Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 351 - Chapter 360

537 Chapters

Bab: Dawina Pimpinan Naga Hitam

Suki yang penasaran melihat rekannya belum berhasil merobohkan pemuda ini lalu meminta rekannya segara cabut pedang.“Kita selesaikan segera Miu, bikin lama saja!” teriak Suki. Sratttt…Miu pun mencabut pedang dan kini serangan Miu makin ganas saja. Si pemuda ini ternyata sangat lihai dia pun tetap enteng-enteng saja menghindar.Suki yang melihat rekannya malah seperti di permainkan panas juga, dia pun maju membantu dan kini di pemuda asing ini dikeroyok dua wanita cantik ini.Namun si pemuda ini memang hebat, merasa cukup main-main, dia merubah gaya silatnya, kini dia melompat lalu dialah yang kini menerjang keduanya, sehingga dua wanita ini jatuh lintang pukang.Tapi tak ada yang terluka, hanya pedang keduanya terlempar, tanda mereka sudah kalah secara telak dan memalukan, apalagi disaksikan puluhan warga.“Awassss kamu…tunggu pembalasan kami!” Suki mendengus marah, kedua pun lalu bangkit dan pergi dengan cepat sambil memungut pedang-pedang mereka.Pemuda ini seakan cuek saja, dia me
Read more

Bab 372: Bertemu Lawan Sepadan

Setelah hampir 3,5 jam, menjelang sore Sembara dan Hashimi sampai juga di Lembah Anai, lembah ini ternyata sangat indah, karena berada di sisi bukit pegunungan meratus.Dari lembah ini terlihat hamparan hutan yang menghijau, juga nun jauh di sana kampung tadi barusan mereka tinggalkan, terlihat asap dari rumah warga, lalu seakan membentuk halimun tipis.Sebagai pria romantis, otomatis Sembara terdiam sambil memandang keindahan alam ciptaan Tuhan ini, hatinya mendadak damai dan sesaat sifat ganas dalam dirinya hilang.Namun dia tak bisa lama-lama memandang ke indahan alam ini, karena Hashimi menowel lengannya.“Bang…lihat Dawina dan anak buahnya sudah datang!” mendengar suara ini, otomatis Sembara pun menoleh dan ia kini memandang rombongan Dawina.Bukan Dawina yang menarik perhatiannya, tapi seorang kakek tua yang terlihat bongkok dan berwajah serius dan menatap dirinya dengan tatapan sangat tajam dan menusuk.Sepintas Sembara sudah bisa menggambarkan betapa kuatnya kesaktian kakek in
Read more

Bab 373: Terjatuh Ke Jurang Bersama Putri Remi

“Bangsaat, terima jurus membunuh bayangan milikku,” teriaki Ki Pandit sambil memukul lurus ke depan.Sembara tak mau menyambut, karena ia tahu jurus ini sangat kuat dan tentu saja ia belum tahu sampai di mana kekuatan jurus ini.Gagal jurus pertama, Ki Pandit makin ganas menyerang Sembara, kali ini lari berputaran di sekelilingnya tubuh Sembara.Gerakannya sangat cepat dan Sembara pun sampai harus memejamkan mata, karena gerakan Ki Pandit bak kilat.Melihat musuhnya memejamkan, Ki Pandit lalu melancarkan pukulan yang sangat dingin, suaranya berciutan nyaring.Kali ini Sembara sengaja menyambut dengan jurus yang sama dinginnya, hingga hawa pukulan keduanya membuat puluhan anak buah Dawina menggigil kedinginan.Dawina dan Hashimi yang berilmu tinggi pun sampai harus mengerahkan kesaktiannya, agar tak terpengaruh pukulan yang bisa bikin beku tubuh ini.“Cepat kalian menjauh dan bersembunyi!” perintah Dawina pada hampir 30 an anak buahnya, karena dia melihat anak buahnya makin menderita s
Read more

Bab 374: Gigitan Ular Beracun

Sembara lalu menarik tubuh Putri Remi dan berbarengan dengan itu seekor ular tiba-tiba mematuk kaki si putri yang masih hilang ingatan ini.Kaget bukan main Sembara, dia langsung memukulkan tangannya, serangkum pukulan panas membuat ratusan ular ini berhamburan dan mati.Namun, mereka balik lagi dengan jumlah malah makin banyak, Sembara kaget sekali, ular ini seakan tak takut mati.Kepala mereka semuanya gepeng, tanda ini jenis ular kobra yang sangat beracun, saking konsentrasinya melihat ular-ular ini, Sembara sampai tak memperhatikan kondisi Putri Remi yang terlihat kejang-kejang akibat gigitan seekor ular tersebut.Sembara tahu ular paling takut dengan api atau hawa panas, dia pun mundur ke dinding gua sambil mengangkat tubuh Putri Remi, kaget bukan main Sembara melihat tubuh si putri ini kejang-kejang.Setelah meletakan tubuh Putri Remi, Sembara lalu buru-buru menyalakan api, untung banyak ranting dan juga daun kering di dalam gua ini.Setelah menyala, Sembara lalu melemparkan ke
Read more

Bab 375: Efek Daun Ajaib Bikin Sembara dan Putri Remi Lupa Diri

Saat itulah Putri Remi melihat ada piring dan dua gelas di sisi air dangkal itu, lalu piring dan gelas itu dia ambil dan di bersihkannnya.Setelah selesai mandi, Putri Remi kembali memakai jubah milik Sembara, pakaianya yang compang-camping tadi dia buang ke sudut gua.Lalu Putri Remi dengan kesaktiannya memanaskan gelas berisi air tadi, bunya berbau harum yang rasanya kayak kopi tadi dia masukan ke dalam gelas itu.Tak lama Sembara pun datang dan membawa lumayan banyak telor burung walet, Sembara lalu memasukan telor-telor tadi ke dalam air dangka, lalu dia menyalurkan hawa panas ke dalam air itu dan mendidihlah air tersebut dan masaklah puluhan telor-telor itu.“Darimana kamu dapat dua gelas itu putri, kok baunya harum kayak bunga mawar?” “Tadi saat aku mandi, aku melihat bunga ini, setelah ku cium baunya sangat harum, lalu aku gosok ke gigi dan badanku, saat aku makan sedikit, aroma rasanya kayak kopi, makanya nih ku buat di dalam gelas, satu buat kamu dan satu buatku, ayo kita m
Read more

Bab 376: Pulang Kembali ke Istana

Tak ada yang tahu, kelak anak rupawan dari Putri Remi akan menggegerkan Kotaraja Hilir Sungai dan pastinya mengagetkan sang ayah kandungnya, Pangeran Sembara.Setelah kini berpisah dengan Sembara, yang pastinya membawa kenangan yang tak pernah bakal Putri Remi lupakan, karena justru dari Sembara lah dia malah memperoleh keturunan.Padahal dulu Putri Remi sempat naksir berat dengan ayah Sembara, Prabu Malaki, saat sang maharaja ini masih berstatus pangeran.Walaupun Prabu Malaki kala itu juga menyukainya, namun sang Prabu ini tak mungkin mengkhianati tiga istrinya, Permaisuri Kinanti, Putri Galuh dan Tengku Mimi.Apalagi kala itu Prabu Dipa masih hidup dan bertahta, serta menjadi seorang selir yang sangat disayangi saudara kembarnya itu.Siapa menduga perjalanan hidup Putri Remi malah jadi membulet kayak benang kusut, tak di nyana dia malah hamil dan melahirkan seorang bayi calon bangsawan tinggi.Setelah satu hari bersama sang putra Prabu Malaki ini, di gua milik bekas Pandekar Asmara
Read more

Bab 377: Jadi Raja Hilir Sungai

“Bangkitlah Pangeran Sembara…syukurlah kamu pulang seminggu sebelum peresmian kamu sebagai Putra Mahkota…istri kamu Putri Ranina sudah ada di sini sejak 7 bulan yang lalu, silahkan kamu temui dia, kasian siang malam selalu termenung memikirkan dirimu,” ceplos Prabu Malaki sambil tersenyum.Sembara lalu bangkit, andai tak di tegur Prabu Malaki ia akan langsung terbang saja menuju kamar Istana di mana istrinya berada.Setelah memberi hormat pada Perdana Meneri Ki Burdah, Panglima Dusman dan Ki Parimpi, Sembara lalu permisi dengan mundur perlahan dan dia benar-benar bak terbang menuju kamar di mana istrinya berada.“Dusman, Parimpi, Burdah…kalian lihatkan kesaktian Sembara makin hebat saja, entah belajar dengan siapa lagi dia selama 2 tahunan ini!” Dusman dan Ki Parimpi serta Ki Burdah langsung mengangguk.Ke empatnya kemudian kembali rapat khusus, terkait pengangkatan Sembara sebagai putra mahkota dan pastinya kejutan buat sang pangeran ini.Begitu masuk ke kamar di mana istrinya sedang
Read more

Bab 378: Putri Remi dan Remibara

Anggapan Sembara setelah jadi Maharaja ia seperti masih sebelum naik tahta salah besar, ternyata sangat banyak pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan.Sebagai Maharaja baru, selain menerima ratusan tamu siang hingga malam, Prabu Sembara juga disibukan dengan kunjungan-kunjungan ke berbagai kadipaten yang selama ini dianggap bergejolak, sehingga perlu di redam, baik secara halus maupun kekerasan.Sembara benar-benar kerja keras membenahi kerajaan Hilir Sungai. Prabu Sembara juga harus menata pemerintahannya dengan baik, pejabat-pejabat tua harus di ganti (karena pensiun) dengan yang lebih muda, dan yang dianggap tak cakap, wajib diganti dengan yang lebih mampu, walaupun dari keluarga sendiri.Prabu Malaki tak begitu saja lepas tanggung jawab, dia diminta Prabu Sembara untuk ikut jadi penasehat utamanya, bekas raja ini pun mengiyakan keinginan anaknya ini.Yang paling menyita pikiran dan menguras pikiran Prabu Sembara tentunya memodernisasi persenjataan atau alat tempur pasukan Keraja
Read more

Bab 379: Akhir Tragis si Putri Selir

“Muridku, tak kusangka selama lebih 4 tahun lebih kamu malah tinggal di sini, setelah terjungkal ke jurang dan kini sudah sembuh. Kamu kini makin matang dan cantik saja muridku, katanya kamu sudah memiliki anak ya…siapa ayah anak kamu itu muridku, dan dimana dia kini, apakah sedang tidur di pondok itu?” cetus Ki Pandit lemah lembut sambil tersenyum melihat bekas murid kesayangannya ini tetap cantik, walaupun tak glamour seperti dulu.Dulu demi memperoleh kesaktian dari pendekar jangkung asal India ini, Putri Remi terpaksa tidur beberapa kali dengan gurunya ini, sehingga dia memperoleh kesaktian yang tinggi.Kini melihat Ki Pandit bicara begitu, berasa mau muntah si putri ini, menyesal dia dulu mau tidur dengan si kakek tua ini, walaupun saat itu dia terpaksa mabuk dulu, karena dulu jijik harus bercinta dengan si hitam jangkung ini.Tapi Putri Remi diam saja, dia tak menyahut ucapan bekas gurunya ini.“Apakah…ayah anak itu Sembara, setelah kalian terjungkal ke jurang, lalu masih hidup…
Read more

Bab 380: Tanpa Disadari Ditolong Kakek-Neneknya Sendiri

Remibara langsung membalik tubuh ibunya, ternyata Putri Remi masih hidup dan dia berusaha tersenyum melihat anaknya tak apa-apa. Putri ini makin tersenyum lega karena melihat siapa orang yang berada di belakang anaknya, hatinya kini benar-benar plong.“Putri Remi…?” kagetlah Malaki dan Putri Kinanti, saat Tengku Mimi mendekat dan berseru kaget, saat melihat sepupu jauhnya ini terluka berat.Malaki lalu ikut berjongkok dan menempelkan tangannya ke punggung Putri Remi setelah di bantu Tengku Mimi agar bisa duduk.Setelah menerima hawa sakti, dada Putri Remi kini agak longgar, sehingga dia bisa sedikit agak plong bernafas. Tubuhnya di tahan Tengku Mimi, karena kondisinya sangat lemah.“Putri Remi apa yang terjadi…kenapa kamu bentrok dengan mereka itu, anak kecil ini…apakah dia anak kamu?” seru Tengku Mimi.“Te-terima kasih…prabu…kakakkuTengku Mimi…Kinanti…iya…dia anak kandungku, a-aku..titip anakku…didiklah di-dia dengan baik...Remibara…ka-kamu harus menghormati ketiga kakek dan nenek in
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
54
DMCA.com Protection Status