Home / Romansa / Kehidupan Kedua / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Kehidupan Kedua: Chapter 41 - Chapter 50

80 Chapters

41. Minum

Nadisa memutar tubuhnya, kemudian berjalan menjauhi Jevano. Membiarkan lelaki tampan itu memandangi punggung sempitnya yang perlahan namun pasti mulai menciptakan jarak. Sementara Nadisa justru kian mendekat pada Narendra Bagaskara."Ayo, Narendra. Kita pergi." Nadisa berkata pelan.Narendra mengangguk dengan cepat. Mengekori Nadisa yang melangkahkan kedua kakinya menuju pintu lapangan itu. Sementara Jevano masih setia membatu.Gadis Sanjaya itu keluar dari lapangan yang tadi didatanginya, kemudian melihat satu unit mobil mewah yang terparkir tidak jauh darinya. Ada seorang lelaki di kursi pengemudi. Seseorang dengan setelan jas hitamnya. Sepertinya ia adalah tangan kanan dari Jevano Putra Hartono.Nadisa menyipitkan mata, berusaha mempertajam penglihatannya.Lelaki di kursi pengemudi itu awalnya sedang fokus memperhatikan telepon genggamnya, tetapi firasat bahwa seseorang tengah memperhatikannya membuat ia mendongak. Haikal terlonjak pelan, saat dirinya menyadari Nadisa sedang meliha
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

42. Salah

Pikiran Jevano Putra Hartono seketika menjadi kosong, setelah mendengar ucapan bernada tajam yang dilontarkan oleh Nadisa Tirta Sanjaya.Jevano kira, Nadisa hanyalah gadis cantik yang akan dengan mudah bertekuk lutut di hadapannya. Jevano pikir, Nadisa hanyalah gadis lemah yang memiliki posisi di bawahnya. Jevano sangka, Nadisa hanyalah gadis biasa yang dapat ia genggam setelah sedikit memamerkan kehebatannya."Aku salah…"Ya, ternyata, Jevano salah besar.Gadis Sanjaya itu tidak mudah untuk ditaklukkan. Ia keras, juga kuat. Nadisa bukanlah sekadar gadis lemah yang berada di bawah Jevano. Nadisa bukan gadis yang akan berteriak penuh kekaguman karena kesempurnaan Jevano Putra Hartono.Jevano ... telah salah mengambil langkah. Ia justru membuat Nadisa kian menjauhinya.Setelah Nadisa pergi bersama dengan Narendra Bagaskara, Jevano sempat terdiam selama beberapa saat. Hanya merenung. Menyesali betapa gegabahnya ia dalam mendekati Nadisa.Beberapa waktu berlalu, hingga Haikal berinisiatif
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more

43. Sadar

Karenia Winata sempat sedikit terlonjak karena mendengar nama yang keluar dari bibir Jevano. Akan tetapi, gadis itu memilih untuk abai akan semuanya. Ia justru membalas ciuman Jevano kian dalam.Karenia tidak peduli tentang siapa yang ada di benak Jevano. Yang penting di sini, orang yang sedang bersama Jevan adalah dirinya; Karenia Winata. Karenia bahkan tidak keberatan untuk memberikan segalanya yang ia punya.Hanya untuk Jevano, segalanya bisa Karenia berikan secara percuma.Mata sayu Jevano sedikit terbuka di tengah pagutan mereka. Akan tetapi, wajah yang berada di hadapannya sukses membuat Jevano terlempar dari alam bawah sadarnya. Jevano kembali dapat mengendalikan diri. Dan tentunya, Jevano dapat mengenali siapa orang yang ada di hadapannya, serta tengah berciuman dengannya.Itu Karenia Winata. Bukan Nadisa Tirta Sanjaya.BRUK! Maka Jevano mendorong keras bahu Karenia. Hingga tubuh gadis itu menghantam kepala sofa dengan wajah yang kaget dan meringis kesakitan."Hss... Kak Jeva
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

44. Manis

Usai menghindari Jevano Putra Hartono di lapangan beberapa saat lalu, Nadisa Tirta Sanjaya dan Narendra Bagaskara berjalan bersisian. Melintasi jalan kompleks yang akan mengantarkan keduanya menuju kediaman megah milik keluarga Sanjaya.Nadisa menendang pelan kerikil di dekat kakinya. Membuat Narendra menoleh dan tersenyum kecil."Masih kesal, ya?" tanya Narendra. Lelaki itu tampaknya sangat peka terhadap perasaan Nadisa. Bahkan tanpa sedikit pun Nadisa bicara, Narendra tetap dapat memahami isi hati sang dara.Nadisa meringis kecil."Sedikit," sahut Nadisa. "Harusnya kita bisa lebih bersenang-senang saat main basket tadi. Karena ada dia, semuanya jadi berantakan. Menyebalkan."Narendra menganggukkan kepalanya beberapa kali, memberi tanda bahwa ia mendengarkan keluh kesah dari sang gadis Sanjaya. Baru kemudian Narendra kembali membuka suara."Tapi menurutku tidak berantakan, tuh?" kata Narendra.Nadisa menoleh dengan alis yang sedikit terangkat. Memandangi wajah Narendra yang terlihat
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more

45. Nasihat

"Kakak?!" pekik Nadisa dengan kaget.Sosok lelaki tampan di depan sana, yang ternyata adalah Jeffrey Tirta Sanjaya, segera berjalan mendekati Nadisa dan seorang lelaki di sampingnya. Alih-alih terfokus pada Nadisa, Jeffrey justru fokus pada Narendra Bagakara.Lelaki itu lagi. Lelaki yang pernah mengantarkan Nadisa pulang tempo hari. Lelaki yang juga diusir secara tidak langsung oleh Jeffrey."Masih punya nyali rupanya," sindir Jeffrey. Jelas saja ditujukan untuk Narendra. Hingga lelaki itu menggigit bibir bawahnya pelan."Kak Jeff!" tegur Nadisa.Jeffrey mengarahkan fokusnya pada Nadisa sekarang. Melihat bagaimana adiknya yang cantik itu terlihat marah padanya. Hingga Jeffrey mau tidak mau menghela napasnya."Maaf," lirih Jeffrey pelan."Tidak apa-apa, Pak Jeffrey tidak perlu meminta maaf pada saya." Narendra berkata dengan tenang.Sedikit banyak, Narendra memang sadar diri akan posisinya di sini. Memang, Nadisa sendiri menerimanya dengan respons yang sangat baik. Gadis cantik yang Na
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

46. Berbaikan

Nadisa melangkah turun dari mobil Jeffrey yang terparkir beberapa meter dari gerbang kediaman Sanjaya. Mereka berdua tidak ingin ambil risiko akan ketahuan bertemu oleh sang Mama. Semua akan menjadi runyam jika Mama Ayu mengetahui Jeffrey telah melanggar perintahnya.Jeffrey menurunkan kaca mobilnya."Disa," panggil Jeffrey.Nadisa yang awalnya sudah ingin pergi pun jadi tertahan. Kembali menoleh pada Jeffrey."Disa akan baik-baik saja 'kan selama Kakak tidak di rumah?" tanya Jeffrey pelan. Sedikit rasa gamang mulai tumbuh di hatinya."Tentu saja, Kak." Nadisa menjawab dengan senyuman tipis di bibirnya."Jaga Mama juga ya, Disa?" tanya Jeffrey.Nadisa mengangguk pelan. "Iya, Kakak bisa mengandalkan Disa. Sudah, sana Kakak kembali ke Bandung. Saat kita bertemu lagi, jangan lupa bawakan Disa susu dan kue cokelat yang banyak ya. Jangan pulang dengan tangan hampa begini," canda Nadisa.Jeffrey tertawa kecil.Jeffrey memang tidak sempat membelikan oleh-oleh sedikit pun. Ia terlalu mengkhaw
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

47. Izinkan untuk Bicara

"Untuk soal nomor ini, kamu bisa memakai formula yang tadi aku berikan, Leon." Narendra menunjuk sebuah soal yang ada si buku paket di hadapannya. Membimbing seorang anak sekolah menengah pertama yang duduk tepat di sampingnya."Oh begitu ya, Kak Naren." Leon mengangguk paham.Tepat saat itu, seorang lelaki yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam dan denim hitam panjang melintasi ruang tengah yang dijadikan tempat belajar oleh Leon dan Narendra. Narendra sempat meliriknya sekilas.Lelaki itu berpapasan dengan wanita cantik yang Narendra tahu merupakan mami dari Leon."Mau ke mana kamu, Marko? Sekarang sudah larut malam!" tegur wanita itu, Nyonya Wijaya.Marko terkekeh pelan. "Biasa, Mi. Ada teman yang butuh bantuan Marko."Nyonya Wijaya mendengus kesal."Kamu ini! Bukannya bantu adik kamu belajar di sana sama Naren, malah keluyuran!""Yah, bagi-bagi rezeki dong, Mi. Kalau Marko yang ngajarin Leon, nanti si Miskin itu bakal dapat duit dari mana? Iya nggak? Hehehe… Sudah ya, Mi. Mark
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more

48. Turunkan Aku

Nadisa Tirta Sanjaya akhirnya menerima permintaan dari Jevano. Ia kini duduk di samping sang pemuda. Berada di jok tengah mobilnya, karena orang yang mengemudikan mobil Jevano adalah tangan kanan dari sang lelaki Hartono.Nadisa sempat mengernyit tatkala melihat lelaki berkulit tan yang ada di kursi pengemudi. Lelaki itu mengenakan sebuah topi hitam yang nyaris menutupi separuh wajahnya.Lagi-lagi, Nadisa merasa tidak asing dengannya."Jalankan mobilnya, Haikal. Lalu gunakan head phone-mu. Jangan mendengarkan kami atau aku tidak akan segan memecatmu." Jevano berkata dengan tegas."Baik, Tuan Muda."Ya, sejak kejadian tempo hari, di mana Jevano nyaris membahayakan Nadisa di mobilnya, Jevano memutuskan untuk selalu mengajak Haikal jika ingin menemui Nadisa. Setidaknya, ia ingin agar dirinya tidak lepas kendali di hadapan Nadisa. Atau parahnya mengancam nyawa sang dara.Ia takut akan kebencian yang kian lama kian besar di benak Nadisa."Langsung ke intinya saja. Kamu mau bicara apa, Jeva
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

49. Boleh Ikut?

Nadisa tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Rasa kesal yang sejak tadi bersarang di benaknya juga telah hilang entah ke mana. Hari Minggu yang awalnya Nadisa kira akan berakhir menyebalkan, ternyata tidak berjalan seperti yang ia pikirkan. Bertemu Narendra, nyatanya cukup menjadi sumber bahagia untuk sang dara."Boleh aku duduk?" tanya Narendra. Melihat ke arah kursi di samping Nadisa."Kamu nggak perlu minta izin, Narendra. Tentu saja boleh," kata Nadisa seraya tertawa pelan. Agaknya merasa gemas karena Narendra masih saja bertingkah sangat sopan di hadapannya.Narendra pun duduk di samping Nadisa. Dengan senyuman di wajah manisnya."Nadisa, kamu-" ucapan Narendra terhenti.Hal itu karena dirinya melihat seorang pria berpakaian sporty tengah berdiri tepat di samping Nadisa. Kedua mata milik pria asing itu secara terang-terangan memandangi paha putih Nadisa yang memang terlihat. Karena Nadisa hanya mengenakan celana pendeknya."Wow..." gumam pria itu.Narendra berdehem kencang dan s
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

50. Jatuh Hati

Nadisa berjalan bersisian dengan Narendra, memasuki kompleks perumahan elit yang tidak jauh berbeda dengan tempat tinggalnya. Nadisa jadi yakin, kalau orang yang akan diajari oleh Narendra adalah anak dari orang kaya. Mungkin malah salah satu kolega Nadisa? Perempuan atau laki-laki, ya?"Ingin bertanya sesuatu, Nadisa?" tanya Narendra, memecah keheningan di antara keduanya.Nadisa sempat mengerjap kaget, sebelum akhirnya tertawa. "Apakah begitu kentara kalau aku sedang kebingungan?" tanya Nadisa.Narendra sedikit menundukkan kepala, menghindari tatapan Nadisa. "Tidak, hanya … aku bisa merasakannya saja."Nadisa merasa takjub dalam hati. Tapi gadis itu menutupinya dengan menganggukkan kepalanya beberapa kali."Jadi, ingin bertanya apa, Nadisa?" ulang Narendra."Anak yang kamu ajar ini, perempuan?" tanya Nadisa."Dia anak laki-laki. Leon, namanya," jawab Narendra. "Anaknya manis dan lucu. Kamu mungkin akan suka mengobrol dengannya. Ah, seingatku dia juga punya seekor kucing. Kamu bisa
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status