Keduanya kini melompat ke daratan di pinggir sungai besar ini, Sembrana konsentrasi memasang telinganya, untuk mengetahui siapa penjahat yang telah berbuat keji terhadap semua penumpang dan juga nakhoda kapal sungai ini.Saat sibuk menoleh ke kiri dan kanan, tiba-tiba…singgg berturut-turut melayang 5 buah pisau kecil ke arah Sembrana.Pisau-pisau kecil sangat cepat menuju ke arahnya. Tapi secepat kilat dengan entengnya Sembrana mampu menangkis serangan gelap itu hingga runtuh ke tanah.Tapi itu semua hanya sesaat, tiba-tiba kembali meluncur lagi puluhan anak panah, bunyi desingannya membuat Sembrana dan Putri Mila harus melompat secepat kilat, karena anak-anak panah ini sepertinya beracun, karena tercium bauk mirip cuka, menyengat sekali.Dan benar saja, saat anak panah itu kena daun, daun itu terlihat layu dan mengering, bahkan ada semacam asap tipis di daun tersebut.“Hati-hati Mila, jangan sampai terkena, panah ini beracun!” Sembrana memberi peringatan buat adik angkatnya ini.“Kur
Kini Kona mulai meloloskan baju atas Sembrana, saat remaja ini akan menggetuk kepala wanita tak tahu malu ini, tiba-tiba di depan gua si baju hijau dan baju kuning sudah tiba.“Hmm…kamu Kona berani banget, ayoo bawa tawanan ini ke markas, sebelum si Nyai tahu perbuatan kamu, hukuman berat akan menanti kamu kelak!”Si baju hijau langsung memberi peringatan pada si Kona si baju merah. Kona terlihat sangat kecewa, dia lalu bangkit dan mendatangi dua rekannya.Kedua rekannya terlihat terbelalak mendengar bisikan Kona. Terlihat si baju hijau dan baju kuning bimbang dan sesekali melihat ke arah Sembrana yang masih pura-pura pingsan.Namun syaraf ditubuh remaja ini terlihat mulai tegang dan dia tak mau jadi mainan ketiganya. Tapi Sembrana lalu menajamkan pendengarannya.Tiba-tiba ketiga orang ini langsung tegang, saat mendengar suara seperti siulan. Sembrana oun juga mendengar bunyi siulan itu, kentara sekali mengandung tenaga dalam yang hebat di balik siulan tersebut.“Hadeuh sudahlah lupak
Sembrana lalu pergi dari sana, karena kembali dia harus menahan mangkel di hati, karena Nyai Rumpi dan si pangeran itu melanjutkan bermesraan, bahkan bunyi berciuman pun sampai kericupan, hingga bikin jakun remaja ini naik turun lagi.Sembrana lalu bermaksud kembali ke kamar di mana tadi dia di tawan, namun dia terpaksa menahan langkahnya, di lihatnya ada 5 orang di sana dan terdengar ribut, karena melihat dua kawannya tertotok dan tahanan hilang dari kamar.Sembrana mengendap-ngendap mencari jalan keluar, saat itulah ia melihat ada seorang wanita berjalan santai seorang diri, seperti sedang berpatroli.Dengaan gerakan yang sangat cepat dan tidak menimbulkan suara, kecuali desir angin, Sembrana lalu dia menangkapnya.Wanita berbaju abu-abu ini adalah salah satu anak buah Nyai Rumpi, malam ini dia bertugas patroli dan tak menduga bakal di sergap Sembrana. Wanita ini tak sempat berteriak, tubuhnya yang lunglai dipondong Sembrana lalu berlari luar biasa cepatnya sangat jauh dari sarang
Setelah kenyang makan ayam panggang dan buah-buahan segar, dengan petunjuk Nyi Adora, Sembrana kini menuju ke sarang Perompak Sungai Mahayan.Bukan jalan yang mudah, sangat banyak jebakan-jebakan yang ternyata sengaja di buat para perompak.Sembrana sangat tertolong dengan Nyi Adora yang hapal jebakan-jebakan yang di buat para perompak, karena selama 6 bulanan ini dia belajar di padepokan Nyai Rumpi.Nyi Adora juga bilang selama ini Nyai Rumpi dan Ki Bado, kepala perompak itu saling bersaing dan sering bentrok, karena sama-sama ingin kuasai kawasan Hutan Pahang ini, yang memiliki kawasan sangat luas ini. Apalagi kawasan Hutan Pahang di lewati Sungai Mahayan yang luas dan jadi lalu lintas perdagangan antara dua kerajaan, yakni Kerajaan Hilir Sungai dan Kerajaan Surata atau kini Kesultanan Surata, bahkan juga Kerajaan Barito Barat.Sehingga sungai yang sangat luas dan menyambung ke Sungai Barito dan bermuara ke Laut Jawa itu jadi kawasan ekonomi yang maju dan ramai. Namun seiring de
“Hebat…masih muda tapi sudah memiliki kesaktian yang luar biasa, cepat bawa dia ke tahanan, ikat tangan dan kakinya agar tak bisa membebaskan diri, kuburkan yang mati dan kita akan siksa remaja ini!” perintah Ki Bado, yang langsung dituruti anak buahnya.Tubuh Sembrana yang pingsan langsung di lemparkan begitu saja di dalam sebuah tahanan, tangan dan kakinya di ikat sebuah tali tali yang alot dan kuat.Bahkan lebih kuat dari besi sekalipun, karena tali ini terbuat dari akar yang di beri ramuan khusus dan biasa digunakan untuk mengikat gajah atau harimau dewasa.Kini sarang perompak ini langsung sunyi kembali, puluhan anak buah Ki Bado bersantai sambil berjaga sangat ketat.Mereka rame memperbincangkan kehebatan Sembrana yang nekat menyatroni sarang mereka seorang diri, bahkan menewaskan 3 orang rekan-rekannya.Karena beranggapan Sembrana hanya sendirian, mereka jadi lengah dan malah kini aseek minum arak hingga mabuk, sehingga penjagaan tak begitu ketat.Apalagi pas malam hari cuaca
Nyi Adora sedapat mungkin menyalurkan hawa saktinya ke tubuh Sembrana, namun dengan kesaktiannya yang tak begitu tinggi, usaha Nyi Adora sia-sia saja.Malah tubuh Radin makin panas seperti orang terkena demam dan menggigil, Nyi Adora yang khawatir lalu melepas jubahnya dan menyelimuti tubuh pendekar remaja ini.Nyi Adora sampai tertidur di samping tubuh Radin, karena mengira Radin demam, apalagi ada darah mengering di bibir remaja ini yang sudah dibersihkannya, Ny Adora memeluk tubuh Radin, tujuannya agar tubuh Sembrana yang mengigil ini bisa berkurang.Nyi Adora tentu saja tak tahu, tubuh Sembrana yang menggigil ini akibat tenaga dahsyat dalam tubuhnya sedang bergerak melindungi tubuhnya, akibat pukulan Ki Bado dan anak buahnya.Pas tengah malam Sembrana sadar dan kaget tubuhnya dipeluk dan di selimuti Nyi Adora, sesaat Sembrana terdiam dan mengingat apa yang terjadi.Setelah paham kalau dia diselamatkan Nyi Adora, yang entah bagaimana caranya, Sembrana pelan-pelan menyingkirkan len
Rangsangan itu makin kuat saja, akhirnya keduanya benar-benar tak mampu bertahan, Sembrana dan Nyi Adora tak tahu, mereka baru saja menelan daun ajaib yang hanya tumbuh di gua-gua tertentu dan daunnya pun tak banyak.Daun ajaib ini juga hanya berdaun setahun sekali, menemukan daun bak jodoh-jodohan, tak terhitung para pendekar golongan putih juga golongan hitam mencari-cari daun ajaib ini sejak jaman dulu.Tapi lebih banyak lagi yang kecewa, karena daun ini sangat langka dan tumbuhnya tak banyak, juga tempat pastinya tak ada yang tahu, sehingga mencarinya secara acak saja.Dan nasib baik itu hanya di terima Malaki, Sembara, Remibara dan kini Sembrana, bahkan ibu mertua Remibara, yakni Nyia Dawina yang dulu pernah menemukan daun ini bersama Sembara, sampai kini tak pernah menemukan daun ini lagi.Uniknya lagi, saat mendatangi tempat di mana dulu mereka menemukan daun ini di bekas tempat tinggal mendiang gurunya Nyai Rombeng, Nyai Dawina pun ikut kecewa, karena daun ajaib ini sudah tak
“Hmm…rupanya di sini kamu bersembunyi selama 6 bulanan ini Nyi Adora!”Bak ada petir di siang bolong, wanita jelita ini langsung menghentikan mmbersihkan ikan di sungai kecil yang airnya sangat dingin ini.Di depannya kini sudah berdiri 5 orang, yakni Nyai Rumpi dan 3 Bidadari Warna Warni dan Ki Jarot.Saat melihat perut Nyi Adora terlihat besar, wanita setengah tua ini langsung mendengus marah.“Tak ku duga, kamu ternyata sudah dibuntingi pemuda itu, benar-benar keterlaluan!”Sambung Nyai Rumpi lagi, 3 bidadari warna warni langsung tertawa kecil melihat wanita denok ini sedang hamil.“Rupanya dia keenakan sekali bersama pemuda tampan itu Nyai, tuh lihat hasilnya, perutnya bunting, he-he-he!” sela si baju merah, alias Kona.Nyi Adora merah padam wajahnya, tak dia sangka hari ini setelah lebih 6 bulanan, gurunya Nyai Rumpi dan 3 Bidadari Warna Warni serta Ki Jarot berhasil menemukan persembunyiannya bersama Sembrana.Apesnya, saat ini Sembrana sedang turun ke kampung terdekat, untuk be