“S –Sri, ucapku terkejut ketika melihat temanku yang entah sejak kapan dia ada di tempat ini, “Sejak kapan kamu berada di sini, Sri?” lanjutku mengalihkan pembicaraan.“Jangan mengalihkan pembicaraan, Cempaka!”“Mengalihkan pembicaraan? Apa maksudmu, Sri?”Sri yang masih berdiri, kini duduk di sampingku. Wajah wanita itu tidak lagi sedih seperti sebelumnya. Tapi kali ini dia terlihat serius dan itu membuatku takut.“Tidak perlu berpura-pura, Cempaka. Bukankah kamu tadi mengatakan ‘Memangnya apa yang sudah aku lakukan kepadanya?’ siapa orang itu? Dan apa kamu sudah kamu lakukan?” cecar Sri membuatku terngaga.Aku tidak menyangka Sri mendengar apa yang aku katakan. Walaupun itu hanya kalimat terakhir, tapi hal itu cukup membuatku ketakutan.“Kenapa kamu diam saja, Cempaka? Siapa orang itu, dan apa yang sudah kamu lakukan kepadanya?” Sri mengulangi pertanyaannya.“Bukan siapa-siapa, Sri. Lupakan saja,” jawabku sedikit berbohong.Namun jawabanku itu sepertinya tidak membuat temanku itu un
Baca selengkapnya