All Chapters of PERAWAN TUMBAL PESUGIHAN PANGERAN DAYU: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

BAB 21 KEBERADAAN MAS BUDI

“Baik, akik akan memberitahu di mana kakakmu berada saat ini, Nak Ajeng. Tapi sebelum akik mengatakannya, apakah kamu sudah siap mendengarnya, Nak Ajeng?” tanya Ki Joko sambil menatapku tajam.Ada rasa takut ketika Ki Joko berkata seperti itu kepadaku, tapi keinginanku untuk mengetahui di mana keberadaan Mas Budi lebih besar dari rasa takut yang aku rasakan saat ini.“Ajeng siap, Ki.”“Kakakmu Mas Budi sekarang berada di suatu tempat dan dia tidak sadarkan diri sampai sekarang, dan itu karena pengaruh Pangeran Dayu. Pangeran Dayu sudah mengetahui tidakannya ketika menyelamatkanmu, dan kakakmu itu mendapat hukuman dari Pangeran Dayu, tapi kakakmu berhasil lolos dan dia ditolong oleh seseorang yang sangat baik. Hanya saja orang itu belum berhasil menyembuhkan kakakmu hingga sekarang,” jelas Ki Joko.“Apa itu artinya Mas Budi nanti akan selamat, Ki?”“Akik masih tidak tahu, Nak Ajeng. Tapi yang akik tahu, orang itu sangat sakti dan dia bisa menghilangkan pengaruh Pangeran Dayu dari tubuh
Read more

BAB 22 MERUBAH JATI DIRI DAN WAJAH

“Tidak ada yang salah denganmu, Nak Ajeng. Hanya saja Nak Ajeng tidak bisa keluar dari tempat ini dengan wujud Nak Ajeng seperti sekarang,” jelas Ki Joko, “Untuk keluar dari tempat ini Nak Ajeng harus merubah jati diri dan wajah Nak Ajeng menjadi sosok yang lain. Kalau tidak, maka Pangeran Dayu bisa menemukan Nak Ajeng lagi,” lanjut Ki Joko.Aku yang masih belum mengerti apa yang Ki Joko maksud hanya bisa diam membeku mendengar penjelasan Ki Joko. Karena aku tidak menyangka untuk keluar dari tempat ini aku harus merubah jati diriku dan wajahku menjadi orang lain, bukan menjadi diriku yang sekarang. Sosok Ajeng putri dari Dirga Atmaja.“Apa itu harus, Ki? Apa tidak ada cara lain selain harus melakukan hal itu?”“Tidak ada, Nak Ajeng. Hanya itu saja cara yang akik tahu.”Mengetahui hanya dengan cara itu aku bisa keluar dari tempat itu membuatku menjadi bimbang. Karena bila aku sampai melakukan hal itu bisa saja Mas Budi tidak akan mengenaliku. Bila Mas Budi selamat saja dia akan kehilan
Read more

BAB 23 BERSEMBUNYI

Aku yang bersembunyi di balik semak hanya diam ketika mendengar suara teriakan itu, dan tak lama terdengar suara kaki yang mulai mendekat ke arahku.Ketika suara kaki itu sudah berada didekatku, dari balik semak-semak yang melindungiku saat ini bisa aku lihat beberapa orang pria dengan pakaian yang pernah aku lihat sebelumnya sedang berdiri tepat di depanku di mana aku bersembunyi, dan orang itu datang tidak dengan tangan kosong melainkan membawa senjata.Aku yang masih bersembunyi hanya bisa tetap diam tanpa menimbulkan bunyi sedikit pun sampai mereka menjauh. Bahkan aku sampai menahan napas ketika salah satu pria itu mendekati semak yang melindungiku.“Hai wanita tua, apa kamu melihat seorang gadis muda di hutan ini?” tanya seorang pria pada seseorang.“Saya tidak melihat siapa-siapa sejak tadi pagi, Tuan.” Jawab wanita tua itu, dan dari suaranya terdengar seperti suara Ni Imah.“Apa kamu yakin wanita tua?”“Saya yakin sekali, Tuan. Sejak tadi pagi saya mencari ranting di hutan ini,
Read more

BAB 24 SIAPA YANG DICARI OLEH ORANG-ORANG PANGERAN DAYU

“Sudah, lebih baik sekarang kita pulang dulu saja. Ini sudah malam, dan Nak Ajeng pasti lelah,” ucap Ki Joko.“Tapi, Ki. Aj—.”“Kita bahas hal itu di rumah saja, Nak Ajeng. Sekarang kita pulang saja dulu, dan Nak Ajeng selain lelah juga pasti lapar ‘kan?” sela Ki Joko.Entah mengapa aku merasa Ki Joko seperti mengalihkan pembicaraan ketika aku bertanya tentang siapa yang dicari oleh orang-orang Pangeran Dayu. Tapi karena aku memang sangat lapar, akhirnya aku mengikuti saran dari Ki Joko, dan kami bertiga pulang ke gubuk akik dan ninik.Sampai di gubuk ninik memintaku untuk membersihkan diriku dari lumpur yang masih melekat di tubuhku, dan aku pun menurut. Sedangkan ninik dan akik menyiapkan makan malam untuk kami.Setelah selesai membersihkan diri, aku langsung menuju tempat di mana kami biasa makan. Selama menikmati makan malam tidak ada pembicaraan sedikit pun dari akik dan ninik, dan itu membuatku merasa tidak nyaman untuk bertanya kepada akik ataupun ninik.“Sekarang Nak Ajeng leb
Read more

BAB 25 SESUATU YANG TIDAK AKU DUGA

“Akik dari hutan, Nak Ajeng. Sekarang ayo kita masuk, karena akik harus mengobati luka akik,” jawab Ki Joko setelah Ni Imah melepas pelukannya.“Tapi, Ki.”“Sudah, Nak Ajeng. Sekarang kita bawa akik masuk lebih dulu,” sela Ni Imah sambil membantu suaminya berjalan masuk ke dalam gubuk.Karena tidak ingin memperburuk keadaan, aku akhirnya membantu Ni Imah membawa akik masuk ke dalam dan merebahkan akik di tempat tidurku.“Ni, Ajeng akan mengambil air hangat dulu,” ujarku, dan ninik pun mengangguk.Setelah mengatakan hal itu, aku pun langsung menuju dapur untuk mengambil air hangat untuk membersihkan luka akik.Ketika menunggu air yang aku masak matang, pikiranku terus saja memikirkan apa yang terjadi pada akik. Karena bila dilihat dari luka di tubuh akik, itu bukan luka dari cakaran binatang buas di hutan. Melainkan sesuatu yang lain, dan aku tidak tahu itu apa.Setelah air hangat yang aku siapkan cukup, aku lalu membawanya dengan hati-hati ke gubuk di mana kami beristirahat. Tapi baru
Read more

BAB 26 ANGGREK HITAM

Melihat akik muntah darah membuatku panik, dan aku lalu membantu ninik untuk membaringkan akik kembali ketika akik sudah tidak muntah lagi. Tapi baru saja akik kami baringkan, akik muntah lagi dan itu sama seperti sebelumnya. Darah segar yang keluar dari mulut akik, dan itu membuatku takut.“Na –Nak Ajeng,” ucap akik sambil memegang tanganku.“I –iya, Ki. Apa yang harus Ajeng lakukan, Ki?”“Anggrek hitam, anggrek hitam,” ucap akik.Ki Joko lalu pingsan setelah mengatakan hal itu, dan itu membuatku semakin panik dan takut terjadi apa-apa pada akik. Sedangkan Ni Imah hanya bisa menangis melihat kondisi suaminya seperti itu.“Ni, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita perlu mencari tabib untuk menyembuhkan akik?”“Ninik juga tidak tahu, Nak Ajeng. Di sini tidak ada tabib, dan kita juga tidak mungkin memanggilnya,” jawab ninik masih sambil terisak.“Apa maksud ninik kita tidak bisa memanggil tabib? Biar Ajeng saja yang memanggilnya, Ni.” Ujarku sambil menatap wanita tua itu, dan N
Read more

BAB 27 MENCARI ANGGREK HITAM

“Maaf, Ki. Memangnya apa yang harus Ajeng lakukan?” tanyaku penasaran.“Cari bunga itu dan bawa bunga itu kepada akik, Nak Ajeng.”Ada rasa ragu di hatiku ketika akik berkata seperti itu kepadaku. Karena ninik pernah berkata kepadaku bahwa bunga itu hanya ada di dekat gua Pangeran Dayu, dan itu artinya aku akan kembali ke tempat itu. tapi bila aku tidak melakukannya, mungkin saja nyawa Ki Joko tidak akan tertolong dan aku akan menyesali hal itu. Karena bagaimanapun juga Ki Joko dan Ni Imah sudah membantu dan menyelamatkanku hingga saat ini.“Bagaimana, Nak Ajeng? Apa Nak Ajeng bisa membawa bunga itu kepada akik,” tegur akik membubarkan lamunanku.“Ajeng akan membawanya, Ki. Tapi kalau boleh tahu di mana Ajeng harus mencarinya?”“Di gua di mana Pangeran Dayu berada, Nak Ajeng.”Deg!Ternyata apa yang aku takutkan benar-benar terjadi, sampai aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi karena aku sudah menyanggupi akan membawa bunga itu kepada akik, maka aku tidak ada pilihan lain selain melaku
Read more

BAB 28 SERANGAN PENUNGGU HUTAN

Aku yang masih berdiri di depan pintu langsung menoleh ke arah akik, dan akik memintaku untuk tetap berdiri di tempatku sekarang tanpa boleh melangkah sedikitpun.Akik kemudian duduk bersila sambil memajamkan mata, dan angin kencang yang tadi menghadangku tiba-tiba hilang perlahan hingga suasana tempat ini kembali seperti sebelumnya.“Ni, tolong ambilkan benda yang ada di dalam tempat itu,” perintah akik sambil menunjuk sebuah gentong kecil di dekat dinding.Ni Imah kemudian mengikuti apa yang dikatakan suaminya, dan mengambil sebuah kain yang terbungkus dari dalam tempat tersebut.Setelah memberikan kepada suaminya benda itu, akik kemudian mendekatiku dengan perlahan dibantu oleh istrinya.“Pakai ini, Nak Ajeng. Ini akan melindungimu dari serangan penunggu hutan dan makhluk tak kasat mata lainnya,” ucap akik setelah membuka bungkusan yang ada di dalam tangannya. Ternyata bungkusan itu berisi kalung, dan aku lalu menerimanya dan langsung memakainya, “ Dengar, Nak Ajeng. Apapun yang te
Read more

BAB 29 MENEMUKAN ANGGREK HITAM

Mendengar suara seseorang berteriak membuatku panik. Karena aku takut orang yang berteriak itu adalah orang pangeran setengah ular itu. Sehingga aku lalu berlari menjauh dari orang yang meneriakiku tadi, tapi orang itu sepertinya masih saja mengikutiku. Karena aku masih bisa mendengar suara kakinya mengejarku.“Hai, tunggu!” teriak orang itu lagi, dan aku tetap saja berlari menjauh.Aku tidak tahu berapa lama aku berlari menghindari orang yang mengejarku tadi. Hingga aku akhirnya tidak mendengar langkahnya lagi, dan aku ternyata sudah tiba di suatu sungai.Tak jauh dari sungai ini ada air terjun, dan itu sangat indah sekali dan baru kali ini aku melihat air terjun seperti ini.Aliran airnya yang menyegarkan membuatku ingin mandi di sungai ini, tapi kemudian aku urungkan setelah mengingat pesan akik kepadaku. Akik berpesan kepadaku agar aku tidak terlena dengan keindahan air terjun dan air sungai yang ada di hadapanku saat ini.Karena bila aku terlena maka aku bisa melupakan tujuan uta
Read more

BAB 30 ARYO

Aku hanya bisa diam membeku melihat kucing yang bersamaku selama ini ternyata sudah tidak bernyawa. Si Manis kucing yang aku temukan di hutan ketika aku baru saja masuk ke dalam hutan ini, kini sudah tidak bernyawa di tangan orang-orang yang dari pakaiannya adalah orang-orang Pangeran Dayu.Si Manis di tusuk berkali-kali dengan senjata yang mereka bawa, dan aku hanya bisa mengalihkan pandanganku saja tanpa bisa menolongnya.Andai saja tadi kucing itu aku bawa ke gua ini, tentu saja dia tidak akan mati seperti itu. Tapi sekarang semua sudah terlambat dan aku tidak bisa menolongnya. Karena bila aku menolongnya, maka orang-orang dari pangeran setengah ular itu akan menemukanku.Setelah orang-orang itu pergi meninggalkan Si Manis yang sudah tidak bernyawa, aku kemudian cepat-cepat untuk turun dan melihat keadaan kucing yang bersamaku selama ini.Tapi baru saja aku akan mendekati kucing itu, tiba-tiba kakiku terpeleset dan aku menjatuhkan batu ke dalam sungai.“Siapa di sana?” terdengar su
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status