Home / Romansa / Bukan Siti Nurbaya / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bukan Siti Nurbaya: Chapter 81 - Chapter 90

101 Chapters

Bertemu Orangtua Clara

Arga dan Clara kembali lagi ke perpustakaan untuk mengambil motor. Rencananya setelah dari perpustakaan, Arga mau mampir ke toko kue dulu. Membelikan buah tangan untuk orangtua Clara. "Dik, nanti mampir ke toko kue sebentar ya.""Oke, Kak. Kakak ikutin Clara dari belakang ya," ucap gadis itu penuh semangat. "Siap, Adik kecil."Clara sudah berkendara di depan mobil Arga. Gadis itu naik motor begitu cepat. Mirip sekali dengan adiknya-Adinda yang suka kebut-kebutan di jalanan. Kalau saja Arga naik motor, mungkin dia bisa menyeimbangi kecepatan berkendara Clara. Berbeda dengan naik mobil, sedikit sulit untuk menyalip beberapa kendaraan. Apalagi di saat liburan seperti ini, lumayan macet. Arga benar-benar ketinggalan jejak gadis itu. Dia menepikan mobilnya di depan toko kue. Arga mengambil ponselnya dan menelepon Clara. Oh iya, Arga dapat nomor ponselnya dari Adinda. Bukan minta sendiri pada Clara. "Hallo. Ini siapa ya? Gue lagi motoran di jalan nih. Kalau telepon entar aja ya," teria
Read more

Menghasut

Matanya sulit terpejam, di atas brankar rumah sakit Ella masih meratapi kesedihannya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Wildan saja sudah tidur di atas sofa.'Coba aja waktu itu gue nggak lakuin rencana ini sendirian, pasti bayi gue masih hidup sampai sekarang. Ah, bodoh banget sih gue. Kenapa waktu itu nggak kepikiran menyuruh orang bayaran saja sih. Pasti semuanya bakal berjalan sesuai rencana,' gerutu Ella di dalam hatinya. Seharusnya Ella sadar kalau yang tengah menimpanya saat ini adalah buah dari perbuatannya sendiri. Niat jahatnya untuk mencelakai Andina dan bayinya malah berimbas pada Ella sendiri. Tapi Ella tidak bernah berpikir sampai sana. Dia tidak merasa bahwa bayinya tiada karena karmanya sendiri. Bagi Ella, semua masalah yang ada di dalam hidupnya berakar dari Andina. Semua ini salah Andina. 'Gue udah kehilangan bayi ini, Dina dan bayinya juga harus kehilangan sesuatu. Wildan. Iya, kalian harus kehilangan Wildan.' Rencana baru sudah dia susun dalam ot
Read more

Talak Dan Mengurut Akar Masalah

Sudah satu bulan ini Wildan tidak pulang ke rumah Andina. Setiap kali dihubungi juga tidak bisa. Tampaknya Wildan sengaja mengganti nomor ponselnya. Andina sendiri juga tidak ke rumah Ella, sekedar mengajak suaminya pulang. Selepas kejadian di rumah sakit itu rasa kecewa masih menggerogoti hatinya. Usia kehamilan Andina sudah jalan delapan bulan. Tinggal menunggu satu bulan lagi dia akan melahirkan. Andina sudah berada di rumah orangtuanya selama sepekan. Selama itu pula Risma dan Salman sering menanyakan Wildan. "Sudah satu minggu lho kamu di sini, Dina. Wildan kok belum juga nyamperin. Apa masih jatahnya di rumah istri muda?" tanya Risma. "Lagi sibuk kali, Ma," jawaban klasik terlontar dari mulut Andina. Dia sendiri juga bingung harus berkata apa. Tidak mungkin bercerita tentang masalah di rumah tangganya yang sedang memanas. Risma menatap Andina penuh selidik. Dia sangat paham betul watak anaknya. Andina tidak jago berbohong. "Ada apa sebenarnya, Nak?" tanya Risma. "Ndak ad
Read more

Permintaan Maaf

Keesokan harinya Salman dan Bagaskara menemui Wildan di apartemennya."Papa, Papa Salman?" Wildan terkejut melihat kedatangan dua paruh baya ke apartemennya sepagi ini. Wildan bahkan belum sempat mandi ataupun membuat sarapan. Dia tengah bersantai sembari bermain game. Berbeda halnya dengan dua pria paruh baya ini yang sudah rapi dengan setelan pakaian kantor. "Ada apa, Pa, sepagi ini sudah kemari?" tanya Wildan diliputi rasa penasaran. "Persilahkan kami masuk dulu baru kamu tanya-tanyai, Wil," ujar Bagaskara. "Ah, iya. Silahkan masuk, Pa. Maaf berantakan.""Kamu ini, sudah seperti bujangan saja tinggal sendirian di apartemen," sindir Salman. Wildan tak mampu berucap. Dia meneguk ludahnya sendiri karena merasa disindir oleh sang mertua. Salman membuka laptopnya. Dia memperlihatkan bukti rekaman CCTV pada Wildan. "Coba kamu lihat ini, Wil!"Salman memutar video tersebut. Dalam rekaman CCTV terlihat jelas bahwa Ella masuk ke rumah Andina. Bahkan Ella masuk ke dalam kamar Andina.
Read more

Talak Aku, Wildan!

Andina sedang duduk di pinggir kolam ikan koi. Tangannya sibuk memberi makan ikan-ikan tersebut, sementara pikirannya menerawang beberapa peristiwa tempo lalu. Wildan yang memaki-maki dirinya begitu membayang di pelupuk mata. Bagaimana dia akan menerima Wildan kembali, jika hatinya saja masih belum sanggup untuk melupakan. Salman melihat putri kembarnya melamun. Dia mendekati Andina. Salman akan memberikan pengetian pada putrinya agar tidak membiarkan masalahnya dengan Wildan berlarut-larut."Sudah waktunya kamu menerima maaf dari Wildan, Nak. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut. Bukankah suamimu sudah meminta maaf?""Tapi, Pa. Dina ngerasa masih ada yang menganjal.""Utarakan apa yang masih mengganjal di hatimu supaya Wildan mengerti maumu.""Pa, Dina mau cerai aja sama Wildan.""Hus... Jangan ngawur kamu. Maafkan Wildan, Dina. Lagipula dia sekarang sudah bercerai dengan Ella. Kalian bisa menjalani biduk rumah tangga secara harmonis setelah ini. Anggap saja masalah yang kemar
Read more

Mempertahankan Keinginan

Perdebatan Andina dan Wildan tak ada habisnya. Mereka berdua sama-sama mempertahankan keinginannya. Wildan yang bersikukuh mempertahankan hubungan mereka, sedangkan Andina bersikukuh mengakhiri semuanya. Sampai larut malam pun mereka berdua tidak menemukan jalan tengah untuk masalah ini. Andina merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Letih sekali rasanya. Masalah ini sungguh menguras emosi Andina. Wildan ikut merebahkan tubuhnya di samping Andina. Andina menatapnya dengan sinis, kemudian menendang tubuh Wildan hingga jatuh dari ranjang. "Aduh... Kamu kok tega tendang aku sih, Sayang? Sakit tau," protes Wildan. "Jangan harap kamu bisa tidur di sini. Sana tidur di sofa!"Dengan langkah yang tak ikhlas dan misuh-misuh, Wildan terpaksa merebahkan tubuhnya di atas sofa. Mau bagaimana lagi, terima nasib saja lah. Sudah syukur Andina masih memperbolehkan Wildan tidur satu kamar dengannya. Pukul satu dini hari Andina merasakan mulas pada perutnya. Sudah berulang kali dia bolak balik ke kam
Read more

Kelahiran Arion Barrag

Andina dibawa ke ruang bersalin. Wanita itu terus mengaduh kesakitan. Wildan salah satu korban pelampiasan rasa sakitnya. Sudah tak terkira berapa banyak bekas cakaran di tangan pria itu. "Cepat keluarkan bayi ini, Dok! Sakit..." teriak Andina. "Tarik napas ya, Bu. Hembuskan!" perintah sang dokter. "Sekarang mengejan, Bu!" lanjutnya memberi intruksi pada calon ibu tersebut. "Aaa...""Ayo lagi, Bu!" "Aaa... Sakit..."Tak terasa air mata Wildan luruh. Wildan merasakan bagaimana rasa sakit yang dialami sang istri ketika berjuang demi sang buah hati. Hatinya bagai tersayat belati melihat proses sang istri melahirkan. Sungguh perjuangan. Tak tega rasanya. Apalagi bila teringat kesalahan yang dia perbuat satu bulan belakang ini. Makin bersalah rasanya."Kepala sudah kelihatan ya, Bu.""Ayo mengejan sekali lagi!""Aaa...""Oek... Oek..."Bayi laki-laki mungil berbalut darah berada dalam gendongan sang dokter. Dokter memberikan pada suster. Suster segera membersihkan bayi tersebut dan me
Read more

Kerja Sama

Selama pemotretan di Bali berlangsung, Jason terus-terusan meminta Ella untuk kembali bersamanya. Wanita itu sama sekali tidak berniat mengubah pendiriannya. Ella masih sama seperti sebelumnya, selalu terobsesi dengan Sena. Mau seribu pria tampan nan kaya sekalipun tak akan membuatnya luluh. Maunya Sena ya hanya Sena titik, bukan yang lainnya. "Please, La. Mau ya jadi pacar gue?" mohon Jason. "Jawaban gue tetap enggak, Jason. Ini udah ke 24 kalinya ya lo nembak gue. Udah cukup! Semuanya nggak akan ada pengaruhnya apa-apa buat gue.""Kurang gue apa sih, La? Kenapa lo selalu tolak gue?" tanya Jason frustasi. Mimik wajahnya sangat asam sekali. "Kurang waras!" ceplos Ella. "La, gue serius. Jangan bercanda!" maki Jason. "Apa sih, Jason? Lo cari cewek di luaran sana aja sono. Jangan ngintilin gue mulu. Senep lama-lama.""Ayolah, La. Balikan sama gue. Kalau lo sama gue, gue pastiin lo bahagia. Nggak perlu lah susah-susah kerja begini. Harta gue nggak bakalan habis sampai tujuh turunan.
Read more

Melawan Geng Roxy

Adinda menjenguk Andina sendirian karena Sena sedang ada kunjungan ke anak cabang di luar kota."Ponakan Tante lucu banget sih." Adinda menggendong Arion seraya mencium pipi bayi mungil tersebut dengan gemas. "Tante Dinda bikinin Rion adik juga dong," goda Andina. "Kalau bikin mah setiap malam ha ha ha," kelakar Adinda menanggapi godaan kembarannya. "Semoga cepat jadi ya Tante, biar Rion punya temen main.""Aamiin," sahut Arga dari depan pintu. "Kak Arga..." teriak Adinda dan Andina serempak. "Ih, ngagetin aja elo, Kak," imbuh Adinda. "Selamat atas kelahiran baby number one ya Dina, Wildan."Arga menaruh kado untuk baby Arion di atas meja depan sofa. Menyalami Wildan dan memeluk Andina. "Makasih, Kak," balas Andina dan Wildan. "Uh... Gemesnya. Ikut Pakde yuk!" ucap Arga seraya mengulurkan tangannya hendak menggendong Arion. Adinda mendekap tubuh mungil Arion. "Ih, nggak boleh. Dinda baru aja gendong Rion, Kak," tolak Adinda. "Pinjem bentaran doang ih. Kakak juga pengen gend
Read more

Marah

Seorang wanita di seberang sana menggerutu, memaki-maki orang yang berteleponan dengannya. "Goblok! Lo bener-bener tolol tau gak? Gitu aja nggak bisa diandelin.""Terserah lah. Gue udah nggak mau bantuin lo. Mau mati rasanya dihajar sama Sena.""Mati aja lo sekalian. Dasar nggak guna!" hardiknya kasar. Alvian membanting teleponnya di atas ranjang. "Argh sial. Dasar mantan brengsek! Dari dulu selalu manfaatin gue buat dapatin Sena. Kalau bukan karena duit, ogah gue kayak gini.""Sial... Sial..."Sementara itu sang wanita terlihat geram. Ini kesekian kalinya rencana yang dia buat untuk menyingkirkan Adinda gagal. "Kenapa Dinda selalu lolos sih? Heran banget gue."Wanita yang berusaha mencelakai Adinda tidak lain dan tidak bukan adalah Ella. Ella memutar otaknya, mencari akal. Tiba-tiba Ella teringat oleh salah satu temannya yang bekerja sebagai tukang pukul. "Hallo... Ini gue Ella.""Oh, elo. Kenapa, La?""Gue butuh bantuan lo buat jalanin rencana yang udah gue susun.""Wah... Bau-b
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status