“Hebat…masih muda tapi sudah memiliki kesaktian yang luar biasa, cepat bawa dia ke tahanan, ikat tangan dan kakinya agar tak bisa membebaskan diri, kuburkan yang mati dan kita akan siksa remaja ini!” perintah Ki Bado, yang langsung dituruti anak buahnya.Tubuh Sembrana yang pingsan langsung di lemparkan begitu saja di dalam sebuah tahanan, tangan dan kakinya di ikat sebuah tali tali yang alot dan kuat.Bahkan lebih kuat dari besi sekalipun, karena tali ini terbuat dari akar yang di beri ramuan khusus dan biasa digunakan untuk mengikat gajah atau harimau dewasa.Kini sarang perompak ini langsung sunyi kembali, puluhan anak buah Ki Bado bersantai sambil berjaga sangat ketat.Mereka rame memperbincangkan kehebatan Sembrana yang nekat menyatroni sarang mereka seorang diri, bahkan menewaskan 3 orang rekan-rekannya.Karena beranggapan Sembrana hanya sendirian, mereka jadi lengah dan malah kini aseek minum arak hingga mabuk, sehingga penjagaan tak begitu ketat.Apalagi pas malam hari cuaca
Nyi Adora sedapat mungkin menyalurkan hawa saktinya ke tubuh Sembrana, namun dengan kesaktiannya yang tak begitu tinggi, usaha Nyi Adora sia-sia saja.Malah tubuh Radin makin panas seperti orang terkena demam dan menggigil, Nyi Adora yang khawatir lalu melepas jubahnya dan menyelimuti tubuh pendekar remaja ini.Nyi Adora sampai tertidur di samping tubuh Radin, karena mengira Radin demam, apalagi ada darah mengering di bibir remaja ini yang sudah dibersihkannya, Ny Adora memeluk tubuh Radin, tujuannya agar tubuh Sembrana yang mengigil ini bisa berkurang.Nyi Adora tentu saja tak tahu, tubuh Sembrana yang menggigil ini akibat tenaga dahsyat dalam tubuhnya sedang bergerak melindungi tubuhnya, akibat pukulan Ki Bado dan anak buahnya.Pas tengah malam Sembrana sadar dan kaget tubuhnya dipeluk dan di selimuti Nyi Adora, sesaat Sembrana terdiam dan mengingat apa yang terjadi.Setelah paham kalau dia diselamatkan Nyi Adora, yang entah bagaimana caranya, Sembrana pelan-pelan menyingkirkan len
Rangsangan itu makin kuat saja, akhirnya keduanya benar-benar tak mampu bertahan, Sembrana dan Nyi Adora tak tahu, mereka baru saja menelan daun ajaib yang hanya tumbuh di gua-gua tertentu dan daunnya pun tak banyak.Daun ajaib ini juga hanya berdaun setahun sekali, menemukan daun bak jodoh-jodohan, tak terhitung para pendekar golongan putih juga golongan hitam mencari-cari daun ajaib ini sejak jaman dulu.Tapi lebih banyak lagi yang kecewa, karena daun ini sangat langka dan tumbuhnya tak banyak, juga tempat pastinya tak ada yang tahu, sehingga mencarinya secara acak saja.Dan nasib baik itu hanya di terima Malaki, Sembara, Remibara dan kini Sembrana, bahkan ibu mertua Remibara, yakni Nyia Dawina yang dulu pernah menemukan daun ini bersama Sembara, sampai kini tak pernah menemukan daun ini lagi.Uniknya lagi, saat mendatangi tempat di mana dulu mereka menemukan daun ini di bekas tempat tinggal mendiang gurunya Nyai Rombeng, Nyai Dawina pun ikut kecewa, karena daun ajaib ini sudah tak
“Hmm…rupanya di sini kamu bersembunyi selama 6 bulanan ini Nyi Adora!”Bak ada petir di siang bolong, wanita jelita ini langsung menghentikan mmbersihkan ikan di sungai kecil yang airnya sangat dingin ini.Di depannya kini sudah berdiri 5 orang, yakni Nyai Rumpi dan 3 Bidadari Warna Warni dan Ki Jarot.Saat melihat perut Nyi Adora terlihat besar, wanita setengah tua ini langsung mendengus marah.“Tak ku duga, kamu ternyata sudah dibuntingi pemuda itu, benar-benar keterlaluan!”Sambung Nyai Rumpi lagi, 3 bidadari warna warni langsung tertawa kecil melihat wanita denok ini sedang hamil.“Rupanya dia keenakan sekali bersama pemuda tampan itu Nyai, tuh lihat hasilnya, perutnya bunting, he-he-he!” sela si baju merah, alias Kona.Nyi Adora merah padam wajahnya, tak dia sangka hari ini setelah lebih 6 bulanan, gurunya Nyai Rumpi dan 3 Bidadari Warna Warni serta Ki Jarot berhasil menemukan persembunyiannya bersama Sembrana.Apesnya, saat ini Sembrana sedang turun ke kampung terdekat, untuk be
Tiga tahun kemudian…!Pemuda tampan ini tersenyum, wanita yang baru saja dia gauli dan dibikinya merem melek terlihat masih malas-malasan di kasur dan hanya mengenakan selimut.Dia mengenakan bajunya dan jubahnya, badannya yang berbau harum serta pakaiannya yang perlente membuat wanita ini mabuk kepayang pada sang pemuda tampan ini.“Sayang…kapan lagi kamu ke sini memuaskan aku..?”“Hmm…aku tak janji, tapi kamu sangat manis…tapi jangan mencari aku yaa…selamat tinggal!”Kemudian si pria tampan ini menuju jendela, lalu menghilang dalam kegelapan malam dengan sangat cepat, meninggalkan wanita denok ini seorang diri dengan mulut terganga.Tak menyangka kalau dirinya hanya jadi cinta beberapa malam si pria tampan ini, bahkan dia hanya kenal pria itu dengan nama Sembrana, tanpa tahu asal usulnya dari mana.Wanita ini adalah seorang selir pejabat kerajaan yang merupakan korban asmara yang kesekian kalinya dari pemuda misterius tampan dan sangat sakti ini.Selir berbadan gemoy dan centil ini
Sembrana kini enak-enakan tidur di sebuah penginapan mewah, bercinta dengan Nyi Cuki dan dayangnya telah menguras energinya, sehingga dia memanfaatkan waktu tidur sepuasnya.Nyi Cuki dan dayangnya adalah korban kesekian yang dia perdaya dengan pesonanya, entah sudah berapa ratus wanita, bahkan gadis yang jadi korban asmaranya selama hampir 2 tahunan ini.Kenapa Sembrana jadi begini..?”Setelah kematian tragis Nyi Adora 3 tahunan yang lalu, dan Sembrana tak tahu siapa pelakunya, Sembrana berubah total.Hatinya yang lagi sayang-sayangnya sangat syok dan kecewa berat!Di usianya yang masih remaja, dan di masa puber penuh dengan angan-angan indah, apalagi setelah 2 bulan bersama, Sembrana kaget saat Nyi Adora muntah-muntah dan dua bulanan kemudian perutnya membesar, tanda hamil.Mereka bahkan berencana akan tinggal di sini sampai kelak Nyi Adora melahirkan, lalu akan berpetualang bertiga dengan anak mereka kelak.Setiap hari mereka selalu bermesraan, tiada hari tanpa bercinta,sehingga Nyi
Kamar yang sebelumnya hampir membuat ketiganya di perkosa oleh perampok, kini justru mereka yang aseek ‘memperkosa’ remaja tampan ini. Sebelumnya agar tak menimbulkan bau, Sembrana mengubur seluruh jasad perampok itu, dan kemudian kembali ke pondok untuk bercinta siang malam dengan 3 wanita cantik ini. Setelah bosan, Sembrana akhirnya mengantar ke 3 nya pulang, dengan harta jarahan para perampok yang tak sedikit ini. Setelah sampai di ujung desa, remaja sakti ini pun menghilang bak hantu dan meninggalkan ke 3 wanita ini, yang melongong kaget, karena ‘kekasih’ mereka selama seminggu menghilang bak hantu. Namun mereka terhibur, karena kini akan menjadi wanita-wanita kaya di desa mereka, sebab harta yang tak sedikit yang mereka ambil di sarang para perampok bakal membuat mereka hidup enak kelak. Namun suami-suami mereka tak tahu, diam-diam ketiga wanita ini sering teringat sang Pendekar Flamboyan yang tak bakal mereka temui lagi selamanya. Sembara juga mengambil sekantong koin em
Kakek Kofa lebih dulu membentak keras dan menyerang Sembrana, lengannya yang sudah terisi tenaga dalam penuh dan mengandung racun yang sangat mematikan.Si kakek ini agaknya ingin menghabisi secepatanya pemuda ini. Jurus Kakek Kofa menuju ke leher Sembrana.Gerakannya cepat dan kuat sekali, dan menyusul gerakannya ini, dia pun telah menerjang dengan jurus yang mirip tusukan ke arah leher dan perut Sembrana.Jurus ini sangat hebat, karena sambaran jurusnya yang menuju leher dan perut pemuda luar biasa dan sangat panas serta berbau amis. Tanda pukulan ini mengandung racun yang sangat jahat dan licik.Tapi Sembrana tak takut, karena dia sendiri sudah kebal racun, akibat gigitan ular kobra dan kalajengking dulu, dan kini bisa dengan mudah Sembrana gunakan tenaga dahsyat yang mengeram dalam tubuhnya.Sembrana tidak menjadi gentar atau gugup. Dengan tenang-tenang saja dia menggerakkan tangannya menangkis jurus yang menyambar leher dan perutnya secara beruntun.Putri Dafin yang tak kenal den
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma