“Euuu, euuu,” panggilku dengan suara yang harus sedikit aku paksa.“Ki, Nak Ajeng,” terdengar suara ninik berteriak.Aku yang masih merasakan perih dan sakit di seluruh tubuh dan wajahku kemudian mencoba menggerakan tubuhku dan membuka mata, tapi rasa sakit itu masih saja menyerangku. Bahkan rasa sakit itu sampai ke tulang.“Ada apa dengan Nak Ajeng, Ni?” tanya akik.“Nak Ajeng sudah sadar, Ki. Lihat, Nak Ajeng sudah membuka matanya,” jawab Ni Imah.“Syukurlah, Ni.” Jawab Ki Joko sambil menatapku dan wajahnya terlihat bahagia, “Nak Ajeng, apa Nak Ajeng bisa mendengar akik?” lanjut Ki Joko.Ketika aku akan menjawab apa yang Ki Joko tanyakan mulutku masih terasa sakit untuk berbicara. Jangankan untuk berbicara menelan ludahku saja terasa sakit sekali.Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, tapi ketika aku mencoba melihat tubuhku. Aku melihat tubuhku dililit dengan kain, dan memiliki bau yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya.“Kalau Nak Ajeng tidak bisa bicara maka cukup mengger
Read more