Putri Gea pun minggir, entah mengapa Putri Grea malah berdiri di dekat Remibara, keduanya terlihat cuek-cuekan saja, padahal jarak mereka dekat sekali, Remibara lebih tinggi setelinga dari Putri Gea.Tentu saja keduanya tak pernah tahu kalau bersaudara, sama-sama anak-anak Sembara beda ibu, usia mereka beda setahun, Remibara jelang 11 tahun dan Putri Gea hampir 12 tahunan.“Kira-kira siapa yang menang,” Remibara duluan ngajak bicara, tapi matanya melihat dua orang yang kini sudah bersiap bertarung.“Tentu guruku donk, dia hebat, ahli sihir, ahli terbang dan bisa bikin air jadi es, lihat saja!” sahut Putri Gea sambil mengangkat dagu.“Gitu ya…baiklah kita lihat, apakah si Jenggot kalah melawan si kakek kurus cebol,” sahut Rembara cuek, bak orang dewasa.“Ih kamu cowok apa cewek sih, jangan-jangan cewek berbaju lelaki,” Putri Gea kini menatap Remibara.“Hmmm…laki-laki lah, apa perlu aku buka celanaku!”“Ihh najissss, lelaki kurang ajar kamu!” Putri Gea langsung kumat penyakit marahnya.
Baca selengkapnya