Setelah Sembrana dan kakek Celun menghilang dari hadapannya, Ki Sandar menatap ke arah mana kedua orang tadi menghilang ke arah matahari terbit, atau ke Timur.“Sembrana…dia bukan keturunan sembarangan…anak ini agaknya memiliki darah biru, entah siapa ayah dan ibunya!” setelah menghela nafas, Ki Sandar lalu berjalan perlahan balik menuju ke padepokan.Walaupun terlihat pelan, tapi sebenarnya gerakan kakek kosen ini luar biasa cepatnya, tak sampai 10 menitan, Ki Sandar sudah kembali ke tempat istirahatnya dan memanggil Ki Panjali lalu menyebutkan kalau Sembrana, salah satu muridnya itu jangan di cari, karena kini jadi murid Kakek Celun.Ki Panjali tentu saja kaget campur senang dengan nasib baik yang menghampiri salah satu murid paling berbakatnya ini.“Inilah yang namanya takdir, siapa sangka, awalnya hanya bocah pengemis, lalu jadi murid di sini, kini malah menjadi murid tunggal Pangeran Celun, seorang kakek perantau berdarah biru yang juga guru dari Pangeran Remibara yang luar biasa
Read more