“Berarti kamu juga sudah siap tempur dong, Nad. Kalau begitu kita ke galeri seni sekarang. Setelah itu, kita langsung ke rumah Amelia, terus kita ngamar.” Devan lalu beranjak dari kursi, dan berjalan ke arah kasir untuk melakukan transaksi pembayaran.Setelahnya, Devan langsung menggandeng tangan Nadya keluar dari rumah makan itu.“Eh, buru-buru amat sih, Mas. Tas aku ketinggalan,” ucap Nadya terkekeh, dan masuk kembali ke dalam rumah makan itu.“Buruan, Nad!”“Sabar kenapa sih, Mas. Mentang-mentang baru makan dan dapat tenaga baru, langsung ingin cepat pulang saja.” Nadya lantas berjalan masuk kembali ke dalam rumah makan itu. Dia lantas meraih tasnya yang teronggok di atas meja.Setelah itu, mereka menyeberang jalan menuju galeri seni. Di sana tampak pemuda itu baru saja menyelesaikan proses pewarnaan.“Sudah selesai, Mas?” tanya Devan ketika tiba di tempat itu.“Sudah selesai diwarnai, Mas. Ini mau saya tulis lokasi dan tanggal pembuatannya. Jadi Mas nya dan Mbak e bisa ingat terus
Read more