Share

44. Manis

Usai menghindari Jevano Putra Hartono di lapangan beberapa saat lalu, Nadisa Tirta Sanjaya dan Narendra Bagaskara berjalan bersisian. Melintasi jalan kompleks yang akan mengantarkan keduanya menuju kediaman megah milik keluarga Sanjaya.

Nadisa menendang pelan kerikil di dekat kakinya. Membuat Narendra menoleh dan tersenyum kecil.

"Masih kesal, ya?" tanya Narendra.

Lelaki itu tampaknya sangat peka terhadap perasaan Nadisa. Bahkan tanpa sedikit pun Nadisa bicara, Narendra tetap dapat memahami isi hati sang dara.

Nadisa meringis kecil.

"Sedikit," sahut Nadisa. "Harusnya kita bisa lebih bersenang-senang saat main basket tadi. Karena ada dia, semuanya jadi berantakan. Menyebalkan."

Narendra menganggukkan kepalanya beberapa kali, memberi tanda bahwa ia mendengarkan keluh kesah dari sang gadis Sanjaya. Baru kemudian Narendra kembali membuka suara.

"Tapi menurutku tidak berantakan, tuh?" kata Narendra.

Nadisa menoleh dengan alis yang sedikit terangkat. Memandangi wajah Narendra yang terlihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status