Bab 43Aku mengernyitkan keningku bingung melihat Yuda yang seperti tersenyum tapi entah tengah menertawakan apa. Dan bodohnya bibirku tak tahan untuk sekedar bertanya langsung padanya."Padahal Yanti kelihatannya marah lho, tapi kamu malah tersenyum senang. Kenapa?" Kutatap Yuda dengan wajah heran. Adi kembali tidur di kursi belakang."Kenapa kamu sangat penasaran, Mbak?" Masih dengan tarikan senyum, Yuda bicara."Sudahlah, jika kamu tidak mau cerita, tak penting juga," balasku berusaha mengalihkan pandangan menuju ke jalan raya di depan yang seperti berlari."Katakan saja, apa alasannya hingga aku harus bicara padamu. Mungkin jika bisa aku akan jawab." Aku mengangkat bahu, cuek, meski hati sebenarnya penasaran. Tapi mungkin juga Yuda tidak mau bercerita apapun padaku, itu privasinya."Yanti akan menikah karena terpaksa. Sebenarnya sudah lama dia mengejarku, tapi selalu kuabaikan. Dan belakangan ini niatnya untuk menjadi pacarku
Baca selengkapnya