“Nirmala?” ucap Dimas lirih sambil menatap wanita yang sedang berdiri di depan pintu.Wanita yang mengejutkan kami itu lalu melangkah masuk menghampiri aku dan Dimas dengan wajah memerah, dan aku tidak tahu siapa wanita itu. Tapi bila aku dengar dari apa yang Dimas katakan tadi, sepertinya wanita itu bernama Nirmala.“Siapa dia, Dimas? Mengapa kalian berdua ada di ruangan ini?” tanya wanita yang bernama Nirmala.“Dia Cempaka, Nirmala. Dia tamuku,” jawab Dimas dengan raut wajah yang tidak bisa aku artikan.Wanita itu lalu memperhatikanku dari atas hingga ke bawah begitu melihatku, dan terlihat sekali dia sepertinya tidak suka kepadaku.“Tamu? Apa kamu yakin dia itu tamumu, Dimas. Dia seperti …,” ejek Nirmala menjeda kalimatnya sambil menatapku tidak suka, “Pe-la-yan!” lanjutnya.“Nirmala!” bentak Dimas dengan wajah memerah.“Di –Dimas,” ucap Nirmala terlihat terkejut, dan wanita itu lalu pergi dengan wajah yang terlihat marah.“Maafkan Nirmala, Cempaka. Dia memang seperti itu dan selal
Baca selengkapnya