Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 491 - Chapter 500

537 Chapters

Bab 511: Si Anak Manja Diculik

Kita tinggalkan sejenak Sembrana dan Putri Mila yang kini mulai terjun ke dunia ramai dengan kesaktian yang kelak bikin semua orang terkaget-kaget.Mari kita ikuti kisah Pangeran Remibara atau Pendekar Tampan Berhati Iblis dan istrinya Putri Dafina yang cukup lama kita tinggalkan.Setelah menjadi pelindung warga Kampung Bangkirai dan justru lama-lama mendekati Istana Pasir Berlumpur dan tinggal di sekitaran sana, lalu membuka pertanian an perkebunan.Kini hutan dengan pemandangan indah, namun mempunyai rahasia berbahaya, karena banyak terdapat lumpur hisab yang sangat menakutkan ini menjadi kampung baru yang ramai.Remibara dan Dafina pun hidup bak raja dan ratu, karena dengan harta luar biasa yang mereka miliki, kini pondok yang dulu pernah jadi tempat tinggal Ki Jantra di rombak Remibara dengan lebih indah dan tentunya diperbesar.Dengan bantuan hampir 100 warga yang pintar membangun Istana, dalam waktu 6 bulan berdirilah sebuah bangunan Istana yang sangat indah dan besar.Di saat b
Read more

Bab 512: Putri Remi Diculik Nenek Maut

“Ayo kita pergi, si pangeran dan istrinya itu tak ada di Istananya,” Kakek Kofa dan dua orang ini lalu melompat dan dalam sekejab menghilang dari halaman Istana Pasir Berlumpur ini. Kenapa Nenek Maut dan Kakek Kofa serta dua orang itu datang ke kediaman Remibara dan Putri Dafina..?Setelah gagal mendapatkan mestika dari ular raksasa di Telaga Hantu, Kakek Kofa yang masih penasaran dengan Remibara lalu mengajak si nenek peot yang sakti ini menantang Remibara lagi, kali ini Kakek Kofa mengajak dua temannya yang sangat sakti untuk menemani mereka.Nenek Maut tentu saja dengan senang hati menemani Kakek Kofa, apalagi dia juga masih sakit hati atas kematian kakaknya, Ki Pandit yang ditewaskan pendekar sakti tersebut.Namun saat mereka datang ke Istana Pasir Berlumpur, mereka tak berjumpa dengan Remibara dan Dafina, yang saat bersamaan sedang berkunjung ke Kerajaan Tawelong di bagian ujung paling Utara pulau Borneo ini.Ulah mereka yang sempat masuk slonong boy ke Istana ini membuat para
Read more

Bab 513: Jadi Murid Nenek Maut

Nenek Maut ini tentu tahu, Prabu Sembara adalah seorang Maharaja yang tentu saja memiliki ratusan ribu pasukan.Lalu neneknya Putri Remi ini adalah Nyai Dawina, seorang bekas tokoh jahat yang tobat dan terkenal kejam.Kemudian Putri Remi, bergidik hatinya kalau si gadis cilik ini ternyata cucu bekas tokoh golongan hitam yang tobat dan menjadi ratu di dunia siluman.“Apes banget, anak yang ku culik ini benar-benar bukan keturunan sembarangan, goblok banget si kakek peot itu, masa mau bermusuhan dengan Remibara dan lebih tolol lagi aku berani nyulik anaknya ini..hiii…kalau neneknya yang jadi siluman ular itu datang, mampus aku…!” keluh Nenek Maut tak sadar bergidik sendiri. Sehingga sejak tahu jatidiri Putri Remi, makin besarlah hatinya untuk menjadikan si Putri Istimewa ini muridnya, pengganti Putri Mila.Nenek Maut berpikir simple, kalau kelak Putri Remi ini jadi muridnya, setidaknya si murid ini pasti akan berterima kasih padanya dan melindungi dari pembalasan dan kemarahan kedua
Read more

Bab 514: Mulai Berpetualang jadi Pendekar

Kita kembali ikuti perjalanan Sembrana dan Putri Mila yang sempat kita tinggalkan, setelah di tinggalkan Ki Balongin dan membakar tiga kitab sesuai pesan kakek sakti itu, keduanya kini mulai mencari kampung terdekat, dengan maksud akan mencari pakaian dan mencari makanan enak.Putri Mila lah bilang sudah bosan makan daging bakar dan dedaunan serta buah, dia ingin sekali makan enak dan mau cari baju-baju yang indah.Sembrana tentu saja kasian dan mengiyakan keinginan Putri Mila ini, ia sadar selama lebih dari 3 tahunan ini, adiknya ini makan apa adanya dan pakaian pun compang camping.Setelah berjalan hampir 3 hari, mereka akhirnya menemukan sebuah kampung yang sangat ramai, bahkan sudah mirip kota.Sembrana ternyata masih memiliki 5 koin perak, tapi dia kaget saat Putri Mila bilang, gelangnya masih ada dan akan dia jual buat membeli pakaian baru.“Jangan Mila, pakai uang ku saja dulu, sayang kalau perhiasan kamu di jual, kan itu pemberian orang tuamu!”“Tenang abangku sayang, ini pemb
Read more

Bab 515: Dihadang Begal, Ujian Sebagai Pendekar Dimulai

Selesai makan sampai puas, keduanya kini keluar dari rumah makan ini, Sembrana berencana mengajak Putri Mila ke kampung Marawis, karena remaja ini bermaksud menyelidiki di mana sarang para perampok yang dulu menewaskan ibundanya.Bayangan wajah kepala rampok yang saat itu berniat memperkosa ibunya tak pernah lenyap dalam batinnya.’Dendam membara benar-benar tertanama dalam hatinya, tanpa siapapun tahu, bahkan K Balongin yang dia anggap guru pun tak bisa menebak isi hatinya, sebab saat itu Sembrana betul-betul tekun berlatih, tanpa mau menyinggung soal kematian ibundanya.Namun, keduanya tak sadar, saat ini mereka sedang berada di sebuah wilayah kekuasaan Kesultanan Surata, yang terletak di bagian Barat Pulau Borneo. Itu setelah Putri Mila membaca nama wilayah ini di sebuah prasasti, yakni bertuliskan Negara Pahong, Kesultanan Surata.Sementara Kampung Marawis berada di wilayah Kadipaten Solak dan masih masuk wilayah Kerajaan Hilir Sungai, Sembrana selama ini hanya berpatokan pada a
Read more

Bab 516: Sikat Pentolan Begal

Penampilan kakek ini rada aneh, biarpun sudah tua walaupun belum tua benar antara 50-53 tahunan, tapi pakaiannya mentereng dan dimulutnya tak pernah lepas dari cangklong.Sebagai orang muda yang tahu tata krama, Sembrana langsung memberi hormat, dia tak mau di anggap kurang ajar.“Aku Sembrana dan adiku Mila memberi hormat buat orang tua gagah!” Sembrana merangkapkan tangannya ke dada, sedangkan dua begal yang benjol dahinya terlihat menyingkir dan hanya melihat.Mereka kini sadar, baru gadis cilik ini saja mudah mengalahkan mereka, apalagi remaja yang terlihat pendiam dan serius ini.“He-he…bagus, kamu anak muda tahu adat, sedikit banyak mengurangi kejengkelanku,” cetus si kakek ini dengan gaya yang pongah, dia agaknya menganggap remeh kemampuan Sembrana dan Putri Mila.“Huhh udah bangkotan, gayanya sok banget!” cetus Putri Mila cuek, hingga si kakek ini langsung mendelik marah, kaget dengan keceriwisan mulut Putri Mila.“Hmm…moga mulut ceriwis kamu sehebat ucapanmu nona cilik, nihh
Read more

Bab 517: Dapat Julukan Pendekar Beracun

Sembrana menghela nafas untuk meredakan debaran di jantung, pengerahan tenaga dalam yang baru saja menewaskan Pendekar Cangklong benar-benar menguras tenaga dalamnya.“Wuihhh abang hebat bangetttt…pukulan beracun abang bikin si bangkotan langsung mati,” ceplos Putri Mila sambil memegang tangan Sembrana.“Sudahlah Mila, ayo kita lanjutin perjalanan…!”“Sembrana…tuan pendekar tunggu dulu…!” si muka pucat langsung menahan langkah Sembrana dan Putri Mila.“Iya ada apa..?” saat bicara begitu Sembrana sempat melirik, dua begal yang di hajar Putri Mila tadi terlihat pelan-pelan pergi dari tempatnya.Namun Sembrana membiarkan, karena dirinya tak punya urusan dengan para begal ini.“Kenalkan nama saya Dahor, saya sangat kagum dengan kehebatan tuan pendekar Sembrana, kalau boleh tahu, siapa kah nama julukan tuan pendekar ini,”Dahor terlihat menjura menyatakan hormatnya, diikuti 4 anak buahnya, sehingga Sembrana pun terpaksa membalas penghormatan ini.“Ehmmm….panggil saja Pendekar Beracun, nahh
Read more

Ba 518: Sembrana Diculik si Baju Merah yang Genit!

Keduanya kini melompat ke daratan di pinggir sungai besar ini, Sembrana konsentrasi memasang telinganya, untuk mengetahui siapa penjahat yang telah berbuat keji terhadap semua penumpang dan juga nakhoda kapal sungai ini.Saat sibuk menoleh ke kiri dan kanan, tiba-tiba…singgg berturut-turut melayang 5 buah pisau kecil ke arah Sembrana.Pisau-pisau kecil sangat cepat menuju ke arahnya. Tapi secepat kilat dengan entengnya Sembrana mampu menangkis serangan gelap itu hingga runtuh ke tanah.Tapi itu semua hanya sesaat, tiba-tiba kembali meluncur lagi puluhan anak panah, bunyi desingannya membuat Sembrana dan Putri Mila harus melompat secepat kilat, karena anak-anak panah ini sepertinya beracun, karena tercium bauk mirip cuka, menyengat sekali.Dan benar saja, saat anak panah itu kena daun, daun itu terlihat layu dan mengering, bahkan ada semacam asap tipis di daun tersebut.“Hati-hati Mila, jangan sampai terkena, panah ini beracun!” Sembrana memberi peringatan buat adik angkatnya ini.“Kur
Read more

Bab 519: Misteri Nyai Rumpi dan Perompak Sungai Mahayan

Kini Kona mulai meloloskan baju atas Sembrana, saat remaja ini akan menggetuk kepala wanita tak tahu malu ini, tiba-tiba di depan gua si baju hijau dan baju kuning sudah tiba.“Hmm…kamu Kona berani banget, ayoo bawa tawanan ini ke markas, sebelum si Nyai tahu perbuatan kamu, hukuman berat akan menanti kamu kelak!”Si baju hijau langsung memberi peringatan pada si Kona si baju merah. Kona terlihat sangat kecewa, dia lalu bangkit dan mendatangi dua rekannya.Kedua rekannya terlihat terbelalak mendengar bisikan Kona. Terlihat si baju hijau dan baju kuning bimbang dan sesekali melihat ke arah Sembrana yang masih pura-pura pingsan.Namun syaraf ditubuh remaja ini terlihat mulai tegang dan dia tak mau jadi mainan ketiganya. Tapi Sembrana lalu menajamkan pendengarannya.Tiba-tiba ketiga orang ini langsung tegang, saat mendengar suara seperti siulan. Sembrana oun juga mendengar bunyi siulan itu, kentara sekali mengandung tenaga dalam yang hebat di balik siulan tersebut.“Hadeuh sudahlah lupak
Read more

Bab 520: Nyi Adora Wanita Cantik Korban Nyai Rumpi

Sembrana lalu pergi dari sana, karena kembali dia harus menahan mangkel di hati, karena Nyai Rumpi dan si pangeran itu melanjutkan bermesraan, bahkan bunyi berciuman pun sampai kericupan, hingga bikin jakun remaja ini naik turun lagi.Sembrana lalu bermaksud kembali ke kamar di mana tadi dia di tawan, namun dia terpaksa menahan langkahnya, di lihatnya ada 5 orang di sana dan terdengar ribut, karena melihat dua kawannya tertotok dan tahanan hilang dari kamar.Sembrana mengendap-ngendap mencari jalan keluar, saat itulah ia melihat ada seorang wanita berjalan santai seorang diri, seperti sedang berpatroli.Dengaan gerakan yang sangat cepat dan tidak menimbulkan suara, kecuali desir angin, Sembrana lalu dia menangkapnya.Wanita berbaju abu-abu ini adalah salah satu anak buah Nyai Rumpi, malam ini dia bertugas patroli dan tak menduga bakal di sergap Sembrana. Wanita ini tak sempat berteriak, tubuhnya yang lunglai dipondong Sembrana lalu berlari luar biasa cepatnya sangat jauh dari sarang
Read more
PREV
1
...
4849505152
...
54
DMCA.com Protection Status