Mendengar suara ibu membuatku menghentikan langkahku. Aku tidak tahu itu benar suara ibu atau hanya hembusan angin saja yang miri dengan suara ibu.“Ajeng, kemari nak. Ibu ada di sini,” terdengar suara yang mirip dengan suara ibu lagi, dan suara itu terdengar tepat di belakangku.Aku yang sangat merindukan ibu, tanpa aku sadari langsung bergerak untuk menemui ibu. Tapi baru saja aku akan berbalik, tiba-tiba pesan akik terlintas dalam ingatanku, dan aku langsung mengurungkan niatku.“Ada apa, Ajeng? Kenapa kamu membelakangi ibu, apa kamu tidak merindukan ibu, Nak?”Aku yang masih dapat mendengar suara ibu lalu menutup telingaku, agar aku tidak mendengarnya lagi. Tapi suara ibu masih saja terdengar, dan ibu terus saja berbicara agar aku ikut dengannya.Karena tidak ingin terpaku dengan suara ibu, aku akhirnya melangkah sambil menutu telingaku. Tapi hembusan angin dari arah depan tiba-tiba semakin kencang, hingga hampir membuatku terpental.Bersamaan angin itu menghantam tubuhku, aku men
Read more