekerja?"Kenapa bengong?!"Pak Akhtara tiba-tiba muncul dengan membawa minuman kaleng dan itu mengagetkanku.Lalu beliau berjalan ke arahku dan melongok ke arah kamar pembantu. Kemudian senyumnya terbit begitu cerah. Seperti mentari pagi."Kotor ya?"Kepalaku mengangguk pelan tanpa bersuara."Kalau kotor ya bersihkan! Bukan bengong?!" Bentaknya."Iya, Pak. Akan saya bersihkan."“Buruan! Jangan banyak omong doang! Sampahnya nggak akan pindah ke tong samp

    Last Updated : 2024-07-15
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Temui Saya Di Kamar

    Kepalaku menggeleng dengan perasaan ingin tahu.“Memangnya ada apa, Mas?”“Lho? Berarti Mbak tuh kerja disini nggak pernah dapat informasi apa-apa dari Mbak Mini?”Mbak Mini siapa lagi?“Mbak Mini itu siapa?”Ekspresi satpam itu juga berubah makin bingung lalu menggaruk kepalanya.“Mbak, maaf ya saya tanya. Mbak tuh kenal Mbak Mini apa nggak sih?”Kepalaku menggeleng jujur.“Mbak Mini yang jadi pembantu sebelumnya disini?”Kembali aku menggelengkan kepala.“Lha terus, Mbak itu bisa kerja disini tuh dikasih tahu siapa?”Untuk yang satu ini, aku memilih diam tidak menjawab. Tidak mungkin kan jika aku mengatakan pada satpam rumah tentang masalahku dengan Pak Akhtara.“Eh … ya katanya rumah ini butuh pembantu. Terus aku ngelamar dan diterima Pak Akhtara. Kenapa emangnya?”“Soalnya Pak Akhtara bilang kalau nanti ada temannya Mbak Mini yang gantiin tugasnya Mbak Mini. Lha sampai sini, Mbak kok bilang nggak kenal Mbak Mini. Saya jadi bingung.”Aku rasa membicarakan asal usulku itu tidak penti

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jadi Pembantu Plus Open BO

    Ceklek!Usai mengunci pintu kamar, aku segera melepas hijab untuk mengeringkan rambut yang setengah basah.Maklum kamar mandi berada di luar kamar pembantu yang kutempati.Aku setengah menggigil usai mandi karena airnya lumayan dingin. Beruntung, Mama membawakan selimut di dalam koper.Ketika aku akan mengambil gamis bersih dan mukenah di dalam lemari, mataku membelalak tidak percaya. Karena ….“Siapa yang berantakin baju-bajuku di lemari?”Tadi, usai membersihkan kamar, aku telah menata semua isi koperku ke dalam lemari dengan rapi. Tapi, mengapa sekarang berantakan sekali?Kemudian aku mengecek kotak kecil berisi uang simpananku. Syukurlah masih ada.Aku mengingat-ingat siapa saja penghuni rumah ini.“Cuma aku, Pak Akhtara, dan satpam. Aku belum masuk kamar setelah bersih-bersih. Satpam cuma ambil air di dapur lalu balik lagi.”“Pak Akhtara tadi keluar tapi … “Apakah waktu aku membersihkan sampah di depan gerbang tadi beliau mengobrak-abrik isi lemariku?Tapi … untuk apa?Mencari ap

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status