Mbak Siti dan juga Sri terlihat binggung dengan sikapku, dan mereka kemudian saling memandang lalu memandangku.“Ada apa denganmu, Cempaka? Mengapa kamu seperti terkejut seperti itu?” tanya Mbak Sri.“Ti –tidak, Mbak. Aku tidak terkejut kok,” elakku berusaha menutupi rasa terkejutku, “Aku hanya heran saja, kok Bu Darmi memberikan mbak baju kebaya putih seperti itu. Itu ‘kan seperti baju kebaya pengantin,” lanjutku.“Betul apa yang kamu katakan, Cempaka. Aku kok juga merasa seperti itu ya, aneh sekali,” tambah Sri.“Awalnya aku juga heran sama seperti kalian, tapi kata Bu Darmi kebaya ini cucok untukku dan acara yang akan kami hadiri besok lusa. Jadi aku akhirnya menerima apa yang Bu Darmi berikan. Lagi pula kebaya ini sangat bagus dan juga mahal, makanya aku tidak menolak,” jelas Mbak Siti.“Iya sih, Mbak Siti. Apa yang mbak katakan memang benar, tapi apakah mbak enggak merasa aneh Bu Darmi membelikan mbak baju mahal begitu. Karena setahuku, walaupun Bu Darmi baik kepada kita, tapi di
Read more