Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 361 - Bab 370

Semua Bab Pendekar Romantis: Bab 361 - Bab 370

537 Bab

Bab 381: Malaki Kaget Tahu Ayah Remibara

Sehingga setelah mendengar si gendut berteriak jurus menari di atas awan, si Kurus ikutan terperanjat bukan main, dengan tersaruk-saruk diapun kabur dari sana.Si wanita parobaya inipun tidak berusaha mengejar, tapi dia segera menolong Bik Inai yang kini sudah siuman kembali.“Paman…bibi...tolong bunda aku, dia di keroyok orang jahat!” Remibara kini bicara lagi sambil menarik tangan wanita parobaya ini bermaksud kembali ke pondok mereka.“Di mana bunda kamu anak tampan!” sahut wanita yang memegang lengan Remibara.“Mari bi…ibuku sendirian, musuhnya 4 orang!” Remibara lalu menarik lengan wanita ini.“Kamu susul kami yaa, kami akan berusaha menolong ibu dari anak itu!” Bik Inai hanya mengangguk.Pria tua dan dua wanita inipun lalu bak terbang menuju di mana pondok yang Remibara maksudkan, wanita ini malah menggendong Remibara hingga anak kecil itu kaget bukan main melihat kesaktian tiga orang ini.Dia sampai memejamkan mata saking cepatnya gerakan wanita yang tak di kenalnya ini.Dan se
Baca selengkapnya

Bab 382: Bertemu Saudara yang Kalem dan Berwibawa

Saat istirahat, keduanya meminta Remibara bersilat, lalu kedua nenek yang masih cantik ini bergantian memberi petunjuk pada si kecil rupawan ini.Tepat seperti dugaan Malaki, Remibara sangat cerdas dan berbakat, semua petunjuk kakek dan kedua neneknya mudah sekali dihapal dan dilaksanakan Remibara.Namun, satu hal yang membuat Malaki dan ketiga istrinya ini kadang geleng-geleng kepala, Remibara terlalu tergesa-gesa.Belum selesai satu jurus, dia sudah ingin melompat lebih tinggi, sehingga Putri Kinanti yang bawel sering negur cucu tampannya ini.Sedangkan Tengku Mimi yang kadang gemes tak segan mencubit pipi Remibara yang kemerah-merahan bak cewek.Akibatnya makin sayanglah Remibara pada kedua neneknya ini, dia tak pernah membantah apapun perintah kedua neneknya, inilah yang membuat dua pendekar wanita ini makin menyayangi Remibara.Putri Kinanti bahkan seolah melihat mendiang Pangeran Dipa dalam diri Remibara, Sehingga Putri Kinanti luar biasa sayangnya ke Remibara, bahkan anak kecil
Baca selengkapnya

Bab 383: Prabu Sembara tak Tahu Remibara Anak Kandungnya

Remibara tentu saja senang sekali di ajak ke Kotaraja Bajama, dia tak memikirkan apakah akan bertemu ayah kandungnya atau siapapun, dipikirannya adalah ingin melihat Kotaraja.Kadang-kadang dua anak kecil ini saling berlomba berlarian, agar cepat sampai, Putri Kinanti dan Tengku Mimi sampai berteriak memanggil keduanya, khawatir kalau ada apa-apa.Tapi di saat lain, agar cepat sampai, kedua anak kecil ini di gendong kakek neneknya, lalu berlari luar biasa cepatnya, hingga perjalanan yang harusnya di tempuh 2,5 bulan, terpangkas hanya 2 minggu, saking hebatnya kesaktian Malaki dan ketiga istrinya.Mereka datang saat Ibu Suri nenek Selasih sudah 1 hari meninggal dunia, begitu sampai di Kotaraja, Remibara melongo melihat kemajuan ibukota kerajaan ini.Ratusan pengawal yang menyambut kedatangan mantan Raja dan permaisuri sekaligus Putra Mahkota ini sampai bingung melihat ada anak kecil yang sangat tampan, awalnya dipikir mereka Remibara ini cewek.Kertamalaki senyum-senyum saja melihat ul
Baca selengkapnya

Bab 384: Duka Malaki dan Kedua Cucunya

Putri Kinanti sejak muda orangnya tak sabaran dan mudah terpancing, mendengar ucapan Dawina, si nenek ini langsung mendelik dan tiba-tiba serangkum serangan dahsyat membuat Dawina terpaksa melompat tinggi. Pucat wajah Dawina, tak dia sangka si nenek ternyata sangat hebat, untung selama 6 tahunan lebih ini dia sudah memperdalam ilmu kanuragannya dengan Ki Pandit, yang juga diam-diam memanfaatkan tubuh molek Dawina dengan imbalan kesaktian dahsyat, persis seperti Putri Remi dulu, sehingga serangan itu luput. Melihat hal itu, Ki Sohail, Ki Jantra dan Dua Pendekar Bayangan langsung turun tangan, kini Putri Kinanti harus kerepotan juga meladeni serbuan 4 orang ini. Dia terdesak, tapi di saat itu, tiba-tiba muncul lah Tengku Mimi dari dalam pesanggrahan, tanpa banyak tanya dia langsung membantu madunya, bahkan tak lama kemudian Putri Galuh juga muncul dengan pedang di tangan, sehingga ke 3 nenek ini sekaligus di keroyok. Melihat hal itu Ki Pandit dan 5 orang tak di kenal juga turun tanga
Baca selengkapnya

Bab 385: Musuh Datang Lagi

Setelah hampir satu jam membiarkaan kedua cucunya menangis dan berduka, Malaki yang saat itu bersemedhi membuka mata.“Kertamalaki, Remibara…sudah cukup bersedihnya, ingat pelajaran kakek dulu, tak boleh bersedih terlalu lama, karena akan menyulitkan orang yang sudah meninggal masuk surga, ayo kita kebumikan jasad nenek-nenek kalian,” Malaki lalu mengangkat jasad Putri Kinanti, Kertamalaki mengangkat jasad Putri Galuh dan Remibara memeluk dan menciumi jasad Tengku Mimi.Kenapa Remibara begitu mencintai nenek Tengku Mimi, itu tak lain karena beberapa tahun yang lalu Tengku Mimi sudah membuka rahasia Remibara, kalau dia bukan orang lain bagi neneknya ini, karena mendiang ibunya Putri Remi sepupu dari Tengku Mimi.Bahkan diam-diam Tengku Mimi memberikan Remibara sebuah kalung emas putih buat keponakan sekaligus cucu luarnya ini.Tengku Mimi juga buka rahasia, kalung itu mampu mengobati racun apapun, kehebatannya bisa menyedot racun yang mengeram dalam tubuh.Kalung itu di simpan Remibara
Baca selengkapnya

Bab 386: Ditolong Dua Wanita Cantik

Ki Pandit kaget juga mendapat serangan dahsyat untuk ukuran anak kecil berusia 10 tahun ini, namun si jangkung hitam ini tak percuma sebagai tokoh sakti.Walaupun kaget, dia dengan mudah menghindar, tapi hatinya yang masih kaget membuat Ki Pandit kini tak mau lagi anggap remeh kedua bocah bangsawan ini.“Ha-ha-ha..hitam jelek, sudah ku bilang kan, anak ini istimewa, hati-hatilah, atau tubuh jangkung mu hancur di cabik-cabik jurus Harimau Menerkam Mangsa!” ejek si jenggot kambing, yang diam-diam juga tahu jurus hebat ini.Kembali Remibara menerjang si jangkung hitam, tapi si jangkung ini sengaja ingin menguji sampai di mana kehebatan Remibara. Panas juga anak kecil yang tubuhnya sudah seperti remaja ini.Kali ini Remibara tak lagi menyerang, tapi ia berdiri terpentang dan diam menunggu, saat itulah si Jangkung mencoba menotok tubuhnya, akan tetapi si jangkung ini kembali kaget bukan kepalang, tiba-tiba saja tenaga dalamnya membanjir keluar.“Hahhh setan…dia juga menguasai jurus membeto
Baca selengkapnya

Bab 387: Sembara Kaget Tahu Jatidiri Remibara

“Huh tak perlu kamu tahu siapa kami, kamu sudah mengganggu mertua kami, maka kami tak akan memberi ampun!” sahut satu wanita berbaju abu-abu yang terlihat lincah dan ganas itu. “Mertua…jadi kalian berdua ini…istri-istri dari Prabu Sembara…woww…hebat sekali, emank keluarga banyak bini ternyata? He-he-he…!” kagetnya Ki Jenggot sekaligus mengejek Malaki dan Prabu Sembara, juga dua wanita ini.“Banyak bacot si jenggot bau ini hiattt…!” wanita yang berbaju abu-abu ini langsung menyerang dahsyat diikuti wanita satunya yang lebih kalem dan pendiam.Sibuk juga Ki Jenggot menerima serangan-serangan dahsyat dari dua wanita yang mengaku istri-istri Prabu Sembara ini.Bertambah kaget lagi Ki Jenggot melihat dua wanita hebat yang saat ini menyerang dirinya sangat hebat kerjasamanya, Ki Jenggot terpaksa menggerakkan tangannya dan bergerak sangat cepat menghindari dua serangan bertenaga dingin ini.Dua wanita ini ternyata sadar bahwa menghadapi lawan sakti ini harus kerjasama, bila yang satu menyer
Baca selengkapnya

Bab 388: Si Cantik Berbaju Abu-abu

Kita kilas balik ke beberapa tahun sebelumnya dari yang ada saat ini.! Kenapa Prabu Sembara menambah dua istri sekaligus, bukan semata hanya selir, seperti kebiasaan para Raja-raja sebelumnya. Setelah menjadi Raja menggantikan ayahnya, Prabu Malaki, sebagai raja baru Prabu Sembara harus membenahi kerajaannya ini. Bukan waktu yang singkat dalam membenahi kerajaan yang ditinggalkan ayahnya, Sembara harus berhati-hati mengambik setiap keputusan. Karena sudah menjadi semacam hukuma alam sejak dulu, setiap tindakan dan ucapan seorang raja adalah undang-undang yang tak tertulis, dan hukumnya wajib bagi semua rakyatnya mentaati. Berbeda dengan Prabu Malaki, Prabu Sembara lebih tegas, ia mengganti beberapa pejabat kerajaan yang sudah berusia tua dengan yang muda-muda. Walaupun banyak diam-diam protes, karena merasa sudah nyaman bertahun-tahun jad pejabat kerajaan sejak jaman Prabu Malaki, tapi kini tahu-tahu di ganti. Hanya tiga orang yang bertahan, yakni Panglima Ki Dusman dan Hakim Ag
Baca selengkapnya

Bab 389: Si Cantik yang Lucu

“Bidadari gundulmu, rupanya kamu ya yang suka membeli wanita-wanita muda dengan meminjamkan uang dengan bunga tinggi, lalu kalau tak mampu bayar maka kamu minta tebusan anak gadis!” semprot wanita cantik ini.“A-nu…anu…iya sih, ehhh nggak donkkk…mana aku tertarik dengan gadis-gadis cilik, tapi kalau dengan kamu, mau minta apa aja aku penuhi, rumah mewah, ayoo, emas kayak di leher saya ini, bahkan lebih gede lagi, nggak masalah hehe…hekkkkk!” si gendut ini langsung mulas tak terkira, karena perutnya yang segede gentong terpukul sangat keras oleh wanita cantik ini.Padahal jaraknya masih 3 meteran, tapi dengan kecepatan yang bak kilat, dia sudah menendang perut besar si Juragan ini, hingga terjatuh terguling di tanah, itulah demontrasi tenaga dalam yang si Cantik ini perlihatkan.“Hebat, jurus asmara sudah dikuasinya dengan baik!” batin Sembara sambil terus memperhatikan ulah si gendut dan si Cantik ini.Melihat itu, 3 anak buah si juragan gendut ini langsung marah dan mereka kini mengu
Baca selengkapnya

Bab 390: Kadipaten Pangsa Memberontak!

Ki Puni langsung menyerang, namun si cantik ini dengan lincah bergerak, bahkan sebuah tendangan tepat menerpa punggung Ki Puni, hingga jagoan rumah judi ini terkapar di tanah.“Baru satu jurus jenggot, kamu udah jatuh ajee…masih dua jurus lagi,” ejek si Cantik ini, hingga warga kini takut-takut berani tertawa melihat Ki Puni, yang kini bangkit dengan wajah benar-benar marah.Sratttt…dia pun mencabut goloknya, lalu menyerang lebih ganas lagi, lenyap sikap meremehkannya, karena si cantik ini benar-benar lihai.Si cantik ini lalu melompat tinggi dan bak elang mematuk mangsa dia meluncur ke bawah, tangannya seakan mau mencengkram wajah Ki Puni, tentu saja Ki Puni kelabakan karena serangan ini dari atas dan meluncur sangat cepat.“Jurus keduaa…!” seru warga serempak, kali ini Ki Puni lolos dari cengkraman karena dia bergulingan kembali di tanah, wajahnya pucat bukan main, hampir saja wajahnya kena cengkram jari lentik si cantik ini.Namun Ki Puni tak bisa bernafas lega, serangan berikutnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3536373839
...
54
DMCA.com Protection Status