Tiga tahun kemudian…!Pemuda tampan ini tersenyum, wanita yang baru saja dia gauli dan dibikinya merem melek terlihat masih malas-malasan di kasur dan hanya mengenakan selimut.Dia mengenakan bajunya dan jubahnya, badannya yang berbau harum serta pakaiannya yang perlente membuat wanita ini mabuk kepayang pada sang pemuda tampan ini.“Sayang…kapan lagi kamu ke sini memuaskan aku..?”“Hmm…aku tak janji, tapi kamu sangat manis…tapi jangan mencari aku yaa…selamat tinggal!”Kemudian si pria tampan ini menuju jendela, lalu menghilang dalam kegelapan malam dengan sangat cepat, meninggalkan wanita denok ini seorang diri dengan mulut terganga.Tak menyangka kalau dirinya hanya jadi cinta beberapa malam si pria tampan ini, bahkan dia hanya kenal pria itu dengan nama Sembrana, tanpa tahu asal usulnya dari mana.Wanita ini adalah seorang selir pejabat kerajaan yang merupakan korban asmara yang kesekian kalinya dari pemuda misterius tampan dan sangat sakti ini.Selir berbadan gemoy dan centil ini
Sembrana kini enak-enakan tidur di sebuah penginapan mewah, bercinta dengan Nyi Cuki dan dayangnya telah menguras energinya, sehingga dia memanfaatkan waktu tidur sepuasnya.Nyi Cuki dan dayangnya adalah korban kesekian yang dia perdaya dengan pesonanya, entah sudah berapa ratus wanita, bahkan gadis yang jadi korban asmaranya selama hampir 2 tahunan ini.Kenapa Sembrana jadi begini..?”Setelah kematian tragis Nyi Adora 3 tahunan yang lalu, dan Sembrana tak tahu siapa pelakunya, Sembrana berubah total.Hatinya yang lagi sayang-sayangnya sangat syok dan kecewa berat!Di usianya yang masih remaja, dan di masa puber penuh dengan angan-angan indah, apalagi setelah 2 bulan bersama, Sembrana kaget saat Nyi Adora muntah-muntah dan dua bulanan kemudian perutnya membesar, tanda hamil.Mereka bahkan berencana akan tinggal di sini sampai kelak Nyi Adora melahirkan, lalu akan berpetualang bertiga dengan anak mereka kelak.Setiap hari mereka selalu bermesraan, tiada hari tanpa bercinta,sehingga Nyi
Kamar yang sebelumnya hampir membuat ketiganya di perkosa oleh perampok, kini justru mereka yang aseek ‘memperkosa’ remaja tampan ini. Sebelumnya agar tak menimbulkan bau, Sembrana mengubur seluruh jasad perampok itu, dan kemudian kembali ke pondok untuk bercinta siang malam dengan 3 wanita cantik ini. Setelah bosan, Sembrana akhirnya mengantar ke 3 nya pulang, dengan harta jarahan para perampok yang tak sedikit ini. Setelah sampai di ujung desa, remaja sakti ini pun menghilang bak hantu dan meninggalkan ke 3 wanita ini, yang melongong kaget, karena ‘kekasih’ mereka selama seminggu menghilang bak hantu. Namun mereka terhibur, karena kini akan menjadi wanita-wanita kaya di desa mereka, sebab harta yang tak sedikit yang mereka ambil di sarang para perampok bakal membuat mereka hidup enak kelak. Namun suami-suami mereka tak tahu, diam-diam ketiga wanita ini sering teringat sang Pendekar Flamboyan yang tak bakal mereka temui lagi selamanya. Sembara juga mengambil sekantong koin em
Kakek Kofa lebih dulu membentak keras dan menyerang Sembrana, lengannya yang sudah terisi tenaga dalam penuh dan mengandung racun yang sangat mematikan.Si kakek ini agaknya ingin menghabisi secepatanya pemuda ini. Jurus Kakek Kofa menuju ke leher Sembrana.Gerakannya cepat dan kuat sekali, dan menyusul gerakannya ini, dia pun telah menerjang dengan jurus yang mirip tusukan ke arah leher dan perut Sembrana.Jurus ini sangat hebat, karena sambaran jurusnya yang menuju leher dan perut pemuda luar biasa dan sangat panas serta berbau amis. Tanda pukulan ini mengandung racun yang sangat jahat dan licik.Tapi Sembrana tak takut, karena dia sendiri sudah kebal racun, akibat gigitan ular kobra dan kalajengking dulu, dan kini bisa dengan mudah Sembrana gunakan tenaga dahsyat yang mengeram dalam tubuhnya.Sembrana tidak menjadi gentar atau gugup. Dengan tenang-tenang saja dia menggerakkan tangannya menangkis jurus yang menyambar leher dan perutnya secara beruntun.Putri Dafin yang tak kenal den
Setelah 3 hari berpisah dengan Pangeran Remibara dan juga istrinya Putri Dafina, dan pemuda ini belum juga menemukan jejak penculik si bocah Malaki, Sembrana beristirahat di sebuah kampung kecil yang lumayan rame.Matanya mulai awas memandang kelompok yang menculik si bocah tampan, yang tanpa dia sadari justru adik kandungnya sendiri, beda ibu.Saat duduk di sebuah warung yang lumayan rame, Sembrana melihat ada 3 pria yang juga baru datang dan berpakaian hitam-hitam.Lagak mereka bak penguasa saja di daerah ini, ketiganya sangat di hormati semua orang yang sedang makan dan minum di tempat ini.Bahkan para pelayan dan si pemilik warung sampai terbungkuk-bungkuk melayani ke 3 pria ini.Karena pakaiannya yang mirip dengan 5 orang yang berhadapan dengan Putri Dafina lah yang membuat Sembrana kini jadi tertarik dan memperhatikan dengan seksama.Sembrana sengaja tak mau bikin masalah di tempat ini, karena ia bermaksud akan membuntutik kelak kemana
Ketiga orang berbaju hitam itu lalu pergi dari sana, mereka kalah telak karena ketakutan golok dalam pandangan mereka tiba-tiba saja berubah jadi ular.“Ngapain di tinggal golok buat nyembelih babi, nihh ku kembalikan!”Si gadis cilik ini berdiri dan kembali semua orang melongo, saat dia dengan antengnya menggunakan kakinya yang pakai sepatu baru, menendang ketiga golok itu dan golok-golok itu terbang sangat cepat lalu tepat mengenai kepala ke 3 orang yang sedang berlari tersebut.Hebatnya, golok hanya gagangnya yang kena, bukan mata goloknya, sehingga kepala mereka benjol sebesar telor. Ini sebuah pertunjukan tenaga dalam yang luar biasa dan hanya orang yang berkepandaian tinggi saja mampu melakukannya.Tertawaan warga bergema melihat ke 3 orang preman ini lari tunggang langgang sambil memusuti kepala mereka yang benjol dan masih sempat mengambil golok lalu kabur.Benar-benar kekalahan telak yang sangat memalukan di tangan seorang gadis kecil yang nakal dan ceria ini. “Hebat…tapi
Melihat serangan Nenek Maut ini, Sembrana tak mau konyol dan jadi saaran pukulan panas dan sangat berbahaya ini.Sembrana lalu balas menghantamkan jurusnya yang sudah sempurna, yakni Bangkui Menerkam Elang.Nenek Maut kaget bukan main, serangan balasan Sembrana benar-benar lebih hebat dan lebih panas dari serangan yang dia lancarkan.Jurus Nenek Maut selain panas, juga di kerahkan dengan sepenuh tenaga dalam, sehingga dia yakin sekali, sekali hantam pemuda ini akan tewas seketika.Namun Nenek Maut kecele, Sembrana sedikit pun tidak mau mengalah terhadap serangan panas ini.Memang Sembrana masih mendongkol sekali kepada Nenek Maut ini yang dulu menculik Putri Mila walaupun diangkat jadi murid. Dan juga dulu ikutan menghajar para murid-murid dari tiga padepokan besar, saat berebut mestika ular raksasa di Telaga Hantu.Sembrana ingin beri pelajaran sekaligus menguji sampai di mana kehebatan jurusnya yang selama 3 tahunan ini jarang mendapat lawan sepadan.Kini terbuka kesempatan baginya
Saat berpaling Putri Remi kaget melihat wajah Sembrana yang agak pucat dan terdiam membisu begitu.“Ihh abang kenapa sih, kok diam dan…wajah abang pucat, apakah abang terkena pukulan dari si Nenek Maut?”“Ahhh nggak, abang hanya masih kaget, tak di duga kamu putri Paman pangeran Remibara dan Bibi Putri Dafina dan hebatnya lagi kamu malah jadi murid Nenek Maut!” sahut Sembrana berbohong.“Udah yukks bang, mari kita cari di mana mereka menyembunyikan adikku Malaki, tenang saja, walaupun abang sudah bunuh Nenek Maut yang juga guruku, aku tak bakal balas dendam ke abang, kan dia mati bukan di curangi, tapi melalui pertandingan jujur!” cetus Putri Remi bak orang dewasa.Saat itulah baru keduanya sadar, ke mana 5 orang baju hitam pergi dan tak terlihat lagi.“Remi, aku curiga para penculik adik Malaki pasti para pria berbaju hitam tadi, sebab pakaian mereka mirip sekali, juga tadi saat mengeluarkan jurusnya!”“Oh ya…benar juga, tapi di mana sarang mereka bang..?”“Tunggu sebentar...!”Sembr
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma