공유

Bab 41

Bab 41

"Mbak, bisakah kita bicara sebentar." Yuni berdiri dengan perasaan sulit kuartikan. Kupandangi wajah itu secara seksama. Aku menelan ludah secara kasar. Tenggorokan rasanya tercekat melihat perut Yuni yang membuncit, sepertinya wanita itu tengah hamil entah berapa bulan. Susah payah aku menormalkan debaran dadaku saat mengingat bagaimana kondisi Mas Agung saat itu di rumah Yuni. Hampir telan*ang. Entah kenapa aku berpikir bahwa anak yang dikandungnya pun adalah anak dari suamiku, yang sebentar lagi akan berubah gelar menjadi mantan suami.

"Aku mohon, Mbak." Raut wajah Yuni terlihat sayu saat menatapku. Binar matanya mengembun seolah tengah bergelut dalam nestapa. Tentu saja, kupikir tak mudah berada dalam posisinya. Janda anak satu dengan janin yang sudah berkembang, tanpa suami pula.

Aku sedikit melirik ke arah Yuda yang mengangguk dan tak berkedip melihat Yuni.

"Kami akan menunggu di mobil, silahkan jika kalian mau mengobrol," kata Yuda s
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status